NovelToon NovelToon
Suami Kontrak Miss Perfeksionist

Suami Kontrak Miss Perfeksionist

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fafafe 3

"Menikahlah denganku, maka akan kutanggung semua kebutuhanmu!"

Karina Anastasya harus terjebak dengan keputusan pengacara keluarganya, gadis sebatang kara itu adalah pewaris tunggal aset keluarga yang sudah diamanatkan untuknya.
Karina harus menikah terlebih dahulu sebagai syarat agar semua warisannya jatuh kepadanya. Hingga pada suatu malam ia bertemu dengan Raditya Pandu, seorang Bartender sebuah club yang akan mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafafe 3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema

Pagi itu, Pandu dan Karin sudah bersiap untuk menghadiri pertemuan dengan Om Heru. Karin mematut-matutkan dirinya di depan cermin, memastikan pakaian dan penampilannya tampak sempurna. Baginya, pertemuan ini sangat penting, terutama untuk menjaga penampilan pernikahan kontrak mereka di depan Om Heru, yang sejak awal selalu curiga terhadap kesungguhan hubungan mereka.

"Kamu siap?" tanya Pandu, yang muncul dari kamar dengan dasi yang terikat asal-asalan dan rambut yang masih sedikit berantakan.

Karin menoleh, alisnya terangkat. "Pandu, bisa nggak sih kamu setidaknya mencoba terlihat rapi? Ini pertemuan penting, bukan pergi ke warung kopi."

Pandu tertawa kecil, berjalan mendekat ke Karin dan melingkarkan lengannya di pinggangnya. "Aku rapi kok, hanya... rapi dengan caraku."

Karin menghela napas, matanya memicing. "Caramu itu yang bikin aku uring-uringan sepanjang hari. Sini, biar aku rapikan dasi kamu."

Pandu membiarkan Karin mengatur dasinya, dan saat dia mendekat, ada senyum jahil yang perlahan muncul di wajahnya. "Kamu tahu, kalau kita terus seperti ini, aku mungkin akan jatuh cinta beneran sama kamu, Karin."

Karin yang sedang sibuk merapikan dasi itu tiba-tiba menghentikan gerakannya. Dia terdiam sejenak, merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Pandu, tolong jangan mulai," ujarnya akhirnya, mencoba tetap fokus. "Kita ini masih dalam pernikahan kontrak. Jangan bawa-bawa perasaan."

Pandu hanya tersenyum dan menunduk sedikit untuk mencium pipi Karin. "Oke, bos. Siap menghadapi Om Heru?"

Karin mengangguk meski di dalam hatinya ada rasa gelisah yang tidak bisa ia jelaskan.

****

Mereka tiba di kantor Om Heru dan langsung disambut dengan tatapan tajam pria paruh baya itu. Om Heru memang terkenal dengan sikap skeptisnya, terutama setelah berbagai kejadian yang membuatnya curiga bahwa pernikahan ini hanya sebatas sandiwara.

"Pandu, Karin, duduklah," kata Om Heru dengan suara beratnya. "Bagaimana kabar kalian? Pernikahan lancar-lancar saja, kan?"

Pandu dan Karin saling bertukar pandang sebelum Pandu menjawab dengan nada santai. "Semuanya baik-baik saja, Om. Kita makin dekat setiap harinya."

Om Heru menyipitkan mata, seperti mencoba membaca bahasa tubuh mereka. "Aku dengar keluarga Pandu sedang dalam masalah. Apakah ini memengaruhi kalian berdua?"

Karin tersentak sedikit. Dia tahu Pandu menghadapi tekanan dari keluarganya, tetapi dia tidak menduga Om Heru akan langsung menyinggungnya.

Pandu yang sudah terlatih dalam menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit hanya tersenyum. "Itu masalah keluargaku, Om. Kami berdua tetap fokus pada pernikahan kami dan rencana ke depan."

Meskipun Om Heru tetap mencurigai mereka, dia tidak bisa menemukan celah yang jelas. Setelah pertemuan berakhir, mereka berdua keluar dari kantor dengan perasaan lega. Namun, masalah sebenarnya baru saja dimulai.

****

Seminggu kemudian, Pandu membawa Karin ke rumah keluarganya untuk menghadiri sebuah makan malam keluarga yang telah direncanakan oleh ibunya. Karin merasa gugup, tapi berusaha untuk tetap tenang. Dia belum pernah bertemu keluarga besar Pandu, dan dia khawatir bagaimana mereka akan menerima dirinya, istri kontrak Pandu.

