NovelToon NovelToon
Memori Pena

Memori Pena

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Slice of Life / Idola sekolah
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kepik Senja

Sebuah pulpen langganan dipinjam Faiq kini tergeletak begitu saja, pemuda yang suka menggodanya, mengusiknya dengan segala cara, ia tidak pernah kehabisan akal untuk mengerjai Vika.

Vika memandanya dengan harap si tukang pinjam pulpen itu akan kembali. Ia memelototi pulpen itu seolah memaksanya membuka mulut untuk memberitahu dimana keberadaan Faiq.
••••••••

Goresan Pena terakhir ini

Kini tinggalah kenangan

Yang pernah kita ukir bersama

Sekarang kau tak tahu dimana

Tak ada secarik balasan untukku

Akankah titik ini titik terakhir

Yang mengakhiri kisah kita?

Kisah kau dan aku


-Vika Oktober 2017



⏭PERHATIAN CERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR, BILA ADA KESAMAAN TOKOH MAUPUN TEMPAT, DLL. MERUPAKAN MURNI KETIDAK SENGAJAAN⏮

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kepik Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Monokrom #2

...silahkan razia typo dan lain-lain, karena pasti akan ada banyak typo kedepannya, silahkan berkomentar....

...|Happy Reading|...

...••★••...

Seorang pria terlihat linglung ketika lift sudah berhenti, ia buru-buru merogoh saku celananya untuk mengambil benda pipih yang setia menemaninya selama ini, beginilah nasib jomblo hanya gawai yang paling setia menemani di saat suka maupun duka. Pria itu sibuk mencari ID caller seseorang yang hendak ia hubungi, langsung saja ia menelepon ketika menemukan ID caller orang itu.

"Vik, apartemen lo belok mana abis lift?" tanya Aries, ya pria itu adalah Aries ia langsung spontan bertanya kepada Vika tanpa perlu berbasa-basi terlebih dahulu.

"Halo Kak, belok ke kiri aja nggak jauh dari lift kok." jawab Vika di sebrang sana. "Oke."

Tutt Tutt

Hanya sekedar menanyakan itu dan Aries langsung mematikan sambungan teleponnya. Sebelumnya memang Vika sudah menelepon Aries untuk menjemput Faiq, kenapa bukan Zaki? Karena Vika lebih akrab dengan Aries, Aries yang gampang berbaur dari pada dua sahabatnya, dia juga lebih cepat akrab dengan semua orang. "Kak bangun, sebentar lagi Kak Aries dateng."

"Iya, ekhem ... bisa ambilin gue minum?" Vika mengangguk kemudian mengambil air di dapur, jangan heran kenapa masih ada air dan bahan masakan lainnya. Sebelum Vika pindah ke apartemen ini memang pemilik sebelumnya sudah bertemu langsung dengan Vika, dirinya sengaja meninggalkan bahan-bahan dapur yang masih tersisa untuk Vika. "Ini airnya, Kak. Eh Kak Aries, baru masuk Kak?" Vika sedikit terkejut mengetahui pria yang baru saja ia telepon sudah berada di hadapannya.

"Iya, abis pintunya kebuka." ujar Aries tanpa merasa tak enak sama sekali, Vika mengangguk faham.

"Sengaja aku buka tadi, 'kan gak boleh berduaan dengan lawan jenis di tempat yang tertutup kayak gini." Aries mengangguk, ia memahaminya memang agama Vika melarang itu apa lagi Vika suku jawa yang kental akan adat-istiadat dan juga tata krama, "Kak Aries mau minum teh atau kopi?"

"Eh, nggak usah gue mau langsung pulang aja, Faiq juga jadi bisa istirahat di rumahnya, Yuk Iq, bisa bangun sendiri nggak?" mendengar itu Faiq langsung bangkit tadi posisi duduknya. "Kita pulang dulu ya, jangan lupa kunci pintunya."

"Iya hati-hati, Kak."

Seseorang pria bertopi melihat gadis itu memasuki kamarnya setelah mengantar kedua tamunya, ia tersenyum melihat itu. "Gara-gara kalian gue jadi buronan sekarang, tunggu aja pembalasan gue!" Pria itu membetulkan topinya agar wajahnya sedikit tertutupi, kemudian ia berjalan berlawanan arah dengan kepergian Faiq dan Aries.

