PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAMU DI PAGI HARI
Ayana tergelak mendengar permintaan Rayan. Dia sendiri bingung harus jelasin dari mana..
"Tau ah bingung.. Nanti aja jelasinnya.. Harus pelan pelan biar dia paham, tapi gak boleh di paksa juga kalau memang dia belum bisa menerima.." Ucap Ayana masih dengan tawanya
Rayan hanya tersenyum simpul. Sedangkan bu Lela ikut tertawa melihat kebingungan Rayan menanggapi Yuki
Keesokan harinya. Pagi pagi sekali Ayana sudah bersiap siap berangkat kerja. Ayana sengaja bangun lebih awal karena masih harus menemui manejer restoran. Sudah sekian hari Ayana tidak masuk kerja tanpa kabar. Dia berharap dirinya masih bisa di terima tetap bekerja disana
"Insya Allah, Semoga Allah melancarkan urusanku hari ini.. Aamiin.." Ucap Ayana menyemangati dirinya sendiri
Di dapur, bu Lela yang sedang meracik bumbu nasi goreng untuk sarapan pagi mereka, tidak menyadari kehadiran Ayana di sampingnya sedang menyedu teh
"Loh nak..? Mau kemana pagi pagi sekali..?" Heran bu Lela mengerutkan keningnya
Ayana hanya menoleh sebentar dan berjalan menuju meja makan dengan segelas teh hangat di tangannya. Bu Lela ikut menghampiri
"Aku mau kerja bu.. Doain ya bu, semoga aku masih bisa di terima kerja disana.." Ucap Ayana pelan sambil menyeruput teh hangat buatannya
"Aamiin.. Insya Allah bos mu bisa memaklumi.." Ucap bu Lela menatap anaknya tersenyum
"Titip Yuki lagi ya bu..? Aku berangkat sekarang biar gak kesiangan.." Pamit Ayana pada bu Lela
"Hati hati nak.." Ucap bu Lela melepas kepergian anaknya
Bu Lela sangat prihatin dengan nasib anak dan cucunya. Tapi dia gak bisa berbuat apa apa selain hanya dengan Doa dan meringankan beban anaknya dengan mengasuh cucu tercintanya. Bu Lela berharap, nasib anaknya bisa lebih baik suatu saat nanti sehingga dia bisa tenang jika sudah saatnya Allah memintanya pulang ke sisi-Nya
***
"Gimana..? Apa kata pak Raka..?" Tanya Susi menghampiri Ayana yang duduk menopang kepalanya di meja cafe
Ayana menegakkan badannya bersandar di sandaran kursi cafe dengan wajah sendu
"Aku udah di berhentikan dari kerjaan. Aku bingung harus kerja dimana setelah ini. Sementara Yuki masih butuh biaya berobat.." Ucap Ayana pelan
Susi yang mendengar ucapan Ayana ikut prihatin. Dia menawarkan diri untuk membantunya menghadap Raka untuk memohon kebijakan manejer mereka itu namun di cegah oleh Ayana
"Aku ada tabungan, kamu pakai aja dulu buat kebutuhan dan biaya berobat Yuki.. Nanti kalau sudah dapat kerjaan baru kamu boleh ganti.." Ucap Susi tersenyum tulus
"Gak Susi.. Aku gak mau.. Kamu juga butuh untuk biaya kuliah kamu.. Nanti aja kalau aku benar benar butuh, aku pasti hubungin kamu.." Tolak Ayana sopan
"Alahh selalu aja gitu jawaban kamu.. Bosan aku dengarnya.." Ucap Susi mencebikkan bibirnya menatap Ayana
Ayana tersenyum dalam sedihnya mendengar celotehan sahabatnya itu.
