Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Tim Pertama
Setelah makan malam bersama, mereka duduk mengelilingi api unggun. Ketika merasa sebagian makanan telah dicerna, mereka memutuskan untuk membagi tugas berjaga.
Untuk paruh pertama malam, Klein dan Vlad bertugas menjaga. Sedangkan untuk paruh kedua malam, ketiga gadis akan menjaga.
Sebenarnya awalnya pembagiannya bukan seperti itu. Namun Rachel meminta dibagi dengan cara seperti itu. Mencoba menghindari kejadian tidak diinginkan, misalnya, Klein yang tidur awal enggan bangun dan tidak mau berjaga di paruh kedua malam.
Merasakan betapa Rachel tidak percaya pada dirinya, Klein hanya bisa menggeleng tanpa daya.
Setelah beberapa jam diam, Klein merasa agak bosan.
Duduk di depan api unggun, pemuda itu melirik ke arah Vlad lalu bertanya, “Apa kamu tidak merasa kalau aku telah memanfaatkan mu, Vlad?”
Mendengar itu, Vlad memiringkan kepalanya. “Apakah ada yang salah?”
“Kamu tidak membenciku karena itu? Lagipula, banyak rakyat biasa yang membenci bangsawan seperti ku,” ucap Klein.
“Aku merasa kamu mirip dengan Kakek Kepala Desa, jadi kamu tidak jahat, Bos,” balas Vlad penuh ketulusan.
“Apakah itu ejekan atau pujian?” Sudut bibir Klein berkedut.
“Bolehkah aku bercerita, Bos?” tanya Vlad.
Mendengar itu, Klein mengangguk ringan. Sejujurnya, dia juga cukup penasaran dengan pemuda dengan bakat setara para bangsawan berkelas ini.
“Aku tidak tahu dimana aku dilahirkan. Sejauh yang aku ingat dan perkataan Kakek Kepala Desa, aku ditinggalkan di Desa Ostbridge. Kepala desa merawatku sejak kecil, dia sudah seperti Kakek ku sendiri.”
“Kamu tahu, Bos? Desa Ostbridge adalah desa kecil yang indah. Selain dekat dengan pegunungan, ada banyak sungai di sana. Ketika musim gugur, gunung akan berwarna kuning keemasan.”
“Meski hanya ada beberapa Warrior level 1 dan 2, bahkan hanya ada satu Mage, tetapi aku merasa itu bukanlah tempat yang buruk.”
“Ketika aku tumbuh, kekuatanku juga ikut tumbuh melebihi rekan sebaya ku. Di sisi lain, aku juga makan lebih banyak dari orang biasa. Kakek Kepala Desa merawatku dengan baik. Bahkan jika tidak kaya, dia bekerja keras untuk membesarkan aku.”
“Tentu saja, aku tidak ingin terus merepotkan dia. Jadi sejak usia lima tahun, aku membantu di ladang. Kamu tahu, ubi yang aku tanam di ladang benar-benar enak ketika dibakar. Aku sangat suka memakannya.”
“Setelah tumbuh sampai remaja, aku menjadi cukup terkenal karena memiliki kekuatan untuk berburu di gunung dan mengalahkan banyak ksatria meski tidak berlatih secara formal. Awalnya ada bangsawan sekitar yang mencoba merekrut ku, tetapi akhirnya aku tolak.”
“Dua tahun lalu, sebelum meninggal kakek berpesan agar aku tidak langsung mengikuti orang lain karena aku bodoh dan mudah ditipu. Jika memiliki kesempatan dan kemampuan, biarkan aku belajar di akademi terlebih dahulu.”
“Jadi aku menghabiskan dua tahun untuk belajar dan berlatih. Meski tidak begitu cerdas, tetapi aku cukup berbakat dalam bertarung dan menerima undangan dari Akademi Dawn Star yang ternyata adalah salah satu akademi terbaik.”
“Di sana aku bertemu dengan cukup banyak orang, dan akhirnya menerima undangan mu, Bos.”
“Jika kamu bertanya kenapa kenapa aku memilih untuk menerima undangan mu, mungkin itu karena aku merasa tatapan mu mirip dengan mata Kakek.”
“Ah! Bukan warna matanya. Bagaimana bilangnya? Berbeda dengan tatapan orang-orang yang seolah ingin mengendalikan aku. Aku rasa, caramu memandang lebih mirip-“
“Perasaan welas asih dan ingin memberiku tempat tinggal?”
Setelah mengatakan itu, Vlad menatap api unggun dengan ekspresi linglung. Dia bahkan tidak bisa cara menggambarkannya. Namun, pemuda itu merasa kalau Klein bukanlah orang jahat, hanya itu.
“Itu bisa saja tipuan,” ucap Klein dengan senyum meremehkan.
“Kalau begitu anggap saja aku bodoh karena tidak bisa membedakan orang.” Vlad menyeringai dengan ekspresi konyol di wajahnya.
“Pfft! Kamu benar-benar bodoh, tapi aku tidak membencinya.”
