Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Melting.
Dua minggu kemudian, hanya dihadiri beberapa orang pernikahan Daniel dan Deva digelar. Bahkan Daniel tidak memberitahukan pada orang tuanya karena Daniel pernah meminta ijin dan orang tua Daniel menolak Deva.
“Jangan sampai kak Sandra tau ya, Dad!" Gavriel mengingatkan Daddy Bobby.
“Sipp, percaya sama Daddy lah!“
Kemudian Daddy Bobby menepuk bahu Daniel, “Selamat menempuh kehidupan baru ya, mantan menantu. Maafkan saya jika di masa lalu ada salah sama kamu karena membela Sandra.“
“Kita lupakan semuanya, Om. Makasih atas kehadiran Om di pernikahan saya dan Deva.“ Jawab Daniel seraya memeluk mantan mertuanya.
“Om doakan kalian bahagia.“
Acara dilanjutkan dengan makan-makan di rumah, bahkan Raka yang menjadi wali nikah Deva tentu saja turut hadir disana hanya saja dia datang tanpa Zara. Kabarnya mereka berdua sudah berpisah dan Ammar putra mereka dibawa oleh Zara.
“Mas Raka, makan sini.“ Ajak Maura.
“Mas boleh gabung emang?“ Raka sedikit minder.
“Sini Bang Raka.“ Panggil Gavriel, dia membiasakan diri memangil Raka dengan panggilan Abang seperti pada Daniel karena dia lebih muda.
“Makasih, Gav.“
Sementara pengantin wanita mendelik saat Daniel terus mengelus pipinya, “Tangan Om g4tel ya? Kok nggak bisa diem! Mending makan!“
Semua mata melihat ke arah pengantin karena suara Deva lumayan keras terdengar, Deva lupa dia harus bersikap baik pada Daniel di depan orang selain keluarga intinya.
“Maksud Deva, Om mau aku suapin nggak makan nya?" Perempuan itu mengedip- ngedipkan matanya seperti istri penurut.
Daniel terkekeh melihat Deva berubah tingkahnya, ia tau istri kecilnya sedang bersandiwara dan tentu saja dia akan meladeni isterinya itu.
“Mau dong, sayang.“
Dih! Malah beneran! Kenapa nggak nolak aja sih?! Sungut Deva dalam hatinya.
“Kak Deva, kok jadi kakak yang jadi Mama Alvin sih? Katanya mau Tante Maura sama Papa menikah, terus kita jadi adik kakak." Protes bocah itu.
“Alvin, sayang. Tante kan, udah nikah sama Uncle Gavriel. Jadi, daripada Papa mu nikah sama wewe gombel... Tante nikahin aja sama Kak Deva. Emang Alvin nggak suka sama kak Deva?“ Ucap Maura.
“Suka dong! Kak Deva asik orangnya.“
“Nah, jadi Alvin terima kak Deva nikah sama Papa kan?“
“Iya, Alvin terima."
“Kalo gitu panggil kak Deva, Mami Deva. Kalo Mama kan, panggilan buat Mama Sandra.“ Ujar Maura kembali.
“Mami Deva.“ Bocah itu menurut.
Deva terkekeh, “Lumayan juga, di umur segini dipanggil Mami. Iya nggak, Pih?“
Deva malah menggoda suaminya, sontak saja Daniel menyahut dengan antusias. “Iya, Mami. Usia hanya lah sebuah angka, sementara pikiran mu sudah dewasa. Itu lah yang membuat Papi cinta sama Mami, i love you Mami..."
Nah loh! Salting kagak tuh!
Deva ingin mengerjai suaminya, sekarang malah dia yang melting. Wajah perempuan itu bersemu merah, Deva melting brutal.
“Cieeeeee... pengantin baru mah bahasa mesranya kerasa banget ya Dad.“ Goda Mommy Yossie pada suaminya.
Raka ikut tersenyum bahagia, meski saat pertama kali Daniel meminta ijin ingin menikahi Deva ia sempat terkejut karena yang dia tau Daniel sangat mencintai Maura sampai beberapa kali pernah membuatnya cemburu. Namun setelah Maura menjelaskan tentang situasi bahaya yang dialami Deva, dia tak ingin egois dengan menolak Daniel menjadi calon suami putrinya dan akhirnya ia memberi ijin dan dia pun menjadi wali nikah putrinya.
Semua orang pun bubar, satu persatu meninggalkan rumah Maura.
Gavriel dan Maura pergi dari rumah untuk menginap di rumah orang tua Gavriel, mereka sengaja meninggalkan pengantin agar privasi tidak terganggu.
“Ck, ngapain coba Mama mesti nginep segala di rumah Gema! Jadi sepi kan rumah!“ Deva terus mengoceh kesel, dia sedang membuka baju pengantin nya di kamar mandi.
Daniel menyenderkan punggung di pintu kamar mandi, dia sengaja ingin mengikuti istrinya kemanapun pergi.
“Sayang nya Om, jangan marah-marah terus dong. Ini kan malam pengantin kita, slow Baby."
“Ini emang malam pengantin kita, Om. Tapi sesuai peraturan dariku yang juga sudah di tanda tangani sama Om... kita bakalan pisah kamar tidur. Mama sama Daddy Gavriel juga udah setuju!“
“Baiklah, tapi tadi Mama mu menyuruh Om kasih kamu minum biar katanya badan kamu nggak letih setelah acara kita tadi. Jadi nanti diminum ya."
"Hm, oke.“
Senyum devil terbit di bibir Daniel, ia menambahkan sesuatu di minuman untuk istrinya itu.
Huh! Enak aja aku nggak diberi hak-ku, lagian aku nggak kuat kalo harus nahan-nahan sementara aku pernah merasakan tubuh Deva... malam ini biar dia yang minta lebih dulu dariku, jadi nanti aku nggak bakal disalahkan setelah semua terjadi. Lagian Maura sama Gavriel menyetujui rencanaku, yang penting katanya aman.
Deva keluar setelah selesai mandi dan ia sudah memakai gaun tidur di dalam sana. Minuman berisi sesuatu kini sudah tandas diminum oleh perempuan itu, tak lama 0bat pun bereaksi.
Deva merasa dirinya kegerahan padahal dia baru saja selesai mandi, “Om, kok gerah sih. AC nya mati?“
"Buka aja gaun nya kalo kamu gerah, sayang.“
“Kok malah suruh aku bukan baju!“ tapi tak elak Deva menurut juga, ia mulai menarik gaun dari tubuhnya. Namun ternyata masih sama, selain kegerahan dia juga membutuhkan sesuatu yang bisa meredam rasa bergejolak dari dalam tubuhnya.
“Panas ya tubuh kamu?"
“Om kasih sesuatu ya di minuman nya? Aku inget Denisa pernah mau ngasih 0bat ke Om, ini obat yang sama kan dicampur minuman ku!?“ bentaknya.
Glek!
Mati aku! Kukira dia nggak bakal sadar!
“Kita redam dulu panas tubuhmu ya, cara yang paling ampuh tidur sama Om.“
“OM....!!!" Deva sangat marah, tapi selain harus mandi air dingin memang lebih baik menyalurkan hasr4ttnya yang kini mulai mengendalikan akal sehatnya.
Sial! Aku nggak kuattt!!!
Brukkk!
Deva menyer4ng tubuh suaminya dan terjadilah kegemparan di atas ranjang yang membuat keduanya pasti akan kelelahan dengan hasr4tt Deva yang berkali-kali lipat akibat 0bat.
d tunggu karya selanjutnya💜