seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 22
Aggam menatap Aara yang meminta cerai darinya... Benarkah dia mahu menceraikan gadis ini? benar kah hati kecilnya tidak peduli pada gadis yang belum pernah dia lihat wajahnya itu ? tapi ada apa.. kenapa terasa ada rasa tidak rela melepaskan gadis di hadapannya. kenapa juga dia harus semarah ini pada Aara,, bukan kah dia sendiri yang pernah bilang dia tidak peduli padanya... ingin menjual diri saja dia juga tidak peduli sama sekali..
Jual diri? hanya melihatnya saja bersama laki laki lain perasaan yang tidak karuan dan amarah yang menggebu gebu dari dadanya sangat terasa sudah seperti ingin meledak, apa lagi jika sampai menjual diri.
Apakah ini di katakan cemburu? tidak... aku tidak menyukainya... perasaan cemburu hanya muncul untuk orang yang kita cinta.. mana mungkin aku cemburu... aku hanya mencintai Rossa... mencintai Rossa? tapi perasaan ini tidak pernah muncul saat bersama Rossa. Aggam tidak habis fikir dengan dirinya sendiri. tindakan dan ucapannya sangat bertolak belakang.
Aggam melepas Aara lalu melangkah keluar dari kamar mandi. mengambil kunci lalu keluar dari mension mengemudi mobilnya tanpa Arah tujuan.
Di kamar mandi Aara membersihkan tubuhnya, mengambil handuk membalut tubuhnya dan berdiri di hadapan cermin yang berada di dalam kamar mandi.
Aara melihat lengannya yang membiru di beberapa bahagian bekas cengkraman Aggam. lalu beralih ke wajah bulatnya yang chubby. Aara memegang sudut bibirnya yang pecah, melihat wajahnya yang lebam biru bercetak bekas tamparan telapak tangan Aggam. perlahan air matanya kembali mengalir mengingat kekerasan yang Aggam sering berikan padanya selama mereka sudah menikah.
Aara kembali menangis sehinggah matanya jadi bengkak akibat terlalu banyak mengeluarkan air mata.
,,,,,,,
Keesokan harinya Aara tidak melihat Aggam berada di kamarnya. ternyata Aggam tidak pulang semalam. kebetulan ini adalah akhir pekan jadi Aara juga tidak bekerja.
Setelah selesai solat subuh Aara berbaring kembali di sofa, dia juga bingung ingin ke mana..
beberapa minit sudah mulai siang. Aara turun ke bawah dan melangkah menuju dapur, di sana ternyata ada mama Aggam yang sedang minum.
"Pagi nyonya." sapa Aara pada Sarah mama mertuanya.
"Nyonya, nyonya,.. panggil aku nyonya Mama.." Angkuh Sarah pada Aara.
Aara terbengong di balik cadarnya. Nyonya mama?. aneh... ku kira dia tidak ingin di panggil mama.batin Aara yang mengingat jika mertuanya itu sangat angkuh di hari pernikahannya bersama dengan Aggam sampai lah dia datang ke Mensionnya ini.
"Ba baik nyonya Ma... ma.." canggung Aara..
" Begitu kan Keren" kata Sarah sambil mengipas ngipas tangannya yang membuat Aara bertambah bingung dengan karakter mertuanya itu. Keren? anehh... fikir Aara lagi
"Apa kau bekerja hari ini?. " tanya Sarah seperti biasa masih sangat angkuh
" Tidak nyonya mama" jawab Aara.
Sarah berjalan menuju kulkas lalu mengambil satu botol Aqua. "Minum ini.. baru bangun itu sehat jika langsung meminum air kosong." Sarah memberikan Aara Aqua.
Aara lagi lagi bengong dengan tingkah mertuanya yang angkuhnya minta ampun tapi kenapa seperti lagi perhatian Aara benar benar di buat bingung dengan sikap mama mertuanya itu
Aara perlahan menjulurkan tangannya lalu mengambil air Aqua yang di berikan padanya.
" Selepas sarapan, ikut nyonya mama nanti" kata Sarah
"Kemana nyonya mama.. "tanya Aara.
"Arisan .." singkat Sarah
"Apa perlu Aara ikut ya nyonya mama"
"Ya... nyonya mama tidak menerima penolakan. mari ikut nyonya mama."Sarah menarik tangan Aara naik ke lantai dua di kamarnya.
Tiba di dalam kamar Aara hanya berdiri di dekat pintu kamar. Aara malu dan tidak berani melangkah lebih kedalam kamar yang sangat luas dan mewah di hadapannya. Aara tidak melihat lagi Ayah Aggam di dalam kamar Sarah. Kusuma memang sudah keluar dari kamar sejak tadi lagi.
Tidak berapa lama Sarah datang membawa beberapa gamis yang sangat cantik dan elegan. tentunya sangat mahal. bersama dengan beberapa helai jilbab yang langsung di sambung dengan cadarnya. seperti di jahit khusus.
"Kemari lah... apa yang kau lakukan di situ.." panggil Sarah pada Aara
Aara mendekati Sarah yang duduk di kasurnya bersama dengan beberapa helai gamis.
"Ini pasti cocok untuk mu... baju baju ini milik ponakan ku dulu.. dia tidak memakainya sudah, jadi kau pakai saja." sombong Sarah berbohong, padahal kan gamis gamis dan jilbab itu baru saja beberapa hari lalu dia menyuruh langganan designernya yang Sangat terkenal, untuk menjahit jilbab dan gamis buat menantunya.