Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Liam masih merenungi kesalahannya, dia belum pernah sekhawatir ini pada seseorang. Bila sampai terjadi sesuatu pada Bianca dapat dipastikan itu adalah akibat perbuatannya. Usia kandungan Bianca saja, Liam tidak mengetahuinya dengan pasti. Namun, pria itu melakukan hubungan suami istri dengan begitu semangat hingga Bianca kesakitan.
"Keluarga Nyonya Bianca," ucap petugas kesehatan memanggil Liam.
Dengan cepat, Liam menegakkan tubuhnya. Ekspresi wajah pria itu masih tampak cemas selama menunggu pemeriksaan dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Liam.
"Sebaiknya kita bicarakan di dalam, Pak. Dokter menunggu Anda," jawab sang perawat.
Liam menurut dan memasuki ruang periksa. Dokter sedang duduk di ruangannya tampak menunggu Liam. "Bagaimana kondisi istri saya?" Liam bertanya kembali pada sang dokter.
"Apa Anda tahu bahwa istri Anda sedang hamil?" Dokter balas bertanya pada Liam.
Liam mengangguk. "Ya, Dok. Istri saya sedang hamil, tetapi jujur saja saya tidak tahu kalau hubungan suami istri dapat membuat istri saya terluka. Tadi, ada bercak dar*h setelah kami melakukan hubungan intim," ujar Liam dengan kepala menunduk.
Ekspresi dokter muda di depannya tampak sangat serius. Dia terlihat memperhatikan setiap ucapan Liam dengan seksama. Dokter perempuan itu menghela napas mendengar kejujuran Liam.
"Seharusnya, Anda memperhatikan kondisi pasien. Sebenarnya, tidak apa-apa bila melakukan hubungan dengan wanita hamil. Akan tetapi, usia kandungan Nyonya Bianca masih berada di trimester awal. Kandungannya sangat rentan bila aktivitas tersebut dilakukan dengan kasar atau terus menerus hingga menekan daerah intimnya. Hal itu bisa berpengaruh pada kondisi janin dan memengaruhi kesehatan sang ibu," jelas dokter yang bernama Sherly itu.
"Lalu, Bagaimana dengan kandungan istri saya, Dok?" Hanya itu yang dapat diucapkan oleh Liam.
Pria itu terlalu shock mendengar ucapan sang dokter. Tidak menyangka bila perbuatannya pada Bianca dapat mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan Bianca.
"Untuk saat ini, saya memberikan penguat kandungan. Berdoa saja, janin yang ada dalam kandungan Nyonya Bianca kuat hingga pendarahan yang dialaminya dapat berhenti. Nanti, saya akan kembali memeriksa keadaan Nyonya Bianca secara berkala," ucap sang dokter.
Hati Liam mencelos, hal yang dikatakan oleh Dokter Sherly membuatnya cemas. Berarti, keadaan Bianca belum dapat dikatakan aman.
"Apa yang terjadi bila Bianca terus mengalami pendarahan?" tanya Liam yang mulai keringat dingin.
Pria itu tidak sanggup menerima berita buruk di malam pertama pernikahan mereka. Walau tidak mencintai Bianca dan ingin membuat hidup Bianca menderita sepanjang penikahan mereka. Liam tidak mungkin senang bila Bianca kehilangan calon anak mereka.
"Hal terburuk adalah Nyonya Bianca mengalami keguguran. Kemungkinannya kita harus melakukan kuretase pada Nyonya Bianca. Berdoa saja, kondisi Nyonya Bianca membaik sehingga dapat mempertahankan janin yang ada dalam kandungannya," jawab Dokter Sherly.
Mata Liam membesar ketika mendengar ucapan Dokter Sherly. Akibat dari perbuatannya ternyata bisa mengakibatkan Bianca keguguran. Pria itu menggeleng. Tidak! Dia tidak boleh kehilangan Bianca dan calon anak mereka!
"Lakukan semua yang Anda bisa untuk mempertahankan calon anak saya! Saya akan membayar berapa pun yang Anda minta untuk memulihkan kondisi Bianca!" ujar Liam.