"Oh iya aku lupa nanya sama kamu.. Kemarin Yuki di rawat dimana..? terus kenapa gak ngabarin aku..? Kenapa juga nomor handphone kamu gak bisa di hubungin.." Tanya Susi memborongi Ayana pertanyaan
Ayana menatap sahabatnya itu dengan tatapan datar
"Aku harus jawab yang mana dulu.." Tanya Ayana mendesah
"Semuanya.." Jawab Susi
"Yuki di rawat di rumah sakit Harapan..Karena mas Arman terus menghubungi aku belakangan ini dengan semua egonya dia, jadi aku putuskan untuk mengganti nomor ponsel. Aku lupa menghubungi kamu karena keadaan Yuki saat itu selalu membuat aku gak bisa fokus ngapa ngapin.." Jawab Ayana panjang lebar
"Hhmmm ya udah deh kalau gitu.. Oh iya, Nanti aku sempatkan waktu deh maen ke rumah mu. ketemu Yuki cantik.." Ucap Susi tersenyim lebar
Ayana mengangguk tersenyum kemudian air matanya jatuh menetesi pipinya. Entah kenapa hatinya mendadak pilu. Membuat Susi mengerutkan alisnya menatap Ayana penuh pertanyaan
"Sus, aku balik pulang dulu ya..? Kasihan Yuki di rumah cuma berdua sama Ibu.. Kapan kapan kita ketemu lagi.." Ucap Ayana sedih
Susi hanya mengangguk. Tak bisa dia pungkiri hatinya sedih harus berpisah dengan sahabatnya itu
Sementara di rumah Rayan, dokter tampan itu dan orang tuanya tengah bersiap siap menuju rumah Ayana untuk melamar janda cantik itu.
Beruntung orang tua Rayan tidak pernah melarang anaknya menjalin hubungan dengan siapa pun. Karena bagi mereka, yang menjalani hubungan adalah anaknya. Yang menjalankan rumah tangga adalah anaknya. Bukan mereka orang tuanya. Maka itu, hanya Doa terbaik dan nasehat yang bisa mereka berikan sebagai bekal untuk anaknya menjalani pilihannya.
Sebagai orang tua, pak Daud dan bu Retno selalu memberikan kebebasan untuk anaknya selama masih di jalan yang lurus tanpa menyimpang. Meski Rayan sudah berumur 28 tahun, bukan berarti pak Daud maupun bu Retno lepas kendali dalam mengawasi anaknya
Rayan memang sengaja tidak memberi tahu Ayana soal rencana kedatangannya dan orang tuanya. Entah apa tujuan Rayan, namun yang pasti dia tidak ingin menunda nunda lagi hal baik itu. Karena sesungguhnya Rayan sudah tak sabar mempersunting pujaan hatinya itu dengan ikatan yang sah di mata hukum dan agama
Ayana yang tidak punya tujuan lain setelah di berhentikan dari pekerjaannya, memilih langsung pulang ke rumahnya. Tepat di saat mobil yang di kendarai Rayan tiba di depan rumah Ayana, Ayana pun baru tiba dengan menumpang kendaraan umum seperti biasa
Ayana mengerutkan keningnya melihat Rayan dan orang tuanya turun bersamaan dari mobil mewah milik Rayan. Ayana melambatkan langkahnya dengan pikirannya yang tak bisa menebak maksud kedatangan tamunya itu
"Assalamualaikum.." Rayan tersenyum mendengar balasan salamnya dari dalam rumah Ayana
Ckleekkk
Suara pintu terbuka tepat dengan wajah bu Lela yang muncul dari balik pintu
"Dokter Rayan..?" Sapa bu Lela mengerutkan alisnya melirik ke arah pak Daud dan bu Retno yang berdiri di samping Rayan dan kembali menatap wajah Rayan
"Oh iya maaf.. Mari masuk dulu.. Maaf ya pak bu, rumah kami cuma begini adanya, sempit.." Ucap bu Lela merendah setelah mempersilahkan tamunya untuk masuk
Ayana yang menyaksikan interaksi mereka dari halaman rumahnya mau tidak mau menyusul masuk menyapa tamunya itu. Namun Ayana berpikir bahwa Rayan dan dokter Retno hanya datang sekedar berkunjung. Terlebih dokter Retno pernah menyampaikan padanya untuk bertemu dengan Yuki di lain waktu dan kesempatan
"Assalamualaikum.." Ayana menyapa mereka dengan salam dan senyum manisnya
Pak Daud yang memang baru pertama kali ini bertemu dengan Ayana, melirik ke arah istrinya tersenyum dan kembali menatap Ayana yang sudah ikut bergabung dengan mereka. Pak Daud tidak menyangka bahwa pilihan anaknya jatuh pada janda cantik bak seperti perawan belasan tahun itu
"Pantas saja anak ini tergila gila pada perempuan ini.. Wajahnya cantik dan sopan dalam bersikap.. Anakku memang the best.." Gumam pak Daud dalam hati
"Maaf, saya ke belakang dulu sebentar.." Ucap Ayana santun yang di angguki semua yang berada di ruangan itu
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH YA TEMAN TEMAN ATAS KUNJUNGANNYA KE NOVEL SAYA INI..🙏🙏😇
MOHON DUKUNGANNYA..🙏🙏💞💞**