Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Hari ini mereka melakukan perkuliahan seperti biasa. Ospek fakultas untuk outdoor masih menunggu di acc oleh pihak kampus. Sehingga masih ada jeda untuk kuliah dulu. Hari ini Arsya seharus nya ada kuliah jam 10 pagi. Namun selepas sholat subuh tadi Arsya merasa badan nya tidak enak dirinya sedikit Deman dan pusing maka dia putuskan untuk ijin perkuliahan hari ini dan beristirahat di rumah.
" ya Allah pusing banget kepala aku. " ucap Arsya pada dirinya sendiri
" non sebaiknya istirahat dulu aja nggak usah kuliah. " ucap mbok Atik pembantu rumah tangga yang menemani Arsya di rumah
" iya mbok boleh minta tolong siapkan obatku ya mbok. " ucap Arsya
"ini non sarapan dulu terus minum obat. " ucap mbok Atik lagi
Setelah selesai sarapan dan minum obat ku putuskan untuk tiduran lagi di kamar. Mas Firman kemudian menghubungi ku
" halo mas. Sedang apa?" tanyaku
" ini mas ada libur de selama 1 minggu rencana mas mau ke Jakarta. Kamu bisa jemput mas tidak nanti?" tanya mas Firman
" maaf mas aku lagi nggak enak badan. Mas pake gojek aja ya. " tolak ku dengan baik.
" ya Allah de kamu kenapa? Mau dibawa in apa nanti" ucap mas ku
" nggak papa kok mas hanya kecapekan mungkin. Nggak minta apa-apa mas . " jawabku lemah
"ya udah kamu istirahat lah. Mas tutup dulu. " ucap masku
Hari sudah beranjak siang. Suasana di kampus cukup ramai. Ceci merasa sepi karena sahabatnya tidak masuk hari ini. Dia memutuskan ke kantin sendiri untuk membeli beberapa makanan ringan untuk di bawa bekal ke kelas selanjutnya.
" hay de temen mu hari ini nggak masuk?" tanya mas Rangga
" owh Arsya ya mas. Iya hari ini dia nggak masuk karena sakit. " ucap Ceci
" bolehkah aku minta nomor telpnya? " ucap mas Rangga
terlihat Ceci ragu untuk memberikan nomor telp Arsya karena dia tahu kalau Rangga adalah teman dari Dion yang sudah semena-mena ke Arsya sahabatnya.
" tenang gue nggak seperti teman gue Dion kok. Gue jamin aman sahabat lho sama gue. " ucapnya meyakinkan Ceci
" beneran ya mas. Awas kalau cuma main-main sama Arsya. ini 0********* " ucap Ceci
" makasih de ambilah makan sesukamu dan bilang aja ntar aku yang bayarin." Ucap mas Rangga seraya pergi meninggalkan kantin.
Rangga POV
Entah sejak kapan perasaan itu tumbuh pada salah satu maba di fakultas ku berada. Iya aku merupakan mahasiswa kedokteran semester 5. Selama ini memang aku satu geng dengan Dion. Geng kami cukup terkenal di kalangan kampus karena kami memiliki wajah yang tampan dan juga kaya jelas. Namun point minum kami adalah menjadikan ketampanan dan kekayaan ini untuk menarik perhatian para cewek di kampus ini. Zaman sekarang siapa cewek yang nggak suka semua itu. Aku selama ini juga sama dengan teman-teman ku yang lain memiliki banyak cewek namun tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menarik perhatianku. Hingga suatu hari aku bertemu dengan seorang gadis yang terlihat sangat muda belia dalam kegiatan ospek di kampus ku. Dia secara tidak sengaja menabrak Dion teman ku. Ku pusatkan perhatian ku padanya dia gadis yang cukup ramah. Setelah ospek selesai tidak ku sangka gadis itu merupakan mahasiswa kedokteran juga. Hal itu ku ketahui saat aku mau menuju ke kelas. Aku bertemu dengannya di lobby kampus. Ku tawarkan diriku untuk mengantarkan dirinya namun di tolak nya karena dia cukup berani. Setelah basa basi mengobrol dengan dia akhirnya aku mengetahui nama nya adalah Arsya. Nama yang sangat cantik sesuai dengan orangnya. Dia juga merupakan gadis yang ramah kepada orang lain.
Semenjak perkenalan itu aku merasa tertarik dengan gadis itu.
Selain itu aku juga seorang aktivis kampus sama hal nya dengan Dion. Aku bertugas mengatur acara ospek fakultas yang akan di ikut oleh maba. Bagiku ini merupakan kesempatan untuk bisa mendekati Arsya. Setahu ku temen ku Dion merasa tertarik pada Arsya dia selalu memperhatikan dirinya. Entah apa yang sedang di rencanakan oleh Dion. Namun dalam pandangan matanya seperti nya dia memiliki suatu dendam atau sejenisnya yang aku tidak tau. Setiap kali mereka bertemu pasti ada sedikit perselisihan dan gadis itu cukup berani juga melawan seorang Dion. Hingga saat itu kami semua sedang di kantin kampus menikmati makan sore dari jauh ku lihat Arsya berjalan bersama dengan teman-temannya mungkin mereka mau makan juga karena cuaca sedang hujan deras tidak memungkinkan untuk pulang. Tiba-tiba Arsya dihadang oleh Dion mereka terlibat cekcok cukup lama hingga tiba-tiba Dion mencium gadis itu dihadapan semua orang yang ada di kantin.
sorak soray terdengar memenuhi seisi kantin.
" sial Permainan Dion sudah di mulai. " ucapku dalam hati
Karena aku tau betul sikap Dion dia tidak pernah serius dengan para cewek-cewek nya. Dia hanya ingin mempermainkan nya setelah bosan dia akan membuangnya begitu saja. Ku perhatikan gadis itu langsung pergi ke suatu tempat sambil menangis.
Ingin ku rasanya datang dan menenangkan dirinya. Namun aku belum memiliki keberanian untuk melakukan itu.
segera ku susul dirinya namun aku sudah kehilangan jejak nya entah kemana dia pergi hingga tidak ku temukan dirinya.