Klein terkekeh, lalu menatap Vlad sebelum menambahkan.
“Tapi seperti yang aku katakan sebelumnya. Mungkin aku tidak bisa menjanjikan banyak hal, tetapi aku tidak akan membuatmu kelaparan. Omong-omong, aku juga bisa memberimu tempat tinggal. Rumah dimana kamu bisa kembali.”
Vlad tertegun di tempatnya. Melihat senyum Klein, dia merasa sedikit hangat dalam hatinya. Ini bukan perasaan cinta, kasih sayang, atau semacamnya. Mungkin lebih tepatnya perasaan ketika menemukan seseorang yang bisa kamu percaya setulus hati.
“Kalau begitu jangan ragu untuk menggunakan aku sebagai perisai mu, Bos!”
Terkadang persahabatan lelaki memang terbentuk semudah itu. Tidak perlu banyak intrik, tipu daya, dan berbagai macam hal rumit lainnya. Hal-hal sederhana benar-benar bisa mewujudkannya.
Pada saat itu juga, suara lolongan serigala terdengar. Jaraknya terdengar jauh lebih dekat daripada sebelumnya.
“Sepertinya kamu harus segera mulai bekerja, Vlad,” ucap Klein sambil terkekeh.
Melihat Klein yang memiliki ekspresi malas dan agak dekaden seperti biasa, Vlad menggeleng ringan. Meski tidak begitu pintar, dia merasa kalau Bosnya sebenarnya sangat suka main-main dan berpura-pura.
Walau demikian, Vlad tidak begitu peduli. Apa yang perlu dia lakukan hanyalah melakukan pekerjaannya.
Klein pergi menuju ke tenda para gadis lalu membangunkan mereka.
“Ada segerombolan serigala menuju ke tempat kita berada. Meski tidak tahu apakah menargetkan tim lain di sekitar atau kita, tetapi sebaiknya kita bersiap untuk bertarung,” ucap Klein.
“Dimengerti,” suara Rachel yang agak serak terdengar dari dalam tenda.
Setelah beberapa waktu, tiga gadis keluar dari tenda dengan perlengkapan bertempur mereka.
Berbeda dengan Rachel dan Luna yang terlihat lebih serius, Arianna yang berpenampilan agak acak-acakan tampak sangat bersemangat.
“Mereka benar-benar datang, Bos!” teriakan Vlad terdengar.
Ketika melihat sekitar, Klein dan rekan-rekannya melihat lebih dari dua puluh pasang mata yang bersinar dengan warna hijau dari kegelapan. Makhluk-makhluk itu mengelilingi tempat mereka berada.
Sesaat kemudian, makhluk-makhluk itu menampakkan wujud mereka.
Penampilan mereka mirip dengan serigala berbulu abu-abu di kehidupan Klein sebelumnya, tetapi masing-masing dari mereka berukuran sebesar singa dewasa. Itu ukuran paling kecil.
Selain itu, ada dua taring yang menonjol dari mulut mereka.
Nama makhluk itu adalah Dire Timberwolf.
Level 1, Level 2, dan Level 3. Selain sebagian yang terbagi di antara level 1 dan 2, pemimpin serigala itu sendiri adalah makhluk level 3.
Melihat itu, ekspresi orang-orang menjadi serius. Lagipula, mereka tidak menyangka akan bertemu dengan makhluk level 3 di area lingkaran luar Pyrenight Forest.
“Vlad, pergi dan jaga bagian depan. Rachel, jaga bagian belakang. Luna, bantu Vlad. Arianna, bantu Rachel.”
Pada saat semua orang serius dan agak gugup, suara tenang sekaligus agak malas Klein terdengar.
Dua sisi tidak saling menyerang dan hanya saling mengamati, sampai akhirnya sosok gadis berjubah hitam menunjuk dengan tongkat sambil menutup separuh wajahnya.
“Setelah menunggu lama, akhirnya ada beberapa musuh yang layak dilawan! Hahaha!”
“Gemetar di bawah tongkat Penyihir ini, Makhluk Fana!”
Mengatakan itu, Arianna mengangkat tongkatnya. Sesaat kemudian, bola api raksasa muncul tetapi segera menyusut menjadi kecil dan langsung ditembakkan.
BOOM!!
Bola api terkompresi langsung mengenai salah satu Dire Timberwolf level 2 lalu meledak keras. Asap langsung menyebar ke segala arah.
Melihat itu, alih-alih menjadi takut, para serigala malah bergegas ke arah Klein dan anggota timnya.
Arianna sama sekali tidak ketakutan, tetapi malah tertawa sambil berteriak gembira.
“HAHAHA! PESTA! WAKTUNYA UNTUK BERPESTA!”
Melihat pemandangan itu, empat orang lainnya langsung memikirkan hal yang sama.
‘Gadis ini benar-benar sakit!’
Meski begitu, mereka juga langsung memposisikan diri dan bersiap untuk bertarung.
Melihat ke arah para serigala ganas yang semakin mendekat, Rachel mengingatkan.
“Mereka datang!”
>> Bersambung.