Dalam waktu dekat, umat manusia telah mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan antar bintang. Misi perurkan dengan harapan menemukan planet yang layak huni. Namun, saat kru tiba setelah bertahun-tahun dalam cryosleep, mereka menemukan sinyal misterius dari peradaban asing, mengubah misi eksplorasi ini menjadi perjuangan bertahan hidup dan penemuan besar yang bisa mengubah nasib umat manusia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Ramadhan Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Bab 33: Kembali ke Dunia yang Terancam
Portal berkilau di hadapan mereka, dan Elena bisa merasakan energi yang familiar mengalir di dalam dirinya. Setelah melewati banyak ujian dan tantangan di dimensi yang penuh kekacauan, dia merasa siap untuk kembali ke dunia yang mereka cintai. Dengan satu sama lain di samping mereka, mereka melangkah maju, menembus cahaya dan kembali ke kenyataan.
Ketika cahaya mereda, mereka tiba di tempat yang terasa lebih damai dibandingkan dimensi sebelumnya. Namun, rasa tenang itu cepat hilang saat mereka menyadari bahwa suasana di sekitar mereka berbeda. Alam yang biasanya indah dan menenangkan kini tampak suram, dengan awan gelap menggantung di langit, dan angin berhembus dingin, seolah-olah alam juga merasakan ancaman yang mereka hadapi.
“Ini… tidak baik,” kata Kara, menatap langit. “Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini.”
“Elena, apakah kamu merasakan itu?” tanya Samuel, menatap ke arah hutan di sebelah mereka. “Energi gelap itu—aku merasakannya semakin dekat.”
“Ya,” Elena menjawab, mencoba menenangkan diri meskipun jantungnya berdebar kencang. “Kita harus mencari tahu apa yang terjadi. Ini mungkin terkait dengan sumber kekuatan yang telah kita hancurkan.”
Dengan sigap, mereka mulai berjalan menuju hutan, mengawasi setiap gerakan di sekitar mereka. Suasana sepi, tetapi mereka bisa merasakan ketegangan di udara. Elena tahu bahwa mereka tidak sendirian; ada sesuatu yang mengintai, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
Saat mereka memasuki hutan, suara-suara aneh mulai terdengar, gemerisik dan geraman dari makhluk yang tidak terlihat. Setiap langkah membuat mereka semakin waspada. “Kita harus bergerak perlahan,” kata Mark, menatap ke arah semak-semak yang bergerak. “Aku tidak ingin terkejut oleh sesuatu yang tidak kita kenali.”
Namun, saat mereka melanjutkan perjalanan, cahaya tiba-tiba muncul dari arah belakang mereka. Sekelompok makhluk aneh, berbeda dari yang sebelumnya, menyerbu keluar dari kegelapan, tubuh mereka bersinar dengan cahaya gelap. Mereka memiliki mata bercahaya yang menakutkan, dan setiap gerakan mereka menunjukkan agresi yang jelas.
“Mereka datang!” teriak Kara, bersiap dengan senjatanya. “Bersiaplah!”
Elena merasakan getaran energi dalam dirinya, dan tanpa berpikir dua kali, dia menyerang makhluk-makhluk itu dengan gelombang energi yang kuat. Energi itu membentur mereka, tetapi makhluk-makhluk itu hanya terhuyung sejenak sebelum kembali menyerang.
“Ini tidak seperti yang sebelumnya,” kata Samuel, terlihat cemas. “Mereka lebih kuat!”
“Jangan panik!” seru Elena. “Kita harus bekerja sama!”
Mereka membentuk formasi, melawan makhluk-makhluk itu dengan serangan terkoordinasi. Namun, meskipun mereka sudah mengeluarkan kekuatan yang baru mereka miliki, makhluk-makhluk itu terus menyerang dengan ganas. Elena merasa terdesak, tetapi dia tahu mereka harus bertahan.
“Lakukan serangan gabungan!” teriak Mark, memberi instruksi. “Kita perlu meluncurkan serangan bersamaan untuk mengalahkan mereka!”
