"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Tangguh
Paska mengalami kecelakaan dan mengakibatkan Nara keguguran membuat ia harus tinggal bersama ayah kandungnya, Nara pun sempat mendapatkan perawatan dari dokter psikologis karena rasa trauma nya terdahulu, akibat sering sekali mendapatkan kekerasan dari keluarga pamannya.
Sebelumnya ayah kandung Nara tinggal di Jakarta, namun setelah ia tidak menjabat sebagai jenderal besar, ia kini menetap di London, ketika ia bertemu Nara pas kejadian kecelakaan itu ayahnya pada masa terakhir jabatannya, namun ia juga mengembangkan bisnisnya yang telah berkembang pesat.
Setelah setahun pengobatan kini ia telah pulih dari paska rasa traumanya dimasa lalu, Nara kini tinggal bersama ayahnya elang di London dan meneruskan kembali kuliah fashionnya.
Kini ia telah menjadi wanita yang tangguh, bukan lagi wanita lemah. Setelah sang ayah mengetahui tentang penderitaan putri kandungnya, Elang pun berusaha membantu Nara untuk membalaskan dendamnya kepada orang- orang yang telah menyakiti putrinya.
Bahkan kini Nara mulai menguasai seni bela diri walau masih dasar, karena itu sang ayah memanggil guru untuk mengajari putrinya beladiri, bukan karena apa, Nara sempat trauma paska ia dilecehkan oleh laki-laki suruhan Raline yang hampir saja menodainya.
Apalagi nantinya Nara akan mewarisi bisnis ayahnya di bidang makanan, jadi untuk antisipasi terhadap orang jahat dan licik, sang ayah berinisiatif mengenalkan putrinya beladiri untuk menjaga diri.
Seperti saat ini peluh membasahi wajah cantiknya. Sang ayah melihat kondisi putrinya yang makin sehat dan tangguh pun ikut senang.
"Gimana latihanmu hari ini sayang...??"
"Kata Miss Lana aku sudah mahir sekarang yah." Nara menghampiri ayahnya dan duduk disamping ayahnya dan mengambil handuk untuk mengusap keringatnya setelah latihan.
"Benarkah begitu Miss....?" Tanya Elang pada sifu atau guru bela diri Nara, Miss Lana adalah pengajar Nara yang berasal dari China.
"Iya benar itu Mr elang, Nara sudah banyak menguasai jurus dan kuda-kuda, walau harus latihan banyak lagi.
"Tapi guru, mungkin dalam beberapa bulan ini saya izin latihan dulu, karena saya harus pergi ke Indonesia mengunjungi seseorang, lagi pula sebentar lagi saya ujian kelulusan." Ujar Nara.
"No problem, nanti hubungi sifu saja jika ingin latihan kembali." Miss Lena pun berpamitan pulang karena sore ini sifu nya Nara akan berangkat ke negeri cina.
****
Tahun demi tahun telah berlalu, kini Angga sudah bekerja di perusahaan papi nya. Satu tahun yang lalu Angga, Bisma dan Fiki telah di wisuda, dan sampai sekarang pun pencarian Nara belum juga membuahkan hasil.
Bisma kini bekerja di perusahaan ayahnya yang bergerak dibidang makanan, sama dengan usaha ayah kandung Nara.Sedangkan Fiki sekarang menjadi kaki tangan Angga di perusahaan ayahnya.
Angga menjabat menjadi CEO menggantikan papinya yang telah pensiun, walaupun demikian papi nya masih juga aktif dalam mengamati perkembangan bisnisnya.
Dan sampai sekarang pun Angga masih belum mau bersedia bertunangan dengan Raline, walau ia selalu saja diganggu oleh Raline di manapun.
Begitupun sampai sekarang Angga masih enggan tinggal dirumah papi nya, karena rasa sakit hatinya karena papinya telah menyuruh Nara pergi dengan memberikan sejumlah uang yang cukup fantastis dalam bentuk cek.
Erlangga pun paham kemarahan sang anak karena ia juga andil dalam hilangnya Nara, apalagi saat itu ia baru tahu saat pergi Nara dalam mengandung anak Angga yang berarti itu adalah cucunya.
***
***
Flashback on
3 tahun yang lalu, ketika Angga mengetahui keberadaan bahwa Nara mengandung anaknya ia merasa frustasi, apalagi kepergian Nara masih banyak menyimpan tanda tanya dan misteri yang belum terpecahkan, dengan kemarahan Angga pergi keluar menemui papi Erlangga di kediaman rumah mewahnya.
Saat itu papinya sedang berada di ruang kerjanya, yang saat itu Erlangga memeriksa berkas-berkas laporan penjualan di perusahaannya, Angga masuk saja dan meletakan hasil tes uji kehamilan itu dimeja kerja papinya.
Ayah kandung Angga itu sejenak mengangkat wajahnya dan menatap kedatangan anaknya yang kini telah berada di hadapannya, kemudian ia melihat testpack yang diletakan anaknya ke atas meja dengan raut wajah heran.
"Apa ini Angga....?" Tanya sang papi Erlangga ke anaknya kini yang terlihat marah.
"Itu adalah hasil testpack nara, yang artinya Nara kini tengah mengandung anak aku Pi....." Angga sampai memukulkan tangannya di meja kerja sang papi dengan emosi hingga pergelangan tangannya mengeluarkan darah.
Sontak saja papi Erlangga kaget dengan apa yang ia dengar, terlebih lagi ia shock melihat kemarahan Angga hingga melukai tangannya, sungguh ia baru tahu jika Nara mengandung anak Angga yang berarti itu adalah cucunya.
