NovelToon NovelToon
Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Horror Thriller-Horror
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hansen Jonathan Simanjuntak

Hai, kenalin! Ini adalah novel gue yang bakal ngajak kalian semua ke dunia yang beda dari biasanya. Ceritanya tentang Lila, seorang cewek indigo yang punya kemampuan buat liat dan ngerasain hal-hal yang nggak bisa dilihat orang lain. Tapi, jangan mikir ini cuma cerita horor biasa, ya!Lila ini kerja di kota besar sebagai jurnalis, sambil terus nyoba buat hidup normal. Sayangnya, dunia gaib nggak pernah jauh dari dia. Dari gedung-gedung angker sampai pesan misterius, Lila selalu ketarik ke hal-hal aneh yang bikin bulu kuduk merinding. Di tengah kesibukannya ngeliput berita, Lila malah makin dalam terlibat dengan makhluk-makhluk dari dunia lain yang seolah ‘nungguin’ dia buat ngungkap rahasia besar.Penasaran gimana dia bakal hadapin semuanya? Yuk, ikutin terus perjalanan Lila di "Bayangan di Kota: Kisah Gadis Indigo". Siap-siap deh, karena lo bakal nemuin banyak misteri, ketegangan, dan sentuhan supranatural yang bikin lo nggak bisa berhenti baca!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hansen Jonathan Simanjuntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Ketukan di Tengah Malam

Setelah kejadian ritual tadi malam, Lila dan Rina merasa lebih tenang. Kamar kosan mereka udah nggak terasa seseram sebelumnya. Semua bayangan dan suara aneh seakan hilang begitu saja setelah ritual itu. Mereka akhirnya bisa tidur dengan nyenyak untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu terakhir.

Tapi ketenangan itu nggak bertahan lama.

Lila terbangun di tengah malam. Entah kenapa, ada perasaan nggak enak yang tiba-tiba datang. Dia ngelirik jam di meja samping tempat tidurnya, jarumnya menunjuk angka 3. Pukul tiga pagi, waktu di mana hal-hal aneh biasanya terjadi.

Dia menarik selimutnya lebih erat, berusaha mengusir rasa takut yang mulai merayap di dalam dirinya. "Cuma perasaan aja," pikirnya, mencoba meyakinkan diri.

Tapi, beberapa menit kemudian, ada suara ketukan pelan di pintu kamarnya.

Tok... tok... tok...

Lila langsung tersentak, badannya kaku. Dia duduk di tempat tidur, mendengarkan dengan seksama. Siapa yang datang jam segini?

Tok... tok... tok...

Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Lila menelan ludah, mencoba berpikir logis. "Mungkin Rina," batinnya. Tapi kenapa Rina harus mengetuk pintu kamar di tengah malam begini? Dan kenapa dia nggak ngomong apa-apa?

Lila turun dari tempat tidurnya, langkah kakinya pelan menuju pintu. Jantungnya berdegup kencang, sementara tangannya gemetar saat memegang gagang pintu.

"Rin? Lo ya?" Lila bertanya dari balik pintu, tapi nggak ada jawaban.

Dia menempelkan telinganya ke pintu, mencoba mendengar suara apa pun dari luar. Tapi yang dia dengar cuma keheningan. Dengan ragu, Lila akhirnya membuka pintu sedikit, mengintip keluar. Koridor kosan gelap gulita, cuma diterangi lampu kecil di ujung lorong. Tapi nggak ada siapa-siapa di sana.

Dia menghela napas lega, mungkin cuma halusinasi karena terlalu capek.

Tapi saat dia mau nutup pintu lagi, ada suara yang jelas terdengar dari ujung lorong.

"Liiiiiilaaaaa..."

Suara itu pelan, nyaris seperti bisikan, tapi jelas memanggil namanya. Lila merinding. Suara itu nggak mungkin berasal dari manusia. Nggak mungkin.

"Liiiiiilaaaaa..."

Suara itu terdengar lagi, semakin mendekat. Lila menutup pintu dengan cepat dan mengunci rapat. Tangannya gemetar, napasnya mulai tersengal-sengal. Dia kembali ke tempat tidur, menarik selimut dan menutup tubuhnya, berusaha menenangkan diri.

Nggak lama setelah itu, suara ketukan di pintu terdengar lagi. Kali ini lebih keras.

Tok! Tok! Tok!

"Liiiiiilaaaaa..."

Suara itu sekarang terdengar tepat di luar pintu kamarnya. Lila hampir nggak bisa bernapas. Dia tahu ada sesuatu di luar sana, sesuatu yang nggak seharusnya ada.

Dia meraih ponselnya, dengan tangan gemetar mengetik pesan untuk Rina.

"Rin, lo di kamar?"

