Sebagai lelaki bertanggung jawab, Abas mau menikahi pacarnya yang hamil duluan. Mereka menikah di usia muda dan harus rela berhenti sekolah. Sayangnya kehadiran Abas sebagai suami Tari tidak begitu diterima oleh keluarga sang istri. Bisa dibilang Abas tak pernah diperlakukan baik sebagai menantu. Dia terus dihina dan diremehkan.
Hingga suatu hari, karena hasutan keluarga sendiri, Tari tega mengkhianati Abas dan membuang anaknya sendiri.
Abas diceraikan dan harus merawat anaknya seorang diri. Namun dia tak putus asa. Abas mengandalkan keahlian tangannya yang terampil mencukur rambut dan memijat orang. Abas selalu bermimpi memiliki usaha di bidang jasa cukur & pijat yang sukses. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Abas menemukan banyak wanita yang datang silih berganti. Bahkan mengejutkannya, sang mantan istri kembali tertarik padanya. Bagaimana perjuangan Abas setelah dibuang oleh istri dan mertuanya? Berhasilkah dia membangun usaha jasa yang sukses?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 - Undangan Yang Sama
Setelah memastikan Abas menerima undangan, Tari langsung ngeloyor pergi begitu saja.
"Dasar gila! Kau pikir aku akan datang?!" Abas berucap begitu sambil merobek kartu undangan yang diberikan Tari. Lalu di akhir, dia melemparnya ke bak sampah.
Tari tak menanggapi. Dia masuk ke mobil dan segera beranjak.
Abas menggeleng tak percaya. Emosinya seketika kembali naik saat melihat wajah Tari. Namun Abas berusaha meredam amarahnya sebisa mungkin. Dia memilih masuk ke rumah untuk memeriksa Denis.
Bi Warni lantas pulang ke rumahnya saat mengetahui Abas sudah pulang. Memang wanita paruh baya itu sekarang rutin mengasuh Denis. Mengingat Abas harus mengurus usahanya. Walaupun begitu, Abas selalu menyisihkan waktunya sebisa mungkin untuk menemani Denis.
Abas merebahkan diri ke ranjang. Dia jadi kepikiran tentang undangan Tari. Mengetahui wanita itu akan menikah, muncul keinginan pada dirinya untuk melakukan hal tersebut juga.
"Lagian hubunganku dan Mila sudah berjalan cukup lama. Terus nggak baik juga kalau aku begituan terus tanpa adanya ikatan yang sah," gumam Abas. Sontak muncul niat darinya untuk mengesahkan hubungan dengan Mila. Ia bahkan sudah membayangkan dirinya memberikan Mila sebuah cincin.
Abas memejamkan mata. Nanti besok dia akan singgah ke toko perhiasan.
Satu malam berlalu. Setelah mengantar Denis sekolah, Abas singgah ke toko perhiasan terlebih dahulu. Benar saja, dia membeli sepasang cincin di sana.
Niatnya Abas ingin melamar Mila tanpa membahasnya. Karena dia yakin, Mila pasti bersedia menikah dengannya.
Selepas membeli sepasang cincin, Abas pergi ke tokonya. Dia melihat Mila belum datang. Memang perempuan itu sempat mengabari kalau dirinya ada pertemuan dengan komunitas seninya.
Kebetulan Mila baru bergabung di komunitas seni tersebut sekitar tiga bulan lalu. Apalagi setelah dia menemukan kalau usaha jasa tatonya sepi. Selain itu, Mila merasa tidak nyaman menjadi perempuan satu-satunya yang bekerja di toko Abas. Tak peduli kalau semua orang telah tahu bahwa Mila memiliki hubungan khusus dengan Abas.
Pelanggan datang cukup banyak hari itu. Sampai seorang pelanggan mengejutkan Abas. Pelanggan tersebut tidak lain adalah Doni, sekretaris pribadinya Irwan.
Abas mengajak Doni bicara ke balkon lantai dua. Di sana mereka duduk saling berhadapan. Sungguh, Abas selalu senang jika bicara dengan orang yang dekat dengan Irwan. Mengingat Irwan sudah banyak membantunya.
"Jadi ada keperluan apa nih, Mas? Gimana kabar Pak Irwan. Sudah lama saya nggak ketemu sama beliau," kata Abas.
"Kabar beliau baik-baik saja. Biasalah, selalu disibukkan sama kerjaan," tanggap Doni. "Ngomong-ngomong, kedatanganku ke sini mau kasih kamu ini," lanjutnya sembari memberikan sebuah kartu undangan.
Abas menerima undangan yang diberikan Doni. Dahinya langsung berkerut. Bagaimana tidak? Undangan yang diberikan Doni sama persis dengan undangan pemberian Tari tadi malam.
"Anak bungsunya Pak Irwan akan menikah minggu ini, dan Pak Irwan sangat mengharapkan kehadiranmu. Katanya dia juga mau memperkenalkanmu pada keluarganya," tutur Doni.
Abas tidak menjawab pertanyaan Doni. Perkataan lelaki paruh baya itu masuk telinga kanan dan langsung keluar telinga kirinya. Abas fokus membaca nama mempelai pria di undangan.
Betapa terkejutnya Abas saat melihat nama Ferry di sana. Ferry! Lelaki yang tidak lain adalah selingkuhannya Tari. Selain itu, nama mantan istrinya juga tertera di sana.
Abas merapatkan mulutnya. Dia juga meremas kartu undangan yang dipegangnya.
ingat entar tambah parah Lo bas....,