NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Belenggu Cinta Tuan Muda Sombong

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Mengubah Takdir
Popularitas:31.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Nasib malang dialami oleh gadis muda bernama Viona Rosalina. Karena terlilit hutang yang lumayan besar, Viona dijadikan jaminan hutang oleh orang tuanya. Dia terpaksa merelakan dirinya untuk menikah dengan Dirgantara, seorang pengusaha muda yang terkenal sombong dan juga kejam.

Mampukah Viona menjalani hari-harinya berdampingan dengan pria kejam nan sombong yang selalu menindasnya?

Atau mungkin Viona memilih untuk pergi dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Nantikan kisahnya hanya ada di Noveltoon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan

Setelah kepergian Kakeknya, Dirgantara tak bisa konsentrasi. Dia memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Bodoamat dengan urusan pekerjaannya. Ia pasrahkan pada orang-orang kepercayaannya.

"Pak, dua puluh menit lagi ada jadwal meeting."

"Batalkan!! Saya masih ada urusan lain.

Dengan seenak jidatnya sendiri, Dirga langsung membatalkan acara meetingnya dengan klien.

Mungkin saja klien sudah dalam perjalanan menuju kantornya. Ia tak peduli, kalaupun tetap meeting tapi pikirannya kacau, akan berdampak buruk pada pekerjaannya, lebih baik ia batalkan saja.

"Tapi Pak?"

Adrian agak kecewa dengan keputusan yang dibuat oleh Dirgantara.

Bagaimana mungkin tinggal 20 menit lagi meeting akan dilakukan tapi Dirgantara malah menolak dan memutuskan untuk dibatalkan. Sudah pasti klien akan merasa kecewa dengan keputusan Dirgantara yang bertindak semaunya sendiri.

"Tidak ada tapi-tapian, sekarang juga kamu batalkan. Saya masih ada urusan di luar."

Adrian hanya bisa nurut, tidak lagi berani menjawab apa yang sudah menjadi keputusan pimpinannya.

Sebagai manager, ia bisa apa? Tak punya wewenang untuk bertindak sendiri tanpa ada izin dari atasannya.

Tak berbasa-basi lagi Dirgantara melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya. Tujuan utamanya ingin segera pulang. Masih kesal dengan penjelasan dari kakeknya.

Dua puluh menit kemudian, pria itu sudah tiba di rumahnya. Ia mendapatkan sambutan dari istri dan juga adik perempuannya. Mereka berdua nampak terkejut melihat kedatangan Dirga di saat jam kerja berlangsung.

"Abang kok udah pulang? Emangnya nggak lagi ke kantor?" tanya Sania.

Viona mana berani mengajaknya berbasa-basi. Ia malas jika jawaban Dirgantara hanya membuatnya dongkol.

Dirga tak menjawab, namun dia bergabung duduk di serambi depan dengan melepas jas kerjanya dan diberikan pada Viona.

"Kau tau apa yang membuatku pulang lebih awal?"

Tentu saja kedua wanita itu langsung menggeleng, tidak mengetahui apa alasan Dirga pulang lebih awal dari biasanya.

Bahkan biasanya Dirga pulang sering terlambat, tapi akhir-akhir ini dia memang pulang lebih awal, tapi tidak untuk hari ini, sangat awal bahkan masih pukul 09.00 pagi.

"Ya mana tahu, kami kan ada di rumah. Emangnya apa yang membuatmu pulang lebih awal? Kamu punya masalah di kantor? Atau Kamu sedang ada masalah dengan rekan kerjamu?" tanya Sania dibuat penasaran  oleh kehadiran kakaknya.

