Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Ini novel ketigaku.
Novel ini kelanjutan "Ternyata Ada Cinta"
Baca dulu "Ternyata Ada Cinta" biar nyambung...
Setelah kepergian Fariz, dunia terasa gelap gulita. Cahaya yang selama ini selalu menyinari hari serta hati Zafira padam dalam sekejap mata. Meninggalkan kegelapan serta kesunyian yang teramat menyiksa. Ternyata kehilangan seorang sahabat sekaligus suami seperti Fariz jauh lebih menyakitkan dari apapun.
Perjuangan Cinta Zafira untuk menemukan Fariz dan membawa kembali pria itu ke pelukannya tidaklah main-main. Setiap hari Zafira berjuang keras kesana kemari mencari keberadaan Fariz sampai mengorbankan keselamatannya sendiri. Namun perjuangannya tidak menemukan titik terang yang membuatnya ingin menyerah.
Hingga di titik lelah perjuangan Zafira mencari Fariz, penyakit lama Zafira kembali kambuh. Akankah Fariz sempat menyelamatkan Zafira atau justru gadis itu meregang nyawa membawa pergi cintanya yang belum terucap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Penjelasan Rudy
Mata Rudy menangkap sosok cantik yang berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Dia pun secepat kilat mematikan rokoknya dan berjalan menghampiri majikan cantiknya.
"Selamat pagi mbak. Ada yang bisa saya bantu?," Sapanya sopan sedikit membungkuk.
"Oh iya, selamat pagi Rudy. Apa kamu sudah sarapan?," Zafira menanyakan perihal security rumahnya sebelum memulai pertanyaan yang sudah tidak sabar ingin segera dilontarkannya.
"Sudah mbak. Tadi saya sarapan di dalam bersama bi Senah dan yang lain,"
Zafira mengangguk.
"Baguslah kalau kamu sudah sarapan. Aku langsung pada intinya saja. Ada yang ingin aku tanyakan padamu," Zafira langsung pada tujuannya menemui Rudy.
Terlukis gurat keterkejutan di muka Rudy mengetahui tujuan gadis itu menemuinya. Fikirannya pun berputar menebak-nebak apa sebenarnya yang ingin ditanyakan Zafira padanya.
Seingatnya, dia tidak pernah melakukan kesalahan sekecil apapun di rumah ini. Dia selalu menjalankan tugas dengan baik serta penuh tanggung jawab untuk menjaga seluruh penghuni rumah bahkan setiap sudut rumah ini. Lantas apa tujuan sang majikan menemuinya? Ingin memecatnya? Tetapi apa kesalahannya? Harap cemas, pria itu pun tetap menjawab dengan tegas.
"Siap mbak. Apa yang ingin mbak tanyakan kepada saya. Saya akan menjawabnya dengan jujur dan benar" Rudy berdiri tegap di hadapan Zafira.
Zafira merasa bangga melihat ketegasan Rudy. Tidak salah Fariz memperkejakannya sebagai keamanan rumah. Selain suaranya yang tegas, postur tubuh Rudy pun terlihat kokoh serta tegap.
"Tidak perlu terlalu formal, Rudy. Anggap aku temanmu," ucap Zafira memberikan senyuman kecil lalu berjalan ke arah pos satpam, duduk di kursi di luar pos.
Rudy hanya mengangguk, memutar tubuh menghadap majikannya dengan jarak dua meter. Perasaannya mengatakan kalau Zafira akan mengajukan pertanyaan yang penting padanya. Tidak mungkin gadis itu membuang waktu hanya untuk menemui serta berbicara dengannya di sini. Ini kali pertama gadis cantik itu menemui dan mengajaknya mengobrol di pos Security ini.
Setelah beberapa detik, Zafira pun segera memulai pembicaraan.
"Rudy, apa kamu pernah mengirim pesan kepada mas Fariz?," Zafira bertanya langsung pada intinya. Matanya tak lepas menatap penuh selidik pada pria yang umurnya tidak berjauhan dengan dirinya.
Benar saja. Dugaan Rudy tepat. Rupanya Zafira menanyakan masalah pribadi kepadanya. Rudy sempat sedikit tertegun mendengar pertanyaan Zafira dan dia pun dengan yakin langsung menggelengkan kepala.
"Tidak mbak. Saya tidak pernah mengirim pesan apapun pada mas Fariz. Pernah satu bulan lalu saya menelepon mas Fariz untuk menanyakan masalah cuti saya. Setelah itu saya tidak pernah menghubungi mas Fariz," jawab Rudy dengan jujur.
Dahi Zafira mengernyit mendapat jawaban Rudy yang tidak sesuai harapannya. Ditatapnya muka Security tersebut dengan tatapan penuh selidik untuk mencari kebenaran tentang ucapannya. Zafira merasa Rudy berkata jujur namun ada yang janggal dengan jawabannya.
