Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Warung Spesial
"Aku pamit sekarang ya Ay", ucap Jojo yang tak ingin berlama-lama. Ia tahu Rafael pulang hanya sekedar menemani Rena agar tidak berduaan saja dengannya.
"Em, kencan yuk", ajak Rena yang enggan mengizinkan Jojo pergi. Ia masih sangat rindu karena merasa lama tidak bertemu. Padahal mereka hanya berpisah 10 hari dan masih terus berkabar lewat ponsel.
"Kencan? Ke mana?", Jojo tidak punya rencana untuk mengajak kencan Rena hari ini.
"Ke mana saja asal dengamu pangeranku", rayu Rena.
"Cewe kok suka gombal", sindir Jojo yang memerah pipinya.
""Biarin! Toh kamu suka kugombali. Hayo ngaku deh!", Rena menggoda Jojo.
Mereka berdua pun minta izin kepada Rafael untuk pergi makan siang di warung nasi pecel terspesial langganan mereka.
"Jangan pegangan perut ya", pinta Jojo.
"Belum ijab qabul kan", sahut Rena. Mereka pun tersenyum bersamaan. Meski berpacaran, Jojo tak ingin menjamah Rena kecuali kondisi darurat semisal kecelakaan seperti waktu itu.
"Kenapa kamu ngga sekalian melamarku untuk nikah dear?", tanya Rena tiba-tiba saat mereka masih berboncengan. Jojo yang kaku selalu membawa papan selebar punggungnya, mencegah dada Rena menyentuh punggung Jojo saat mengerem dadakan.
"Bukankah kamu yang membebankan semua jawaban atas pertanyaan abstrakku tadi?", Jojo balik bertanya.
"Lantas?", jawab Rena sembari menganggukkan kepala.
"Aku butuh waktu untuk menjawab itu semua Ay", jawab Jojo.
"Iya, aku akan bersabar. Tapi, jangan lama-lama. Kamu dikelilingi banyak kupu-kupu. Nanti malah lupa diri dan diambil orang lain!", ujar Rena yang tak ingin ditikung siapapun.
"Ah, mana ada. Di dunia ini, hanya kamu yang mau sama aku, Ay", ujar Jojo merendah.
"Bohong! Kemarin saja, kamu diperebutin cewe-cewe. Suara mereka begitu berisik di telepon. Itu yang kamu maksud cuma aku yang mau?", protes Rena.
"Itu cuma gimik Ay. Kalau mereka tahu aku apa adanya, pasti mereka lari", ujar Jojo.
"Halah, lari? Lari mendekat kan?", Rena terus membantah ujaran Jojo yang memang tak masuk akal.
"Benar ini. Coba kamu cari di internet. Banyak sekali hatersku", ujar Jojo yang beberapa kali memeriksa pendapat netizens di fans pagenya.
"Halah, mereka lelaki yang cemburu dengan ketenaranmu dear. Coba lihat berapa pengikut kamu! Satu juta, lebih dari 800 ribu perempuan. Apa itu coba?", Rena sudah menggali semua informasi terkait Jojo dan perkembangannya.
Mereka berbincang hingga sampai di warung langganan favorit. Sembari menunggu pesanan, Jojo mengambil piring, hendak mengambil tambahan lauk. Saat itu lah, seseorang menegok wajah Jojo dan mendekatinya.
"Jojo! Kamu, Jojo kan?", terdengar suara perempuan memanggil tunangan Rena. Rena dan Jojo pun melihat ke arah perempuan itu.
"Iya, benar. Apa kamu lupa kepadaku?", tanya perempuan yang telah sejengkal saja jaraknya dengan Jojo. Reflek, Jojo mundur sedikit menjauhinya.
"Aku Nina", ujar perempuan berkulit putih mengenakan blazer biru muda dan setelan putih. Rambutnya hitam lurus sepinggang, berkilau dan nampak lebat dengan cepol kecil, mengikat rambut yang menjuntai di depan telinga ke belakang kepala.
"Nina?", nampak Jojo tidak ingat siapa perempuan berbadan sintal ini.
"Aku temanmu SMP, kita pernah berswafoto di museum angkut waktu study tour", jelas Nina, mencoba mengingatkan Jojo.
"Oh, iya, aku ingat. Tapi", Jojo mengernyit. Nina yang dulu berbadan kurus. Sangat berbeda dengan perempuan ini.
"Kenapa? Aku semakin cantik dan seksi? Biasa itu", ucap Nina dengan menggoyangkan badannya di depan Jojo.
"Oh, begitu. Iya, apa kabar? Aku ambil lauk dulu ya", ujar Jojo yang tak ingin Rena terbakar api cemburu dan malah memperkeruh suasana. Jojo telah berulang kali melirik Rena, yang mana sejak Nina mendekat, Rena sudah mengepalkan tangannya dan nampak kesal.