NovelToon NovelToon
Di Buang Ayah Dan Ibu

Di Buang Ayah Dan Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cerai / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Uul Dheaven

Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Iya Henri, ada apa?"

"Anak mu menggagalkan rencana besar ku kali ini, Sudiro."

"Anakku? Apa kau yakin?"

"Siapa lagi anak laki-laki yang bernama Bagas. Anak itu bahkan bisa menggerakkan setengah dari orang-orang mu."

"Tenang lah Henri. Biar aku urus anak itu."

"Baiklah."

Sudiro sangat marah saat tau kalau anak nya berani menggagalkan rencana Henri. Apa Bagas tidak tahu, bahwa Papa nya yang bernama Sudiro telah bersusah payah menjalin kerja sama dengan Henri Borison.

"Toni, hubungi Bagas. Suruh dia ke sini secepatnya."

"Baik, Tuan."

Setelah beberapa jam berlalu, Bagas datang ke kediaman orang tua nya. Selama ini, Bagas tidak tinggal dengan orang tua nya lagi. Ia tinggal di sebuah apartemen mewah pemberian kakek nya.

Plak.. Plak.. Plak..

Tuan Sudiro tidak segan-segan menam par anak nya. Bagas sangat terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Orang tua nya.

"Papa, apa yang,,,,"

"Diam, Kau! Dasar anak tidak tahu diri! Apa kau tahu, gara-gara diri mu Papa hampir saja berurusan dengan Tuan Henri."

"Maksud Papa apa? Bagas nggak ngerti. Dan papa harus tahu, papa nggak berhak nampar Bagas kayak gini. Tahu nggak!" Ucap Bagas sambil menunjuk wajah papa nya.

"Memang dasar kau anak,,,"

"Cukup, Pa. Urusan papa dengan nya, itu bukan urusan ku. Buang-buang waktu ku saja."

Bagas kemudian pergi lagi meninggalkan papa nya yang masih di liputi amarah.

"Mentang-mentang sudah punya perusahaan sendiri, jadi sombong kau ya. Dasar anak tidak tabu balas budi." Tuan Sudiro terus menerus memaki Bagas.

Bagas tidak ingin lama-lama lagi berada di sana. Hal ini lah yang membuat nya pergi dari rumah beberapa tahun yang lalu. Papa nya yang suka memukul, membuat nya tidak betah di rumah.

Dan yang paling membuat Bagas membenci papa nya adalah karena papa nya lah mama nya Bagas meninggal. Papa nya memukul mama nya Bagas hingga tewas dan kehilangan banyak darah.

Semenjak saat itu, ia sangat membenci papa nya. Untung saja kakek dari pihak mama nya sangat menyayangi Bagas. Ia di belikan apartemen pribadi dan di dirikan sebuah perusahaan atas nama nya sendiri.

Dering ponsel milik Bagas membuyarkan lamunan nya. Tertulis di sana nama Talita yng memanggil.

"Halo, ada apa Talita?"

"Bagas, tolong aku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi."

"Apa yang terjadi?"

Saat Talita akan berbicara, tiba-tiba saja Talita berteriak memanggil-manggil nama Tasya.

Bagas langsung tahu, di mana keberadaan Talita sekarang. Pasti saat ini mereka masih di rumah sakit.

Tidak lama kemudian, Bagas telah tiba di bangsal anak. Ia begitu terkejut saat melihat tubuh Tasya yang kejang-kejang. Di samping nya, Talita terus menangis sambil memeluk Tania.

"Apa yang terjadi?"

"Aku nggak tahu, Bagas. Tolong adik ku. Aku akan melakukan apa saja asal kau mau menolong ku. Aku mohon. Aku masih memiliki ginjal yang bagus. Seluruh biaya adik ku akan ku tanggung sendiri." Talita berkata sambil menangis sesenggukan.

Tania yang melihat kondisi adik dan kakak nya begitu iba. Ia tidak menyangka, kakak nya akan mengorbankan segala nya untuk mereka.

"Talita, tenang dulu ya. Kita harus bertanya dulu kepada dokter. Agar kita tidak salah langkah nanti nya."

"Baiklah, Bagas. Ayo kita temui dokter dan menanyakan tentang kondisi Tasya."

"Tania, kamu jaga Tasya sebentar ya. Kakak mau menemui dokter dulu. Tasya udah di beri obat penenang, jadi ia nggak akan kejang untuk sementara waktu."

"Iya, kak. Kakak pergi saja. Biar kan Tania yang menjaga Tasya."

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruangan dokter yang telah memeriksa Tasya.

"Permisi dok, saya kakak nya Tasya. Bagaimana keadaan adik saya dok?"

"Bisa kalian ceritakan, bagaimana kondisi nya sebelum di bawa ke sini."

"Mereka adalah anak-anak yang di kurung di sebuah ruangan. Kami tidak tahu, siapa pelaku nya. Yang jelas, adik ku Tasya sudah kehilangan kesadaran nya saat kami di sana. Adik ku Tania berkata, Tasya di suntik oleh salah satu penjaga di sana."

"Di suntik?"

"Benar dok, apa dokter tahu apa yang terkandung di dalam darah adik saya?"

"Saya juga tidak tahu, zat ini aneh sekali. Saya juga menemukan zat-zat itu di dalam darah anak-anak lainnya. Namun, pada saudari Tasya, zat itu seperti melawan."

