"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Setelah berbagai usaha akhirnya Fina bangun dari pingsannya, tadi Deril memberikan minyak angin ke hidung Fina dan tidak berapa lama Fina bangun.
"syukurlah kalau kamu sudah siuman, tadi kamu pingsan, mending kamu hubungi saja laki laki yang ada di foto itu, yang semalam habis dari sini, aku mau pulang" ucap Deril lalu berdiri dari duduk nya
Sebelum pulang Deril mengambil kan handphone Fina, agar dia bisa menghubungi kekasih nya
"Deril aku minta maaf, aku salah" ucap Fina
'sudahlah Fina, tidak usah dibahas lagi, aku sudah melupakan semua nya, selamat untuk kamu, semoga kalian bahagia" sahut Deril
"apa aku boleh bertanya deril" ujar Fina
"silahkan kamu mau tanya apa kepada ku" jawab Deri
"apa kamu sudah mencintai istri kamu" ucap Fina
"bukan urusan kamu Fina, aku rasa cukup jelas apa yang aku ucap kan tadi, permisi" sahut Deril lalu dia pun keluar dari apartemen Fina.
"sialan, Deril sudah tau semua nya, aku tidak bisa mengelak dan mencari alasan, karena bukti bukti yang dia dapatkan sangat kuat, kenapa aku bisa ceroboh sekali, harus nya aku tidak perlu ke villa itu" ucap Fina
"makin ribet saja masalah nya, ya sudah lah mau diapakan lagi, sudah terjadi"
"kenapa Deril kepikiran untuk menyelidiki aku ya, apa sekarang dia sudah berbaikan dengan Tuan Bramantyo, sehingga dia dengan cepat bisa mengumpulkan bukti bukti itu"
"aku rasa dia juga sudah mulai jatuh cinta sama istri kampungan nya itu, aku harus menyelidiki nya, enak saja aku tidak dapat apa apa kalau putus dari nya" gumam Fina dalam hati
Fina tidak mau begitu saja melepaskan Deril, karena dia tau Deril sangat royal terhadap nya
"Deril bisa berubah dengan cepat, punya apa sih istri nya itu, bisa membuat Deril meninggalkan ku"
"tapi kesalahan ku kali ini sangat fatal, kalau kesalahan yang lain Deril masih bisa memafkan ku, aduh bagaimana ini sekarang" ucap Fina
*Rayya*
"kamu kenapa Rayya dari tadi diam saja, tidak seperti biasanya, apa ada masalah dirumah, atau kamu berantem lagi dengan Deril" tanya Tiara
"ini bukan berantem seperti biasanya tia, semalam aku berdebat dengan Deril, entah kenapa tu anak, tiba tiba maksa mau tidur dikamar aku"
"dia dengan percaya diri mengancam aku, dia mengatakan kalau dia berhak untuk tidur dikamar ku, katanya aku kan istri nya, dan rumah ini milik dia" jelas Rayya
"apaan sih tu orang, kekanakan sekali berantem nya Deril, kenapa tiba tiba bawa status pernikahan kalian, bukan nya dia yang menolak untuk tidur satu kamar dengan kamu Rayya" tukas Tiara
"dia sudah lupa sama peraturan yang dibuat sendiri, semalam aku ingatkan saja akan hal itu, peraturan yang di buat saat pesta pernikahan kami selesai"
"eh malah dia tidak terima kalau aku ingatkan hal itu, kocak tu si Deril, mungkin lagi pusing karena dimarahin Tuan Bramantyo, fasilitas nya dia dicabut semua" terang Rayya
"terus kamu tidur dimana semalam, jangan bilang kamu tidur bareng dia ya Rayya?" tanya Tiara penasaran
"aku malas banget kalau ingat wajahnya semalam, maksa tapi bingung pas aku kasih tau peraturan yang di buat sendiri"
"aku tidur dikamar bik marni, aku bawa tas sama pakaian kerja aku, biar tidak perlu masuk ke kamar itu, kalau mau berangkat kerja" jelas Rayya menggebu gebu saking jengkelnya melihat tingkah deril semalam
