Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Felix Membalas Jasse
Hari Senin kembali menjelang. Revina bersiap untuk pergi bekerja seperti biasa. Namun ada yang berbeda di hari ini. Felix bangun lebih pagi sebelum Revina keluar dari kamar mandi. Sementara Revina bersiap mendandani dirinya, Felix sudah pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk. Revina menelan ludahnya melihat Felix dari pantulan cermin. Tak ingin mengotori mata dan pikirannya, Revina kembali fokus pada wajahnya memoleskan lipstik di bibirnya.
Sementara itu Felix dengan santainya memakai pakaian membelakangi Revina. Mungkin Felix tidak sadar jika apa yang ia lakukan semua dapat di lihat oleh Revina.
"Selamat pagi, pa." seperti biasanya Revina hanya menyapa Jonatan.
Jasse melihat pagi ini Revina turun sarapan bersama-sama dengan Felix. Tidak seperti biasanya, setiap hari Revina turun sendiri lebih dulu. Mungkin hubungan mereka sudah lebih dekat. Batin Jasse.
Jasse terus memperhatikan Felix yang benar-benar terlihat sangat tampan. Bahkan lebih tampan dari Sean.
Saat Felix dan Revina keluar menuju mobil. Ternyata Jasse masih ada di halaman yang juga akan menuju mobilnya.
"Hey. Felix." untuk pertama kalinya Jasse menyapa dengan memanggil nama Felix.
"Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan ?"
lanjut Jasse. Membuat Felix berhenti sebelum masuk kedalam mobil.
"Belum." jawab Felix.
"Maukah kau menjadi supir pribadi ku ? aku akan minta Sean memberikan gaji yang besar untuk mu. Dari pada kau menjadi supir Revina yang pasti tidak membayar mu satu peser pun. Ya kan ?" ejek Jasse.
"Maaf. Tapi aku tidak tertarik. Lebih baik aku menjadi supir istri ku yang selalu memberi bayaran setiap malam." jawab Felix lalu langsung masuk ke dalam mobil.
Sementara Revina yang mendengar semuanya dari dalam mobil, mengulum senyuman melihat wajah kesal Jasse setelah mendengar jawaban Felix.
"Bagaimana, kau suka cara ku membalas kakak mu ?" tanya Felix yang menyadari senyum di wajah Revina.
Revina hanya mengangguk kecil, memandang sekilas ke arah Felix. Begini saja Felix sudah merasa puas. Akhirnya ia bisa sedikit membantu Revina untuk membalas Jasse yang telah membuat mereka berdua terjebak dalam hubungan pernikahan. Tapi percayalah, sampai saat ini Felix tidak pernah merasa menyesal menikah dengan Revina.
Felix tersenyum senang dan mulai menjalankan mobil untuk mengantarkan Revina ke tempat kerjanya seperti biasa.
Saat tiba jam makan siang, Jasse melajukan mobilnya menuju Perusahaan Green World. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perusahaan properti kedua terbesar di kota ini setelah Boison Grup.
Jasse menuju ke lantai atas untuk menemui sang tunangan.
"Permisi nona. Apa Sean ada ?" tanya Jasse lembut kepada sekretaris Sean. Ia ingin menunjukan citra yang baik kepada anak buah Sean.
"A-ada nona. Sebentar saya sambungkan ..."
"Tidak perlu. Saya ingin membuat kejutan." Jasse langsung berjalan menuju ruangan Sean.
"Kenapa pintunya di kunci ?" gumam Jasse karena tidak berhasil membuka pintu tersebut.
Jasse ingin kembali ke meja sekretaris tapi urung, karena mendengar suara pintu yang terbuka dari dalam. Seorang wanita cantik yang seksi keluar dari ruangan sang CEO. Jasse ingin bertanya, tapi wanita itu pergi begitu saja tanpa menyapanya bahkan memberikan senyum pun tidak.
Sungguh sangat tidak sopan jika Jasse berteriak untuk bertanya kepada wanita yang sudah berjalan menjauh. Akhirnya Jasse memutuskan untuk langsung masuk menemui Sean.
"Sean, siapa wanita itu ?" Jasse langsung bertanya.
"Wanita yang mana ?" Sean balik bertanya pura-pura tidak tahu.
"Wanita seksi yang baru saja keluar dari sini." jelas Jasse.
"Dan kenapa juga pintunya harus di kunci ?" lanjutnya lagi.
"Oh, itu salah satu teman bisnis ku dan aku merasa tidak pernah mengunci pintunya." jawab Sean.
Namun sepertinya Jasse tidak berpuas hati dengan jawaban yang di berikan oleh Sean. Mata Jasse mulai menelisik ruangan itu untuk mencari sesuatu sebagai petunjuk mungkin.
"Ada apa datang kemari ?"
Pertanyaan Sean mengalihkan perhatian Jasse.
"Aku ingin mengajak mu makan siang." jawab Jasse.
"Baiklah. Ayo, kita pergi sekarang." Sean menghentikan pekerjaannya dan segera pergi sesuai permintaan tunangannya.