Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membungkam Dokter Senior Dengan Akupuntur.
"kalau kamu ingin orang tua di ranjang itu menemui ajalnya lebih cepat, silahkan usir dan seret aku keluar dari ruangan ini," ujar Erik.
"Apa katamu? Apa kamu sedang menyumpahi kakek saya? Atas dasar apa kamu berkata seperti itu!
"keamanan! Usir bocah ini keluar dari sini! Seret dan lempar dia dijalan.
James berteriak ingin mengusir Erik. James adalah anak sulung generasi kedua keluarga Setiyadi.
Namun, begitu James selesai bicara, tiba-tiba Fandy Setiady mengalami kejang-kejang. layar dimonitor menunjukan garis lurus, jantungnya pun berhenti berdenyut.
Ekspresi semua orang diruangan tersebut sontak berubah. Mereka yang merawat Fandy Setiady adalah dokter hebat yang didatangkan langsung dari ibu kota. Kenapa bisa jadi seperti ini?
Dokter utama keluarga Setiyadi yang memimpin jalannya pemeriksaan jelas tidak menduga situasinya akan seperti ini. Mereka semua panik dan tidak tau harus melakukan apa.
Mereka semua ingin menarik kembali Fandy dari gerbang neraka tapi tidak berhasil. Wajah Fandy semakin pucat, suhu tubuhnya pun mulai kehilangan suhu.
James merasa takut. Dia telah meremehkan perkataan Erik.Tapi dalam sekejap, sekarang Fandy menjadi seperti ini. Jadi diapun berpikir apa mungkin Erik adalah master yang legendaris.
Namun dia malah berkata kasar bahkan ingin mengusir master hebat seperti itu.
James ingin rasanya menampar dirinya sendiri. Diapun berjalan mendekati Erik lalu berkata dengan suara yang pelan. "Dokter Dewa, saya tidak pandai dalam menilai orang, mohon selamatkan ayahku.
"Aku bisa menyelamatkannya, tapi kamu harus menyuruh dia untuk meminta maaf kepadaku terlebih dahulu," ujar Erik. Yang dimaksud Erik adalah Jerry.
Jerry adalah cucu generasi ketiga keluarga Setiyadi. Dia yang sebelumnya bersikap angkuh dan mengeluarkan kata-kata kasar terhadap erik.
Jerry tercengang, lalu diapun spontan membentak Erik dengan kasar, "Siapa kamu? Kenapa aku harus merendahkan diriku untuk meminta maaf pada orang rendahan seperti kamu?"
Baru saja Jerry selesai bicara, James langsung menamparnya dengan keras.
Plak!
Wajah James tampak memerah dan tampak marah. "Minta maaf pada Dokter Erik!"
Jerry tampak ketakutan, diapun segera berkata dengan suara yang kaku, "Ma ... Maaf.."
Nando tertawa dalam hati, Dia tidak menyangka Jerry yang selalu bersikap sombong dan angkuh itu bisa. Seperti ayam terkena air.
perlu diketahui Jerry dan Nando kerap kali bersaing untuk mendapatkan simpati dari pihak keluarga, terutama sang kakek Fandy Setiady.
Tentu Jerry tidak meminta maaf dengan sepenuh hati, tetapi sekarang kondisi Fandy sangat kritis jadi Erik tidak ingin mempermasalahkan lagi sikap Jerry.
Erik segera mengeluarkan satu set jarum perang, lalu menusuk dan mengunci beberapa bagian titik akupuntur Fandy.
Detik berikutnya dada Fandy mulai bergerak dan layar monitor juga menunjukan kurva yang jelas!
Jantung Fandy mulai berdetak!
Mengunci titik akupuntur dengan jarum emas! dokter tradisional senior disamping Erik bergumam dan tampak tercengang.
"Guru sedang bicara apa? Kenapa aku tidak mengerti?"
Dokter tradisional tersebut menghela nafas dan menjelaskan, "mengunci titik akupuntur dengan jarum emas adalah teknik paling sulit dalam akupuntur. teknik ini dapat mengunci denyut jantung dalam sekejap, mengembalikan visualisasi dan memperpanjang waktu penyelamatan. Ini adalah teknik menentang langit. Mungkin yang menguasai Tekni ini didunia ini hanya bisa dihitung jari. Anak muda ini bisa menguasai teknik mengunci titik akupuntur dengan jarum emas, sungguh luar biasa.