***

"Huft, waktunya beres-beres. Buku-buku semuanya aman di koper kecil, lalu seragam–" telepon Vika bergetar, hal itu membuat perhatiannya kepada koper-koper didepannya menjadi teralihkan.

Anandita Pratistha: Lo pindah ke apartemen Vik?

Nalita Ekklesia : Jahat lo yah! Enggak ngasih tahu kita, masa kita tahunya dari Kak Aries

Vika Syafara : Eh, maaf aku buru-buru pindah jadi lupa mau kasih tahu kalian

Anandita Pratistha : Yaudah sekarang kita ke apartemen lo ya!

Vika Syafara : Masih berantakan, jangan dulu!

Anandita Pratistha: Justru karena masih berantakan makanya kita bantuin beresin sekalian, iya nggak Lit?

Nalita Ekklesia : Yoi!

Vika Syafira : Jangan gitu, aku enggak enak ngerepotin kalian

Anandita Pratistha : Kayak sama siapa aja, Vik. Udah ah gue mau ke apartemen lo nih.

Yuk Ta!

Nalita Ekklesia : Ayo!!

"Engga ada camilan, pesan online aja deh." Tangannya dengan cekatan menekan aplikasi hijau, lalu menekan makanan ingin ia hidangkan untuk kedua temannya. Sambil menunggu pesanannya datang Vika menuju dapur untuk membuat teh hangat. Pemilik apartemen sebelumnya sangat rajin jadi tak perlu waktu lama bagi Vika untuk menghafal tata letak bahan-bahan di dapur.

***

"Dita, lo liat itu ada cowok tingkahnya aneh gitu." ucap Lita sambil menunjuk pria yang dia maksud dengan lidah dalam rongga mulutnya ia terlihat tembam karena itu. Melihat tingkah sahabatnya yang aneh Dita langsung menengok ke arah yang Lita tunjuk.

"Iya, kayak teroris tahu nggak, mana pake topi kemajuan lagi." Dita kini sedang fokus memarkirkan mobilnya, di saat yang bersamaan pria yang mereka bicarakan masuk kedalam mobil di sebelah mereka.

"Catet, catet plat nomornya!" bisik Lita, Dita langsung mengangguk ia melihat plat nomor mobil itu, lalu buru-buru mencari ponselnya untuk mengetikan nomor polisi itu.

"Udah? Kita harus ke Vika sekarang juga, firasat gue enggak enak." Lita langsung turun begitu mengatakan kalimatnya, ia berjalan tergesa-gesa di susul oleh Dita, sedangkan pria yang mereka bicarakan menatap Dita dan Lita dengan aneh dari balik kaca mobil.

"Itu cewek kebelet apa? Sampe kayak gitu jalannya." ujar pria itu sebelum menjalankan mobilnya.

Dita dan Lita kini sudah berada di dalam lift, mereka hanya berdua di dalam benda yang berjalan ke atas itu.

"Sumpah itu cowok siapa sih? Tingkahnya aneh banget, kayak maling tahu nggak." Lita teringat kemarin-kemarin baru saja ada perampokan di kompleks rumahnya, gara-gara hal itu melihat seseorang yang bertingkah aneh membuatnya mengira orang itu maling atau teroris.

"Mana gue tahu, yang jelas kita harus kasih tau Vika."

Tingg

Pintu lift terbuka ketika sampai di lantai tempat unit Vika berada. Mereka langsung berjalan cepat menuju kamar Vika. Lita yang tak sabaran menekan bel berkali-kali.

"Iya-iya sebentar! Ya ampun Lit, kenapa mainan bel sih?" ujar Vika begitu membukakan pintu untuk kedua sahabatnya. Keduanya langsung melenggang masuk.

"Duh Vika, gue sama Dita baru aja liat cowok aneh!" Lita langsung duduk di sofa yang tersedia.

"Vik, gue ada catet nomer polisinya." ujar Dita, ia menyodorkan ponselnya yang menampakan notic bertuliskan nomor polisi.

