Alya Nadira adalah gadis cantik imut, ceria, humoris,jujur,dan sering membuat orang di sekitarnya tertawa,namun dibalik senyum dan keceriaannya,terpendam luka dalam dan beban berat yang ia tanggung sendiri.
kemudian datanglah 3 cowo dalam kehidupan Alya Nadira, si tukang bolos tengil tapi jujur,si jutek cuek tapi diam diam perhatian dan si ketua geng motor yang di takuti di jalanan namun sangat tergila gila pada Alya.
siapakah 3 cowo tersebut,dan siapakah diantara mereka yang bisa melihat penderitaan Alya,pada siapa kah Alya menambatkan hatinya, jangan lupa mampir baca....☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cinta liya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KADO ALEX
"Ko balik ...?" Tanya Alex mengerucutkan bibirnya. Brayen hanya menggeleng gelengkan kepalanya,karna baru kali ini Brayen melihat anaknya yang bucin abis sama perempuan.
"Iyah kan Kakak liat sendiri,nih baju aku kena darah kakak,sampe kek kering gini." Ucap Alya sembari menunjukan baju yang ia kenakan.
"Owh ... Tapi tunggu dulu ." cetus Alex.
Alya menautkan dahinya. "Kenapa kak ...? "
Alex mengarahkan pandangannya pada Ryan. " yan udah loh ambil barangnya." Ucap Alex membuat Alya Albar dan Brayen memperhatikan dua cowo ini.
"Udah ... Nih ..." Ryan menyodorkan satu kado berbentuk kotak.
Alex pun menyambut kado itu dan memberikannya pada Alya.
"Nih buat kamu, Tadinya aku mau kasih ini saat kita pulang ke rumah kamu,tapi malah ada kejadian ini." Ucap Alex.
Alya kebingungan menerima kado itu."Ini apa kak.? Alya kan nggak ulang tahun." cetusnya sembari memperhatikan sang kado yang kini ia pegang.
"Kasih kado kan nggak harus waktu ulang tahun aja,pokonya untuk yang ini kamu harus terima." cetus Alex menatap Alya tajam serius,Alya pun akhirnya menerima kado itu.
"Ya udah Makasih ya kak?Ucap Alya dengan senyum kecil di bibirnya.
"Iya,di bukanya kalau udah sampe di rumah yah ...? Cetus Alex dengan menaik turunkan Alisnya,Brayen menyipitkan matanya melihat tingkah anak nya ini.
Om,Kak Alex ,Kak Ryan ,Alya sama Albar pamit pulang dulu." Ucap Alya penuh sopan, membuat perhatian 3 pria kini ke arahnya.
"Iya, tank you ... Alya Albar,udah bawa Alex ke rumah sakit,hati hati di jalan yah ..." Ucap Brayen dengan senyum wibawa nya.
"Iya om ... Permisi ... " Alya,Albar pamit dan pergi meninggalkan ruangan Alex.
Dalam perjalanan pulang ke rumah Alya terus saja memikirkan siapa orang yang menyerang semalam.
"Bar ...?"
"Iya kak?
"Kamu lihat pelaku yang nyerang Kak Alex nggak.?" Tanya Alya menyudahi lamunannya.
Albar yang tadinya sibuk dengan pikirannya sendiri pun kini di buat kaget dengan pertanyaan sang kakak,pasalnya dia sendiri bingung cara menyampaikannya.Belum lagi kalau Alex tau.
"Enggak kak ." Albar lebih memilih ber bohong.
"Ada yang aneh sama penyerang itu bar." Alya mengungkap kecurigaannya.
"Maksudnya kakak.?" Tanya Albar dengan jantungnya yang kini berdebar takut jika kakanya tau.
" Waktu penyerang itu mau nusuk kakak yang tadinya pisau itu untuk kak Alex,penyerang itu seperti menahan gerakan laju pisaunya agar tidak kena kakak." Ucap Alya.
"Kakak jadi takut dan bingung,Bar, bukan papah kan bar yang nyerang kak Alex.? Tanya Alya panik dan cemas tiba tiba pikiran nya menuju arah ayahnya.
"Ya ... Ya nggak mungkin lah kak,mungkin aja penyerangnya profesional,dia hanya membunuh targetnya aja," cetus Albar sedikit panik.
"Emmm .... Kayaknya enggak deh bar,so'alya gerakannya aja kalah terus sama kak Alex,SE enggak enggaknya ada sengit sengit nya dikit lah kalau bertarung,ini mah kelihatan amatir banget." Pungkas Alya yang di sambut bingung nya Albar.
"Cara nembak nya juga asal asal lan belum lagi yah kakak liat tangannya itu gemetar bar." Pungkas Alya lagi.