Semua orang terkejut, tidak ada yang menyangka kalau anak muda yang tidak menonjol didepan mereka ini ternyata dokter dewa yang sesungguhnya.
saat orang-orang masih dibuat kagum dengan teknik Erik. Erik pun berkata pada beberapa dokter senior yang merawat Fandy. "Kalau aku tidak salah, kalian mendiagnosis bahwa kakek ini mengalami gagal jantung dan menggunakan obat digoxin, cedilan, milrinone dan levisimendan. Benar?"
"Benar."
"Kalau begitu tidak salah lagi. Kondisinya tiba-tiba memburuk karena kalian memberinya obat tidak sesuai dengan penyakit yang diderita." ujar erik
"Obat tidak sesuai? Jadi dia bukan gagal jantung? Semua dokter yang ada disitu meragukan ucapan Erik.
Mereka, Sudah berkecimpung di bidang kedokteran selama puluhan tahun. Apakah mungkin mereka salah mendiagnosis pasien?
Tentu saja bukan. Kakek ini keracunan! Sama sekali bukan gagal jantung.
"Lihatlah!
Seusai bicara, Erik mengeluarkan belasan jarum perak dan menusukan dibagian dada Fandy, wajah Fandy tiba-tiba memerah, dia batuk keras lalu memuntahkan dara hitam.
Anehnya darah hitam yang mengenai lantai mengeluarkan suara mendesis dan merusak bagian lantai.
Wajah beberapa dokter senior sontak menjadi muram. Lantaran Fandy memuntahkan dara hitam seperti itu, tentu bukan gejala jantung. Tampaknya memang seperti yang dikatakan Erik, pasien keracunan! Hanya saja gejalanya sangat mirip dengan gagal jantung. Kondisi ini membungkam kan semua dokter senior yang meragukan kompetensi Erik di bidang medis.
Setelah Fandy memuntahkan dara hitam, Erik mulai mencabut jarumnya satu persatu. Ketika jarum terakhir akan dicabut, kelopak mata Fandy mulai bergerak lalu membuka matanya.
"Ayah!
"Kakek!
Semua anggota keluarga Setiyadi segera mendekat dan mengerumuni Fandy. Mereka semua tampak antusias dan gembira atas kesembuhan sang kepala keluarga.
Keluarga Setiyadi akhirnya terselamatkan...
"Terimakasih Dokter Dewa telah menyelamatkanku." hal pertama yang dilakukan Fandy adalah berterimakasih yang sebesar-besarnya pada Erik ketika dia sadar.
Dia sakit parah dan koma, tetapi tidak kehilangan kesadarannya, jadi dia tau segala yang terjadi selam dia koma.
Meski Erik masih sangat muda, Fandy telah melihat sendiri sehebat apa keterampilan medis Erik. Dia merasa harus berteman baik dengan orang seperti Erik, karena bisa membantu menyelamatkan orang dalam kondisi kritis.
Dia mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkan dengan sopan kepada Erik, "Dokter Dewa, nomor ini aktif selama 24jam untukmu! Lain kali kalau anda memerlukan bantuan ku, katakan saja jangan sungkan. Melihat perlakuan Fandy terhadap Erik begitu tulus, ekspresi semua orang pun berubah.
Fandy tidak pernah merendahkan dirinya kepada orang baru dia kenal. Namun terhadap Erik berbeda. Selain ekspresi berubah, mereka tampak iri terhadap Erik. Janji dari orang yang berbeda, tentu memiliki efek yang berbeda. Status Fandy yang terhormat berkata seperti itu, artinya Erik bisa melakukan apapun dikota Cendana kelak.
Raja properti sekaligus orang terkaya dikota Cendana bahkan begitu menghormatinya. lantas siapa lagi orang dikota Cendana yang berani tidak menghormati Erik?
"Tidak perlu begitu sungkan." Erik berbicara dengan santai sambil menerima kartu nama tersebut. Kalau 2 bulan lalu Erik mendengar orang terkaya dikota jadi bicara seperti itu, tentu Erik sangat senang, namun dia tidak merasakan sesuatu yang mendebarkan ketika berhadapan dengan orang terkaya dikota Cendana karena levelnya sudah sangat berbeda
Fandy pun melanjutkan, "Dokter Dewa tadi anda bilang aku diracuni, apakah itu benar?
"Benar."
"Racun ini adalah racun bubuk perusak hati!" dibuat dengan bunga terestial, buah lima warna dan 12 jenis ramuan lainnya. Proses pembuatannya sangat rumit. Orang biasa tidak mungkin mendapatkan bahan obat seperti ini.
"Terima kasih." raut wajah Fandy tampak muram "Berani-beraninya meracuniku,"
Sambil tertawa sinis Fandy pun berkata hehehe Aku pasti menemukan orang yang meracuniku dan akan menyelidiki hal ini hingga jelas.