"Tunggu kalian kenapa sih? Kok aneh gini? Emang cowok aneh gimana yang kalian lihat?"

"Cowok pakai setelan hitam terus pakai topi terlalu maju ke depan."

"Iya persis kayak mata-mata di film action!" sahut Lita.

"Kalian kebanyakan nonton film action kayaknya, cowok pakai pakaian begitu kan banyak, bukan cuma mata-mata atau sebagainnya."

"Dibilangin nggak percaya, kita tuh khawatir sama lo! Sekarang kan lo tinggal sendirian." ujar Lita.

"Iya makasih, yaudah minum teh dulu yuk, aku udah bikinin teh loh!" Vika beranjak dari tempatnya menuju dapur untuk mengambilkan teh kepada kedua sahabatnya.

"Nanti dulu Vik, kita bantu lo beres-beres dulu aja, lagipula tehnya masih panaskan?"

"Iya gue juga penasaran sama kamar lo, enaknya dihias kayak gimana yah? Gue ada banyak ide loh buat dekorasinya." ujar Lita menimpali, melihat kedua sahabatnya yang sangat bersemangat Vika langsung menarik kedua gadis itu menuju kamar barunya, yang masih berantakan dengan barang bawaan yang belum sempat dibereskan. Vika sangat bersyukur walau tak memiliki banyak teman setidaknya ia memiliki teman-teman yang pengertian dan juga baik dibanding memiliki banyak teman tapi hanya dekat bila dibutuhkan. Namun untuk saat ini ia belum berani bercerita tentang permasalahan dalam kehidupannya, termasuk alasan dibalik pindahnya ia ke apartemen.

•••

...*...

...*...

...*...

...TBC...

...Thanks for Reading 💙🌻...

...Jangan lupa like dan komen ya🫶...

...Luv You All💙🌻...

^^^🐞Kepik senja^^^

1
Tuti Asnawati
waaah udah tamat ajaa 👍
Tuti Asnawati
yuhuuu akhirnyaaa 😍😍😍
Tuti Asnawati
semoga itu memang keajaiban 😭 faiqnya udh sadar was was nya masih
Kepik Senja: ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠`⁠ʔ
total 1 replies
Kepik Senja
(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)
Tuti Asnawati
akhirnya sadarrrr faiqnya 😅
Kepik Senja: tunggu bentar lagi ya, seperti biasa jam 5 update 🌻
total 1 replies
Tuti Asnawati
semoga faiqnya segera membaik 😭🙏
Kepik Senja: ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠`⁠ʔ
total 1 replies
Erma Wati
samngat tour...critany bgus
Kepik Senja: terimakasih 🌻
total 1 replies
Tuti Asnawati
zoya kayanya nti sama zaki yaa 🤭
Kepik Senja: Zaki lagi disuruh insyaf sama bapaknya biar UN nya lanca tanpa pikir pacar🤭
total 1 replies
Tuti Asnawati
semoga faiqnya cepet sadar
Tuti Asnawati: iyaa 🤭
Kepik Senja: kangen chapter yg ada Faiq nya yaa?
total 2 replies
Tuti Asnawati
semoga lekas sembuh thor ❤️
Tuti Asnawati: alhamdulillah ❤️
Kepik Senja: terimakasih, aku udah mendingan sekarang
total 2 replies
arcyanl
Thor aku baru sampe sini, tapi aku mau bilangg penulisannya bagus banget hshshs, semangatt thor
Kepik Senja: makasih, jangan bosen baca ya🤧
total 1 replies
Nunuy
menurutku karyamu bagus thor..tp kenapa sepi 🤔
Kepik Senja: Hai kak, terimakasih ya udah baca, mungkin sepi karena aku baru di Noveltoon dan di lapak orange aku udah lama hiatus nulis 😅
total 1 replies
Shame
semangat thor
Kepik Senja: Oh ya, aku ada buat chat story judulnya "Forget me not" barang kali kamu mau mampir 😸
Kepik Senja: terima kasih 🤍
total 2 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Kepik Senja: Oh ya, aku ada buat chat story judulnya "Forget me not" barang kali kamu mau mampir 😸
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!