Pesan itu terkirim, tapi nggak ada balasan. Lila semakin panik. Dia mencoba mengalihkan perhatian, tapi suara ketukan itu terus terdengar, makin kencang.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan itu semakin keras, seakan-akan pintu kamarnya mau dirobohkan. Lila menutupi wajahnya dengan bantal, berusaha memblokir suara itu, tapi nggak bisa. Suara itu terus bergema di kepalanya.

Dan tiba-tiba, semuanya berhenti. Suara ketukan, bisikan, semuanya hilang begitu saja.

Lila berani membuka mata, tapi masih nggak berani bergerak. Dia duduk diam di tempat tidur, mendengarkan. Koridor di luar kamar sunyi.

Lalu, ponselnya berbunyi. Pesan dari Rina.

"Lil, lo manggil gue ya? Gue denger suara ketukan di pintu kamar gue."

Lila menelan ludah, jantungnya kembali berdegup kencang. Kalau Rina juga dengar suara ketukan, berarti... itu bukan cuma halusinasi.

Lila buru-buru membalas pesan Rina. "Rin, lo jangan keluar! Gue juga denger sesuatu tadi!"

Pesan itu terkirim, dan nggak lama kemudian ponsel Lila bergetar lagi.

"Gue nggak bisa tenang, Lil. Kayak ada sesuatu di luar kamar gue. Gue nggak berani liat."

Lila langsung bangkit dari tempat tidurnya. "Rin, gue ke kamar lo!" tulisnya cepat sebelum memasukkan ponsel ke kantong dan keluar dari kamar. Dia berjalan cepat menuju kamar Rina yang cuma beberapa langkah dari kamarnya.

Saat sampai di depan pintu kamar Rina, Lila berhenti. Suara bisikan yang memanggil namanya tadi, terdengar lagi.

"Liiiiiilaaaaa..."

Tapi kali ini, suaranya berasal dari dalam kamar Rina.

Lila langsung merasa darahnya membeku. Dia menatap pintu kamar Rina dengan ngeri. Ada sesuatu di dalam kamar Rina, dan itu jelas bukan Rina.

"Rin?" Lila mengetuk pintu pelan. "Rin, lo di dalam?"

Tapi nggak ada jawaban.

Lila ragu untuk masuk, tapi dia nggak bisa ninggalin Rina sendirian. Dengan tangan gemetar, dia memutar gagang pintu dan perlahan membukanya.

Kamar Rina gelap, tapi Lila bisa lihat siluet seseorang duduk di sudut ruangan, membelakanginya.

"Rin?" Lila memanggil lagi, suaranya nyaris berbisik. Tapi orang itu nggak bergerak.

Lila mendekat dengan pelan. "Rin, lo nggak apa-apa?"

Tapi begitu dia mendekat, Lila sadar ada yang salah. Orang itu bukan Rina. Tubuhnya terlalu kurus, terlalu kaku. Lila mundur selangkah, jantungnya berdegup kencang. Dan saat dia mundur, sosok itu perlahan menoleh ke arahnya.

Mata kosong, senyum lebar yang aneh, dan wajah yang terlalu pucat. Lila membeku. Sosok itu berdiri, melangkah pelan ke arah Lila dengan gerakan kaku.

Lila nggak bisa teriak. Dia mundur, terantuk sesuatu di lantai, tapi nggak bisa bergerak lebih jauh. Sosok itu semakin mendekat, senyum mengerikan masih menghiasi wajahnya.

Tiba-tiba, pintu kamar Rina terbuka lebar, dan Rina beneran muncul di sana, terengah-engah. "Lila! Lo ngapain di situ?!"

Lila tersentak, dan sosok menyeramkan itu lenyap begitu saja.

"Lila, lo kenapa?!" Rina menghampirinya, masih kebingungan.

Lila cuma bisa duduk di lantai, napasnya tersengal-sengal. "Gue... gue liat... ada... ada sesuatu di sini..."

Rina memandang Lila dengan ngeri, tapi dia nggak bilang apa-apa. Mereka berdua cuma saling pandang dalam keheningan, dengan perasaan ngeri yang nggak bisa dijelaskan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Guys ternyata masihhh banyak teror yang menghantui mereka......

1
Doristeri
I love the Story 😍❤️
SEPAY 🇮🇩NOVELKU🇮🇩
lanjut kak
Tina Febbryanti
lila sudah bisa mengendalikan ketakutannya...bagus lila
Tina Febbryanti
lila belum paham kalau dia istimewa,pasti lila punya kodam itu...
Tina Febbryanti
masih menyimak dan meresapi....ada maksa apa di cerita ini ...
Tina Febbryanti
baru mampir....😊
Hansen Nathan
Jangan lupa komen yahhh guys
Kelly Andrade
Luar biasa thor, teruslah menulis 🎉
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
not
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
Aishi OwO
Gila, endingnya bikin terharu.
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!