"terus sewaktu kamu pergi ke kamar bik marni, reaksi nya bagaimana?" tanya tiara
"bengong kayak sapi ompong, sepertinya dia kaget melihat aku mengungsi ke kamar bik marni untuk tidur" jawab Rayya sambil tergelak begitu pun dengan tiara dia ikut tertawa juga
"tapi dia tidur dikamar kamu tidak semalam?" tanya tiara lagi
"aku tidak tau tia, dia jadi tidur di kamar aku atau tidak, aku rasa dia balik ke kamar nya, lagian mau ngapain dikamar perempuan" sahut Rayya
"mau dandan kali, mana tau kan, sudah pusing dengan masalah yang dibikin sendiri" tukas Tiara dan mereka pun tertawa dengan keras
"terus bik marni nanya nggak kenapa mengungsi kekamar nya untuk tidur disana" ucap Tiara
"bik marni tidak bertanya sih sama aku, tapi aku cerita garis besar nya saja, kalau aku habis berantem dengan Deril dan takut kalau nanti deril emosi, mending aku mengungsi untuk tidur disini" jelas Rayya
"untung nya bik marni tidak bertanya lagi, jadi aku sedikit lega, bik marni kan tau betul kalau Deril kalau berantem suka emosi nggak jelas" terang Rayya lagi
"ya ampun Rayya, kamu berantem sudah kayak apaan tau, lagian Deril hobby banget sih berantem sama kamu" ucap Tiara
"tau ya, aku juga heran, padahal aku tidak pernah urus masalah pribadi nya dia, aku sudah seperti anak kos tinggal disana"
"tidak pernah gubris dia, tidak pernah menyapa nya, lalu dia marah nya kenapa ya, rada aneh juga tu deril" terang Rayya dengan wajah bingung mengingat tingkah Deril pada nya selama menikah
"apa dia kurang kerjaan kali Rayya, jadi kerjaan nya ya mengurus kamu, pergi kerja jam berapa, pulang kerja jam berapa, harus absen sama dia" tukas Tiara
"bisa jadi, sekarang kan dia sering di rumah, karena roni asistennya dia diangkat oleh Tuan Bramantyo, untuk menggantikan posisi Deril di kantor" jelas Rayya
"berarti benar kalau dia kurang kerjaan, jadi ingin cari cari masalah dengan kamu Rayya" ucap Tiara
"bisa jadi" balas Rayya lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar
"kenapa Rayya, seperti nya kamu sedang gundah begitu" tanya Tiara
"sampai kapan ya aku begini, capek juga aku menjalani pernikahan ini, dengan berpura pura seolah aku baik baik saja dalam pernikahan ini"
"mau bicara sama orang tua aku, kasian mereka nanti kepikiran, aku jadi serba salah Tia, aku harus bagaimana" ungkap Rayya sambil menatap kosong kearah Tiara
"aku cuma bisa bilang sabar Rayya, aku percaya sebentar lagi kamu akan bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik"
"kamu berdoa saja semoga ada jalan keluar yang baik untuk kamu, aku paham apa yang kamu alami sekarang, memang berat Rayya" ucap Tiara yang merasa kasian melihat keadaan Rayya
"Rayya kamu disuruh menghadap tuan Gavin" ucap pak yusuf manager divisi keuangan dimana Rayya bekerja disana
"iya pak, saya akan segera kesana" sahut Rayya, dia kaget tiba tiba pak yusuf menghampiri nya hanya untuk menyampaikan pesan dari Gavin
"ada apa tuan Gavin mencari kamu Rayya, mudah mudahan tidak ada masalah ya" ucap Tiara dia menjadi cemas Rayya dipanggil tuan Gavin
"aku tidak tau Tia, aku pergi dulu menemui tuan Gavin" balas Rayya
"ada apa kak Gavin memanggilku, mudah mudahan iseng nya tidak sedang kumat" gumam Rayya dalam hati nya, dia tau dulu Gavin seperti apa, bandel dan iseng nya
.smg yg trbaik ya rayya