"Ya Albar juga nggak tau kak,tapi kalau itu papah ,apa motifnya coba." Cetus balik Albar yang membuat kebingungan berbalik ke Alya.
"Iya yah ... Kakak jadi takut dan bingung bar." Ucap Alya cemas, Albar menatap wajah kakaknya,belum tau aja udah kelihatan panik apa lagi kalau tau yang sebenarnya,Albar takut kakaknya akan jatuh sakit.
"Ya udah nggak usah mikirin itu,kak Alex kan ketua geng motor,yang pastinya banyak musuh kak,nggak mungkin papah lah." Ucap Albar ber bohong lagi mencoba menenangkan kakaknya.
"Maafin Albar kak,udah bohong." Batin Albar merasa bersalah.
"Iya yah.kakak baru inget kak Alex ketua geng motor." Ucap Alya yang memang sudah tau Alex ketua geng motor dari Ryan.
"O Iyah nasi goreng pecel lele gimana nasibnya." Sambung Alya sedangkan Albar masih loading apa yang di maksud kakanya.
"Kaka laper.?"Tanya Albar.
"Eh,ko laper sih,Kan kakak udah bilang masalah kita yang mau jualan nasi goreng sama pecel lele." Jelas Alya ....
"Ooo ... Ya udah nanti besok kita belanja ya kak." Cetus Albar disambut semangat Alya yang kembali berkobar.Albar pun lega.
SUASANA DI RUMAH SAKIT.
"Gimana Lex, kamu inget wajah orang yang nyerang kamu.?" Tanya Brayen.
"Aku inget matanya aja dad, tapi tenang aja dad,ada sidik jarinya di jaket Alex." Cetus Alex
"Bagus,tapi ngomong ngomong kamu kenal dimana sama Alya.?" Tanya Brayen yang sepertinya masih penasaran karna sikap Alex yang bucin pada Alya.
"Di dalam kamar mandi dad.?" Jawab Alex spontan jujur sembari membayangkan pertemuan pertamanya dengan Alya apalagi saat ingat pertamakali ia mencium Alya,Alex seperti orang gila yang senyum senyum sendiri sambil mengigit bibir bawahnya,membuat Brayen dan Ryan terkejut.
"DALAM KAMAR MANDI ...! pekik Brayen dan Ryan berbarengan.hingga menyadarkan Alex yang sibuk dengan kenangan dalam pikirannya.
"iya,... Mmm maksudnya nggak sengaja gitu dad.?" Ucap Alex bingung sendiri menjelaskannya apalagi tatapan ayahnya kini semakin tajam.
"Loh ngapain dalam kamar mandi sama Alya, jangan bilang loh ngintip Alya lagi mandi Lex?, Atau loh masuk saat Alya lagi mandi?" Cetus tebak Ryan yang di sambut gelengan ke dua telapak tangan Alex yang kini di tatap Brayen semakin sadis penuh intimidasi.
"Enggak,bener dad,apa'an si loh Yan, gue nggak se mesum itu juga kali." Cetus Alex jadi ngeri dengan tatapan ayahnya.
"Jadi kamu ngapain Alya dalam kamar mandi.?" Tanya Brayen dengan tatapan penuh ancaman.
"Cuman cium aja dad.Sumpah ! Itu pun darurat." Jawab Alex ,jujur tapi itu malah bikin Brayen kesal dan menjewer telinga nya.sedangkan mulut Ryan menganga mendengar penuturan Alex.
"Dasar Anak nakal,ternyata gini yah kelakuan kamu nggak ada papa,Alya itu masih kecil ,malah kamu mainin gitu..." Cetus Brayen nggak habis fikir dengan kelakuan anaknya.
"Aaaaaah ... ampun ampun dad ... !" Brayen menghentikan aksi jewer nya karna tak tega melihat Alex kesakitan.
"Kejadiannya gini dad...." Alex pun menceritakan kejadian awal pertama dia di kejar oleh 2 orang polisi yang berpakaian preman suruhan mafia yang ingin menangkapnya,dengan terpaksa Alex masuk kamar mandi karna Alex kira kamar mandinya kosong tapi setelah masuk ternyata Ada Alya di sana,bahkan Alex terpaksa mencium Alya Agar tak ketahuan karna Alya berusaha teriak, hingga ber Akhir Alex yang pura pura pingsan agar dia tidak di keroyok warga.
Brayen dan Ryan tertawa mendengar aksi kegaduhan yang di buat Alya dan Alex. Brayen benar benar tak habis fikir Alex punya ide pura pura pingsan,apalagi saat mendengar tentang hantu gayung plastik yang Alya tebak.