NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Tuan Mafia

Terjebak Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lmeilan

Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.

Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.

Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.

Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.

Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Pagi itu, Elina duduk di pinggir ranjangnya, merasakan beratnya keputusan yang baru saja ia ambil. Pernikahan kontrak dengan Adrian. Kata-kata itu terus berputar di kepalanya, menghantui setiap sudut pikirannya. Ia sadar, ini bukanlah pernikahan yang diimpikan oleh kebanyakan orang. Tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan. Hanya perjanjian yang dipenuhi dengan ketidakpastian dan risiko.

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur, berharap tidak ada pesan baru yang akan semakin memberatkan pikirannya. Namun, seperti yang ia duga, layar ponselnya menampilkan sebuah notifikasi dari Daniel.

Daniel: “Pernikahan anda dan Tuan Adrian akan dilaksanakan lusa, semua sudah diatur. Anda hanya perlu menunggu instruksi lebih lanjut.”

Elina menatap pesan itu dengan perasaan campur aduk. Daniel memang selalu ringkas dan to the point, namun kali ini pesannya terasa lebih dingin dari biasanya. Semuanya seakan dikendalikan oleh tangan-tangan yang tak terlihat, dan Elina hanyalah pion kecil dalam permainan yang lebih besar.

Elina mematikan ponselnya, tidak ingin melihat pesan lainnya. Ia berjalan menuju jendela besar di kamar kecilnya dan menatap keluar. Langit cerah dan biru, namun entah mengapa hari itu terasa begitu suram baginya. Seakan ada badai besar yang sedang menanti di ujung horizon.

**

Sore itu, Adrian duduk di kantornya, menatap berkas-berkas perjanjian pernikahan yang disusun oleh Asisten sekaligus kaki tangannya. Semua detil telah direncanakan dengan sangat matang. Tidak ada celah, tidak ada ruang untuk kesalahan. Baginya, ini hanyalah salah satu dari banyak keputusan bisnis yang telah ia buat. Namun, kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu tentang Elina yang mengganggu pikirannya.

Adrian menghela napas dan mengusap dahinya. Pikirannya mulai terganggu dengan keraguan yang biasanya tidak pernah ia rasakan. Elina bukanlah wanita yang biasa ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Dia bukan bagian dari dunia bisnis atau jet-set yang Adrian kenal. Elina adalah kebalikan dari semua itu—sederhana, tetapi kuat. Dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman.

Saat Adrian memandang dokumen-dokumen itu, pikirannya kembali teringat pada pertemuan pertama mereka di hotel. Ia masih bisa mengingat tatapan sendu Elina saat itu, bagaimana dia berusaha tegar di tengah tekanan hidup yang dialaminya. Wanita itu tidak menyerah meskipun dunia seakan terus menekan dari segala arah.

“Kenapa dia berbeda?” gumam Adrian pada dirinya sendiri. “Kenapa dia bisa mempengaruhiku sejauh ini?”

Pintu ruangannya terbuka, dan Daniel masuk tanpa mengetuk. Adrian mengangkat alis, sedikit terganggu oleh interupsi yang tiba-tiba.

“Tuan Adrian, ada masalah,” kata Daniel dengan nada serius.

“Apa lagi sekarang?” balas Adrian, berusaha menjaga kesabarannya.

“Keluarga Tuan sudah tahu soal rencana pernikahan ini. Ayah anda sangat marah,” jawab Daniel sambil menyodorkan sebuah map yang berisi laporan detail mengenai percakapan terakhir antara pihak keluarga dan orang-orang dalam yang bekerja untuk Adrian.

Adrian mendengus, lalu berdiri dari kursinya. “Pria tua itu lagii. Dia tidak pernah setuju dengan keputusan-keputusan yang aku buat. Tapi kali ini, aku tidak akan mundur.”

“Beliau ingin bertemu denganmu,” tambah Daniel, ekspresinya tidak berubah sedikit pun.

“Biar aku yang menanganinya,” jawab Adrian dengan nada tegas. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan.”

Daniel mengangguk, lalu berbalik untuk keluar dari ruangan itu. Namun, sebelum pintu tertutup, dia berhenti sejenak dan berkata, “Tuan, satu lagi. Keluarga Tuan Jhon, Mereka mungkin akan terlibat.”

Mendengar nama itu, Adrian langsung menegang. Itu adalah sesuatu yang tidak ingin ia hadapi mengingat Tuan Jhon adalah salah satu penguasa duni bawah.

“Beritahu mereka untuk tidak ikut campur, dan aku akan menyelesaikannya sendiri,” perintah Adrian dengan dingin.

**

Sementara itu, di sisi lain kota, sebuah pertemuan rahasia sedang berlangsung di sebuah rumah besar yang tersembunyi di balik perbukitan. Di dalamnya, seorang pria paruh baya duduk di depan meja besar, wajahnya penuh dengan kemarahan yang tertahan.

“Dia akan menikah dengan siapa?” tanya pria itu dengan nada tinggi.