"Tentu kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak. Itu sudah tugas saya sebagai Dokter! Kalau sudah tidak ada lagi yang dibicarakan kita dapat memindahkan pasien ke ruang rawat, kami sudah menyiapkan ruangan sesuai dengan permintaan Anda," balas Dokter Sherly.
"Ya, lakukan yang terbaik untuk istri dan calon anakku," ucap Liam sambil memandangi Bianca yang memejamkan matanya.
Pria berparas rupawan itu rupanya bukan hanya mengkhawatirkan calon anaknya. Tanpa sadar, dia juga mencemaskan Bianca. Wanita yang dari dulu berada di sekitarnya. Bianca yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu pada Liam tanpa malu.
"Apa sebenarnya yang kamu lakukan padaku, Bianca? Bagaimana bisa saat ini aku mencemaskan keadaanmu!" gumam Liam.
Liam mengingat kembali setiap waktu yang dia lewati dengan gangguan Bianca. Wanita itu pernah terang-terangan menegur Ivanka karena jalan bersama dengan Liam. Dia mengetahui hal itu langsung dari Laura yang sangat dekat dengan Ivanka.
Awalnya, Liam menganggap Bianca mendekatinya hanya sementara. Akan tetapi, wanita yang kini menjadi istrinya itu tidak pernah menyerah. Sampai, Liam mengetahui suatu hal yang membuatnya menghindar setiap Bianca mendekat.
"Ivanka bilang, Bianca hanya mendekati Kakak karena Ivanka menyukaimu, Kak. Dari dulu mereka selalu bersaing dalam hal prestasi atau apa pun. Jadi, aku rasa Bianca tidak pernah benar-benar menyukaimu. Aku harap Kakak tidak terlena dengan godaan Bianca. Aku tidak ingin mempunyai Kakak Ipar seperti Bianca yang mengumbar dirinya pada setiap pria!" ujar Laura yang telah dipengaruhi oleh Bianca.
Mulailah, Liam menjauhi Bianca. Dia selalu menolak ajakan wanita cantik yang menjadi primadona di kampusnya. Bahkan, ketika telah lulus, Liam tidak ingin datang bila di pertemuan perusahaan ada Bianca di dalamnya.
Namun, kejadian malam itu mengubah takdir yang selalu ditolak oleh Liam. Dia melakukan hubungan yang tak pernah dia bayangkan dilakukannya dengan Bianca. Dulu, Liam merasa tidak ada salahnya berhubungan dengan Ivanka karena Laura memang menginginkan wanita itu menjadi istrinya. Akan tetapi, takdir membawanya untuk menikah dengan Bianca.
Semua ucapan Ivanka pada Laura tidak terbukti. Pada kenyatannya, pria pertama yang menyentuh Bianca adalah Liam. Padahal, Ivanka selalu mengatakan bila Bianca memiliki pergaulan bebas. Selalu dikelilingi pria di setiap kenyataan. Padahal, Liam sendiri tidak pernah melihat Bianca dekat dengan pria lain selain Kakaknya, James.
Tanpa sadar, dia telah berada di ruang rawat Bianca. Tentu saja, Liam meminta Bianca di rawat di ruang VVIP. Liam menggenggam tangan Bianca yang terasa dingin.
"Maaf, tidak seharusnya aku menyakitimu! Namun, yang kamu lakukan untuk membuat kita menikah masih membuatku kesal sampai saat ini," ucap Liam.
Tiba-tiba pintu terbuka, James dan Sonia memasuki ruangan dengan tergesa-gesa. Wajah James dipenuhi amarah, dia tidak menyangka bila Liam menyakiti adiknya pada hari pertama mereka menikah.
Memang awalnya, James kurang setuju bila Bianca terus menginginkan Liam. Namun, di dalam rahim adiknya telah tumbuh benih dari pria di hadapannya ini. Mau tidak mau James harus meminta pertanggung jawaban Liam.
"Apa yang kamu lakukan pada adikku, brengs*k!" James menarik kemeja Liam kemudian memberi pukulan pada wajah adik iparnya itu.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca ❣️
makanya laura jgn mudah dihasut sm sijalang ivanka...