Mendengar perintah itu, Elena mengalihkan fokusnya ke makhluk yang paling dekat, merasakan kekuatan yang mengalir di dalam tubuhnya. “Sekarang!” dia berteriak, dan mereka semua meluncurkan serangan bersamaan. Cahaya energi yang bercampur berwarna-warni menghantam makhluk-makhluk itu, dan untuk pertama kalinya, mereka terlempar mundur.
Mereka bisa melihat makhluk-makhluk itu terjatuh, tetapi dengan cepat bangkit kembali, tampak lebih marah daripada sebelumnya. “Kita tidak bisa bertahan selamanya!” kata Kara, napasnya tersengal. “Kita perlu menemukan cara untuk menghentikan mereka!”
“Pusat Energi!” teriak Elena, tiba-tiba teringat. “Jika kita bisa kembali ke tempat itu, mungkin kita bisa mendapatkan lebih banyak kekuatan!”
Mark mengangguk, mencetak rencana. “Kita harus mencari cara untuk menuju ke sana. Jangan biarkan makhluk-makhluk ini menghalangi kita!”
Dengan tujuan yang jelas, mereka memutuskan untuk berlari menuju arah hutan yang lebih dalam, berharap bisa menemukan jalur yang menuju Pusat Energi. Namun, makhluk-makhluk itu terus mengejar, memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang mereka.
Setiap langkah membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan, dan ketegangan semakin meningkat. Elena bisa merasakan bahwa waktu mereka semakin sedikit. Mereka harus menemukan cara untuk mencapai Pusat Energi sebelum makhluk-makhluk itu menangkap mereka.
Mereka berlari, melompati akar pohon dan celah tanah, sambil tetap berusaha menghindari serangan makhluk-makhluk itu. “Ke kiri!” teriak Samuel, melihat jalan yang lebih terang di depan. “Aku merasakan energi positif!”
Setelah mengikuti arah Samuel, mereka menemukan area yang lebih terbuka, dikelilingi oleh pepohonan yang tampaknya lebih hidup. Di tengah-tengah, sebuah cahaya biru menyilaukan tampak seperti oasis di tengah kekacauan.
“Itu dia!” seru Elena. “Pusat Energi!”
Mereka berlari menuju cahaya, tetapi makhluk-makhluk itu masih mengejar mereka, berusaha mengepung tim Elena. “Kami tidak bisa berhenti!” kata Mark, suara ketegangan dalam nada bicaranya.
Dengan kekuatan tersisa, Elena dan timnya meluncurkan serangan terakhir, mencoba menghalau makhluk-makhluk itu saat mereka melangkah ke dalam cahaya biru. “Bersiaplah!” dia berteriak. “Ini adalah kesempatan kita!”
Saat mereka memasuki cahaya, seakan-akan dunia di sekitar mereka bergetar. Makhluk-makhluk itu mencoba mengejar, tetapi cahaya itu menyelimuti mereka, menghancurkan semua yang ada di dalam kegelapan. Mereka terperangkap dalam energi Pusat Energi yang kuat, dan semua suara mengerikan perlahan memudar.
Ketika Elena membuka matanya, dia mendapati dirinya dan timnya kembali berada di dalam Pusat Energi, dikelilingi oleh cahaya yang hangat dan menenangkan. “Kita berhasil,” kata Kara, suaranya bergetar. “Tapi kita tidak bisa bertahan di sini selamanya.”
Pusat Energi berbicara dengan suara lembut, “Kalian telah berhasil melarikan diri dari ancaman, tetapi kegelapan akan selalu ada. Kalian perlu lebih kuat lagi untuk menghadapi ancaman yang lebih besar di depan.”
Elena merasakan tanggung jawab yang lebih berat di pundaknya. “Kami siap untuk menghadapi apa pun yang datang. Kami tidak akan membiarkan kegelapan menang.”
Dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, tim Elena bersiap untuk latihan dan persiapan baru. Mereka tahu bahwa pertempuran belum selesai, dan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk melindungi dunia mereka dari ancaman yang akan datang.