“Seorang wanita bernama Elina Raffaela Escobar,” jawab seorang pria muda yang berdiri di depannya. “Menurut informasi yang kami dapat, dia adalah gadis biasa, orangtua nya terkhusus ayah tirinya orang yang gila judi dan terlilit banyak hutang, sekarang gadis itu tinggal di Panti Jompo merawat neneknya yang baru saja selesai menjalani operasi.” Sambung pria itu

Pria paruh baya itu—ayah Adrian—menyandarkan dirinya ke kursi, menghela napas panjang. “Anak itu benar-benar membuat masalah besar. Bagaimana bisa dia meninggalkan tunangannya hanya untuk menikahi wanita ini? Bahkan aku tidak tahu latar belakangnya dengan pasti.”

“Daddy, tenanglah,” suara lembut wanita paruh baya yang berdiri di dekat jendela menghentikan ledakan emosi pria itu. “Adrian sudah dewasa, biarkan dia membuat keputusannya sendiri.”

“Aku sudah menjodohkannya dengan anak sahabatku, dan mereka sudah bertunangan!” balas pria itu dengan tegas. “Aku tidak bisa menerima ini begitu saja.”

Wanita itu mendekati suaminya, meletakkan tangannya di pundaknya dengan lembut. “Kita akan berbicara dengan Adrian. Aku yakin, dengan sedikit waktu dan penjelasan, dia akan mengerti.”

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya menatap tajam ke arah jendela, pikirannya dipenuhi dengan rencana untuk menghentikan pernikahan yang ia anggap sebagai bencana ini.

Volkov Salvatrucha

Amanda Geriro

**

Di panti jompo, Elina duduk di samping neneknya yang sedang tertidur lelap. Neneknya masih dalam masa pemulihan setelah operasi, namun kondisinya berangsur membaik. Elina memandangi wajah neneknya yang tenang, merasa sedikit lega melihat bahwa setidaknya ada satu hal dalam hidupnya yang berjalan dengan baik.

Namun, pikiran tentang pernikahannya dengan Adrian terus menghantui. Apa yang akan terjadi setelah mereka menikah? Bagaimana ia akan menjalani hidup bersama pria yang tidak pernah ia pahami sepenuhnya?

Tiba-tiba, suara ponsel Elina berbunyi, membuatnya terkejut. Ia melihat nama Adrian di layar, dan jantungnya langsung berdebar. Tanpa berpikir panjang, ia menjawab panggilan itu.

“Ya?” ucap Elina dengan suara pelan.

“Kita harus bertemu,” suara Adrian terdengar tegas di ujung sana.

Elina menggigit bibirnya. Ia tahu bahwa pertemuan ini akan menjadi momen krusial. Adrian tidak pernah menghubunginya hanya untuk hal-hal sepele. “Baiklah. Di mana kita akan bertemu?”

“Di mansion,” jawab Adrian singkat sebelum menutup telepon tanpa menunggu jawaban lebih lanjut.

Elina menatap ponselnya yang sudah mati, merasa dadanya semakin sesak. Ada sesuatu yang berbeda dari cara Adrian berbicara kali ini. Seolah-olah ada sesuatu yang sangat penting, mungkin lebih besar dari sekadar pernikahan mereka.

**

Hari berikutnya, Elina berdiri di depan pintu besar mansion Adrian, perasaannya campur aduk antara cemas dan penasaran. Pintu terbuka, dan Daniel menyambutnya dengan ekspresi datar yang biasa. Ia mengantar Elina ke ruang tamu, di mana Adrian sudah menunggu.

“Duduklah,” perintah Adrian dengan nada yang sama seperti biasanya—dingin dan penuh wibawa.

Elina menurut, duduk di kursi yang berhadapan dengan Adrian. Pria itu menatapnya dengan tatapan intens, seolah sedang menimbang sesuatu yang sangat penting.

“Ada apa Tuan?” tanya Elina, mencoba mengendalikan suaranya yang sedikit gemetar.

Adrian menghela napas panjang, lalu bersandar di kursinya. “Ada sesuatu yang perlu kau ketahui”

“Apa itu?” Elina merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Apakah ini tentang kita? Atau ada hal lain yang Adrian sembunyikan darinya?

Adrian menatapnya lurus-lurus, ekspresi wajahnya begitu serius hingga membuat Elina semakin tegang. “Ini bukan hanya tentang kita!”

Elina mengerutkan kening, mencoba memahami maksud Adrian. “Siapa yang kau maksud?”

“Orang tuaku,” jawab Adrian dengan nada berat. “Dan... tunanganku.”

Seketika Elina terbelalak mendengar jawaban dari Adrian, bukan karena Adrian menyinggung soal orang tuanya akan tetapi… tunangan? Apa maksud Adrian mengatakan tunanganku?.

1
Amaryllis zee
Awal yang seru ...
Linmei: Terimakasih Ka, enjoy dengan ceritanya ya ka, semoga sukaaa🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!