"Kamu dapat dari mana testpack itu??" Papi Erlangga terbata-bata dan shock yang sejujurnya ia sedikit menyesal melakukan itu, karena ia tau dari Raline bahwa kemungkinan Nara telah meninggal paska kecelakaan dan itu berarti otomatis ia merasa telah membunuh bakal calon cucu nya.
"Tidak penting aku tahu dari mana, yang pasti aku sangat kecewa dengan papa yang telah berani mencampuri urusanku." Tangisan Angga tak terbendung lagi dengan emosi iya berteriak hingga asisten dan pengawal papi nya berhamburan datang.
"Ada apa tuan Erlangga..." mereka satu persatu masuk melihat ke ruangan kerja bosnya yang saat ini sedikit kacau dan berantakan karena ulah Angga yang marah memecahkan barang- barang dan mengacak-acak kertas-kertas laporan dari perusahaan.
"Keluarlah kalian, saya tidak apa- apa" ucapnya lirih
Setelah mereka keluar, Erlangga berdiri dan menyentuh pundak putranya, " papi juga tidak tahu kalau gadis itu hamil, tapi apakah kamu percaya jika itu adalah anakmu......?? bisa jadi dia melakukannya dengan lelaki lain."
Hanya itu yang ia ucapkan, karena Erlangga tak mungkin jujur kalau sebenarnya Nara telah meninggal, itupun ia ketahui dari Raline yang melapor padanya tentang kejadian Nara mengalami kecelakaan setelah kejar-kejaran dengan orang suruhannya.
Mendengar ucapan papi nya yang seakan menghina Nara tentu saja membuat darah Angga mendidih.
"cukup pi, sudah cukup papi selalu menghina Nara, karena ia bukan wanita seperti itu...." Angga makin berbicara dengan nada yang sedikit menaikan intonasinya.
"Ooh aku yakin karena tekanan papi inilah yang membuat Nada adik aku stress dan akhirnya mengakhiri hidupnya....iya kan?"
Plaakkk plaaaak
Angga mendapatkan tamparan kanan kiri dari papi Erlangga karena telah menyinggungnya dalam urusan mendidik putrinya nada yang kini telah meninggal.
"Terus apa mau kamu, apa dengan kemarahan kamu ini bisa membuat Nara mu itu kembali....??....sekarang kamu selesaikan kuliahmu dari pada memikirkan hal cinta yang tidak akan bisa membuatmu berkembang dan maju." Seru Erlangga panjang lebar yang memberikan putranya tekanan.
"Jangan harap aku akan mau bertunangan dengan gadis pilihan papi itu, aku tak Sudi!!" Tekan Angga melangkah keluar, namun sebelum keluar ia sempat membalikan badannya ke papinya.
"Papi tidak usah khawatirkan masalah kuliahku, aku akan selesai dengan cepat, namun jangan harap aku akan balik kerumah ini lagi."
Setelah mengatakan itu Angga pergi dan melakukan mobilnya menuju balik ke apartemennya, sepeninggal Angga jujur perasaan nya keruh tak tahu harus mengatakan apa, ia merasa bersalah telah mengatakan hal yang menyakitkan tentang Nara didepan putranya.
"Maafkan papi kamu ini Angga." ujarnya lirih dengan mata berkaca-kaca.
Erlangga menghubungi nomer telepon Raline dan selang sebentar nada sambungan diangkat Raline dari sana.
"Iya ada apa om"
"Sebenarnya apakah kamu tahu bahwa Nara mengandung anak Angga??"
"Iya...om tahu dari mana??
"Tadi Angga kesini dan marah karena om sudah membuat Nara pergi dari hidupnya."
"Sudahlah om biarkan saja, lambat laun Angga akan lupakan itu, dan aku dah lama mengetahui kehamilan gadis brengsek itu ketika tidak sengaja bertemu dirumah sakit."
"Kenapa kamu bisa melakukan hal itu?" Erlangga bahkan tak habis pikir dengan jalan pikiran Raline.
"Om sendiri saja gagal buat pisahin mereka, ya sudah aku pake caraku sendiri." jawab Raline tak merasa sedikit pun bersalah.
"Gila kamu....!! kamu sudah menghilangkan nyawa calon cucuku."Jawab Erlangga ketus.
"Apa om...cucu....!! masih mau anggep itu cucu yang nantinya akan lahir dari rahim gadis miskin yang menjijikan itu?? Om tidak malu...?? Ucap Raline yang selalu meremehkan nara seperti biasanya.
Setelah mengatakan itu Raline menutup panggilan telepon dengan tidak sopannya. Dan Erlangga hanya menghela nafasnya berat.
***
Flashback off
##
Masa kini setelah 3 tahun berlalu
Seorang wanita telah berdiri di depan cermin, ia mengenakan gaun cantik panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah, gaun yang terlihat elegan dan glamor berwarna merah maroon dengan rambut yang cantik di curly menambah kesan seksi. Nara terlihat sangat cantik dan berkelas saat ini.
" Angga sayang....tunggu aku, kita akan liat drama yang akan aku mainkan, aku akan membalas semua yang pernah menyakitiku." senyum terbit di wajah Nara.
Tok tok tok tok
"Masuk." Seru Nara dari dalam kamar.
"Nara, apakah kamu sudah siap nak...??" Ucap ayah kandung Nara menghampiri putrinya yang kini terlihat cantik dan telah siap untuk go publik.
Bersambung.......