Merasa ditatap seperti itu membuat Rudy kikuk. Pria itu pun menundukkan kepala menghindari tatapan menyelidik yang dilayangkan Zafira kepadanya.
Selain cantik, Zafira juga memiliki mata yang indah dan tajam. Saat dia menatap seperti itu membuat Rudy merasa takut sekaligus terpana karena sorot mata yang indah tetapi menusuk. Tak jarang, setiap kali melihat Zafira, Rudy selalu memuji kecantikan majikannya itu tetapi hanya di dalam hati. Terkadang dia merasa iri kepada Fariz bisa mendapatkan gadis secantik Zafira. Tetapi untuk apa dia iri? Fariz juga sangat tampan, jauh dibandingkan dirinya. Sangat wajar jika Zafira jatuh hati pada pria setampan dan semapan Fariz.
"Apa jawabanmu itu sebuah kejujuran?" Zafira bertanya memastikan masih dengan tatapan menyelidik.
Rudy sempat melongo sesaat mendengar pertanyaan Zafira yang seolah tidak mempercayai ucapannya.
"Saya mengatakan hal yang jujur, mbak. Apa ada yang salah dengan jawaban saya?," Rudy memberanikan diri untuk bertanya.
Zafira menarik nafas kemudian menghembuskannya pelan.
"Rudy, aku percaya padamu. Kamu salah satu petugas yang setia dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasmu. Mas Fariz juga sangat percaya padamu, begitu pun aku. Dan aku yakin, mas Fariz tidak akan sembarangan memperkerjakan orang-orang untuk bekerja di rumah ini. Tapi ada sesuatu yang mengganggu fikiranku tentangmu," ujar Zafira masih dengan tatapan tajam mengarah pada Rudy.
"Iya mbak, saya selalu berusaha menjalankan tugasku dengan baik. Tapi kalau saya boleh tahu apa yang mengganggu fikiran mbak tentang saya?," Rudy mencoba bertanya mengangkat muka sesaat menatap Zafira, kemudian kembali menunduk.
"Beberapa hari lalu, aku dan mas Fariz bertengkar yang membuat mas Fariz pergi dari rumah. Sebelum pergi, mas Fariz sempat menyebut namamu," tambah Zafira yang mampu membuat Rudy langsung terdongak cepat menatap lurus ke arah Zafira.
Rudy sontak membuka lebar mata, begitu pula mulutnya. Dia terkejut dan merasa bingung sendiri. Mengapa dirinya diseret-seret dalam pertengkaran kedua majikannya padahal dia tidak melakukan sesuatu yang mengkhianati penghuni rumah ini.
Pria itu terlihat mengatupkan kembali mulut yang tadi sempat terbuka lebar sambil memberikan sedikit kenyamanan di tenggorokan yang terasa kering dengan menelan air liur berulang kali.
"Ma-maksud mbak Zafira bagaimana mbak? Saya benar-benar tidak mengerti. Kenapa mas Fariz bisa menyebut nama saya?" Rudy mulai terlihat gugup. Dia tidak mau jika dirinya dituduh melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya.
Selain itu, dia juga merasa tidak enak hati kepada Zafira. Dia seakan-akan ikut andil dalam permasalahan yang kini sedang menimpa rumah tangga majikannya itu. Pantas saja beberapa hari ini Fariz tidak ada di rumah. Dia fikir pria kaya itu sedang ada urusan kantor di luar kota. Ternyata dia baru tahu kalau kedua majikannya sedang ada masalah rumah tangga. Baik bi Senah maupun mang Karman tidak menceritakan apapun kepadanya mengenai pertengkaran pengantin baru tersebut.
Zafira dapat menangkap kegugupan di muka Rudy. Gadis itu menjadi iba padanya dan merasa menyesal menyeret Rudy masuk dalam masalah rumah tangganya.
"Kamu tidak perlu merasa gugup seperti itu. Aku hanya ingin mencari informasi saja. Aku tidak pernah mencurigai apalagi menuduhmu. Coba tolong kamu ingat-ingat kembali kejadian beberapa hari lalu saat mas Fariz pulang cepat dari kantor," Zafira mencoba membantu membuka ingatan Rudy.
Rudy kembali berfikir dan mencoba mengingat. Ingatannya tetap sama, dia tidak pernah mengirim pesan apapun kepada Fariz. Dia juga merasa heran, mengapa Zafira justru menanyakan hal ini kepadanya. Apa yang ada di fikiran Zafira? Rudy menjadi bingung dan bertanya-tanya.
"Maaf mbak, saya sudah berusaha mengingatnya. Saya tidak pernah mengirim pesan pada mas Fariz. Saya harap mbak bisa mempercayai kata-kata saya. Saya jujur, mbak. Tidak ada yang saya tutup-tutupi" Rudy berkata sungguh-sungguh. Dia berharap Zafira dapat mempercayainya.
...*****...