Setibanya di rumah besar keluarga Pandu, mereka disambut oleh suasana mewah dengan hiasan yang elegan. Keluarga Pandu ternyata jauh lebih kaya dari yang pernah dibayangkan oleh Karin. Rumah besar itu dipenuhi oleh ornamen klasik, dan ruang makan dihiasi dengan peralatan makan yang berkilau.

"Aku merasa seperti masuk ke film ‘Crazy Rich Asians’," bisik Karin saat mereka berjalan masuk.

Pandu tertawa kecil, menepuk punggung Karin dengan lembut. "Relax, ini cuma makan malam biasa. Lagipula, mereka akan menyukaimu."

Namun, ketika mereka tiba di ruang makan, semuanya berubah. Orang-orang berpakaian rapi duduk di meja, dan suasana menjadi tegang saat semua mata tertuju pada mereka. Ibu Pandu, seorang wanita anggun dengan wajah tegas, menyambut mereka dengan senyum dingin.

"Karin, kan? Senang sekali bisa bertemu denganmu," kata ibunya dengan nada yang sulit ditebak.

Karin mencoba tersenyum sopan, tapi ada perasaan canggung yang membuat perutnya terasa melilit. "Senang bertemu dengan Tante juga."

Mereka semua duduk, dan percakapan mulai mengalir. Namun, Karin merasa seperti terjebak dalam wawancara. Setiap orang tampaknya sangat tertarik dengan latar belakang dan kehidupan Karin, yang membuatnya semakin gugup. Pandu, yang duduk di sebelahnya, berusaha membantu dengan menambahkan candaan kecil di sana-sini, tetapi itu malah membuat Karin semakin bingung.

Di tengah percakapan, Pandu tiba-tiba mencondongkan tubuh ke arah Karin dan berbisik dengan suara yang hampir tertawa, "Tenang saja, mereka tidak akan menggigitmu."

Karin menatapnya dengan tajam. "Pandu, ini serius! Aku merasa seperti bahan tontonan."

Pandu hanya tersenyum nakal dan melanjutkan makannya seolah tidak ada yang terjadi. Karin, yang sudah merasa terpojok, tiba-tiba merasakan sesuatu yang konyol. Pandu sengaja membuat situasi lebih konyol untuk membuatnya rileks dan itu agak berhasil.

Lalu, di tengah makan, salah satu saudara Pandu bertanya, "Karin, jadi apa rencanamu setelah menikah dengan Pandu? Apakah kalian akan segera punya anak?"

Karin tersedak sedikit saat mendengar pertanyaan itu, sementara Pandu tertawa pelan di sebelahnya. "Tenang saja, kami tidak terburu-buru," kata Pandu dengan nada santai, mencoba mengalihkan perhatian dari kegelisahan Karin.

Setelah makan malam berakhir, Karin merasa lega akhirnya bisa keluar dari situasi yang menegangkan itu. Di perjalanan pulang, Karin menatap Pandu dengan tatapan bingung.

"Bagaimana kamu bisa tetap santai sepanjang waktu?" tanya Karin dengan nada frustrasi. "Aku hampir saja mati karena tekanan!"

Pandu hanya tersenyum. "Karena aku tahu ini semua hanya sementara. Lagipula, kita harus menikmatinya selagi bisa, kan?"

Karin menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Kamu ini memang gila, ya?"

Pandu merangkul bahu Karin dan membisikkan sesuatu yang membuat Karin tidak bisa menahan tawa. "Tentu saja. Kalau nggak, hidup kita bakal terlalu membosankan."

Karin mulai menyadari bahwa meski pernikahan mereka dimulai dengan kontrak dan kebohongan, Pandu memiliki cara aneh untuk membuat segalanya terasa lebih ringan. Bahkan di tengah tekanan keluarga besar dan segala masalah yang mengitarinya, Karin tidak bisa menolak pesona Pandu yang selalu mampu membuatnya tertawa. Meski demikian, di dalam hatinya, Karin mulai merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Pandu, dengan segala kekonyolannya, mulai meruntuhkan dinding yang selama ini ia bangun untuk melindungi dirinya sendiri. Dan semakin lama mereka bersama, semakin sulit bagi Karin untuk mengabaikan kenyataan bahwa hatinya mulai terlibat lebih dari yang pernah ia bayangkan.

Dengan perasaan campur aduk, Karin tahu bahwa ini bukan lagi sekadar pernikahan kontrak. Pandu telah menjadi bagian dari hidupnya, dan ia harus siap menghadapi kenyataan bahwa perasaannya tidak lagi bisa diabaikan.

1
Gus Surani26
seru nih
Gus Surani26
wahhh, kira2 gmn ya cara mereka melakukan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!