"Mengapa itu bisa terjadi dok? Bagaimana keadaan adik saya jika terus-menerus begini. Tasyaaaa,,, Maafkan kakak."

Tania terus menangis menyalahkan diri nya sendiri. Ia sangat kesal, harus nya ia bisa sabar dan menunggu. Kali ini, ia harus melihat adil nya di ambang kematian dengan tubuh yang selalu kejang-kejang.

" Talita, kamu tenang saja, ya. Aku akan mencari tahu, zat apa yang di suntikan oleh mereka pada Tasya. Sekarang kamu makan dulu. Lihat lah wajah mu sudah sangat pucat. Kamu juga harus menjaga mereka bukan?"

Talita mengambil sedikit roti dan memasukkan nya ke dalam mulut. Tubuh nya benar-benar lemah. Sepertinya, ia harus menemui ibu nya besok. Mana tahu, Tasya akan bangun jika bertemu sang Ibu.

"Tania, bisa kamu ceritakan pada kakak? Bagaimana kalian bisa berada di sana?"

"Ayah bilang kakak masuk penjara, jadi aku dan Tasya langsung berlari ingin melihat kak Talita. Tapi, di perjalanan ayah Jaka menawari kami tumpangan."

"Harus nya kalian tunggu kakak dirumah. Kalian itu masih kecil. Kalau seandainya kakak nggak ada disana, bagaimana? Apa kamu mau di jual dan kita semua harus berpisah?"

"Maafkan Tania, kak. Harus nya Tania berfikir dulu."

"Enggak kok, kakak yang salah. Harus nya kakak tidak gegabah. Dan sekarang semua nya hancur dek. Rumah itu bukan milik kita lagi."

"Nggak apa kak. Lebih baik kita hidup sederhana. Daripada tinggal di sana dan hidup menderita. Tania udah nggak sanggup lagi terus-menerus di banding-banding kan dengan Andi."

Mereka berdua berpelukan sambil menangis. Hanya mereka yang tersisa satu sama lain. Mereka akan saling menguatkan untuk adik mereka Tasya.

" Ibu,, Ibu,, Tasya rindu Ibu. "

Kali ini kejang di tubuh nya sudah berkurang. Tasya terus memanggil nama Ibu nya. Bagaimana mungkin Talita ke rumah Ibu nya di jam segini.

Bisa di laporkan lagi ia ke polisi. Bagaimana nasib adik-adik nya jika itu terjadi. Untuk saat ini, ia akan bersabar. Mungkin Tasya sedang rindu.

"Sabar ya sayang. Besok pagi kakak akan kerumah Ibu. Kakak akan jemput Ibu Tasya. Malam ini, Tasya bobok cantik ya sayang." Bisik Talita di telinga adik nya.

"Ibu.. Ibu..."

Sesekali air mata menetes dari sela-sela kelopak mata yang tertutup. Tania dan Talita tidak dapat menahan sesak di dada.

Harus dengan cara apa mereka menyenangkan Tasya malam ini. Dengan suara nya yang sesak, Tania mencoba menyanyikan lagu nina bobo yang sering di nyanyikan oleh Ibu mereka ketika malam.

Nyanyian menyayat hati itu, di nyanyikan dengan suara yang terputus-putus menahan tangis.

Untuk sesaat, Tasya terlelap dalam tidur dan mimpi indah nya.

"Tidur yang nyenyak, adik kakak. Sehat selalu dan cepat sembuh. Kalau Tasya sembuh kita jalan-jalan ke kebun binatang. Nanti di sana kita foto-foto. Biar Kak Talita yang jadi tukang foto nya."

Tania masih bercerita dengan suara yang lirih. Talita hanya mendengar kan. Dan akhirnya, mereka bertiga tertidur di di sisi ranjang milik Tasya.

1
Oom aqilla zalfa Bulandari
baru bab 1 udah ikut mewek baca'a
Surya Hermawan
Luar biasa
nia
daterjen
Putri Azah
Kecewa
Putri Azah
Buruk
nia
bondan siapa thor?
Ros Simbolon
ibu yang begitu sadis akan dapat karma.
Ros Simbolon
Kecewa
Ros Simbolon
Buruk
nia
why? bagas pacaran sama andini?
Uul dheaven: Pacar nya si Andini.
total 1 replies
Fiqih Ramadhan
Biasa
Fiqih Ramadhan
Buruk
Sugi Yatmi
Luar biasa
Ruli Felicia
Duh pinjem ke renternir bikin susah aja
Marianti Lim
kecewa aku thor sama rian...jd polisi tapi kok gak bisa tegas.
Marianti Lim
inilah sifat manusia yg sulit utk dihilangkan...belum ada memohon kpd tuhan n mencoba segala cara eee sekali udah dapat sering dilupakan atau tidak dipedulikan, paling parah tiba2 jadi beban hidup.
Sri Rahayu
ya Allah aku nangis sampai sesegukan karna cerita ini mirip sama kisah masa kecilku punya ibu tiri BP tiri tp Alhamdulillah semuanya baik tp aku sama Kakaku diurus nenek Krn mamah dan Bpku JD TKW diarab
Nur Alfadillah
Kecewa
Nur Alfadillah
Buruk
kurnia rahayu
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!