"Bagaskoro! Pria tua itu tiba-tiba datang ke kantor. Bahkan dia tak menghubungiku terlebih dulu. Sebelumnya ada seseorang buang menghubungiku, tapi namanya Sasongko. Aku bahkan tidak mengenali siapa itu Sasongko. Dia bilang ingin bertemu denganku dan bergabung untuk bekerja sama dengan perusahaan kita, tapi tak disangka, yang datang bukanlah Sasongko, tapi Bagaskoro. Pria tua itu masih juga punya keberanian memuncak dirinya dihadapanku. Dia pikir aku bisa melupakan apa yang sudah dilakukan terhadap orang tuaku. Tidak semudah itu dia ingin meluluhkan hatiku yang sudah membeku!"

Viona yang tidak mengetahui jalur permasalahnya, ia putuskan untuk diam mendengarkan celotehan suaminya. Ia tak mau terlalu ikut campur urusan keluarga suaminya yang 'katanya' sudah merubah jiwa Dirgantara menjadi keras.

"Jadi dia datang ke kantor? Kenapa tidak datang ke rumah? Kalau tujuannya ingin bertemu dengan kita, setidaknya di rumah, bukannya di kantor. Apa ada rencana lain yang ingin dilakukannya?"

Sania juga kecewa dengan kehadiranku kakeknya di kantor. Jika saja niat Bagaskoro baik ingin berkunjung, tentunya langsung datang ke rumahnya, bukan malah pergi ke kantornya. Ia yakin ada sesuatu yang tidak diketahuinya.

"Ya, aku juga berpikir seperti itu, dia datang ke kantor karena ada kemauannya. Entah apa tujuannya menemuiku di kantor. Berhubung bagiku dia hanyalah tamu yang tak kuinginkan, saat itu juga aku langsung mengusirnya. Lagian perusahaan yang aku jalankan bukanlah warisan darinya, itu peninggalan Papa buat kita."

Kebencian Dirga terhadap kakeknya ataupun pada keluarganya yang lain begitu dalam, bisa dikatakan sudah mendarah daging. Apalagi ia sudah mengetahui alasan Baskoro tidak respect pada almarhum kedua orang tuanya, membuat hatinya mencelos sakit. Bahkan anaknya sendiri dibencinya karena memutuskan untuk menikah dengan pria pilihannya.

"Tadi kakek ngomong apa saja sama Abang? Apakah dia ngomongin tentang keluarga kita?" tanya Sania.

Walaupun sebenarnya ia tak mau berurusan lagi dengan keluarganya, tapi dia juga dibuat kepo dengan kehadiran kakeknya di kantor.

Ia juga cukup kecewa berat bahwa kakeknya lebih memilih datang ke kantor daripada datang ke rumahnya. Seharusnya  Bagaskoro datang ke rumah dan bicara baik-baik dengannya, tapi pria tua itu lebih memilih kantor di mana Dirgantara bekerja, tentunya ada hal yang ingin disampaikan pada Dirgantara saja, sedangkan dirinya tidaklah berarti apa-apa buat Bagaskoro.

"Tadi sebelum aku mengusirnya, aku sempat mendesaknya untuk menjelaskan apa alasan dia tidak peduli pada kita. Awalnya dia tidak mau menjelaskannya, tapi lama-lama dia memberikan jawabannya dan itu sangatlah menyakitkan hati."

Ucapan Bagaskoro masih juga terngiang-ngiang di telinganya. Ayahnya dibenci hanya karena perbedaan derajat dan tidak sepadan untuk dijadikan menantunya.

Sungguh sangat menyedihkan. Ia tidak menyangka bahwa kakeknya sangatlah tosix, demi ketenaran, dia tega mengasingkan anak kandungnya sendiri yang tidak mau mengikuti apa yang diputuskannya.

"Kalau boleh tahu dia bilang apa saja sama Abang?"

"Kuli bangunan. Baskoro punya alasan membenci orang tua kita karena Papa dulu hanyalah seorang kuli bangunan. Mama jatuh cinta pada seorang kuli bangunan yang membuat kakek murka. Keinginannya yang ingin menjodohkan Mama dengan seorang pengusaha kaya ditolak, Mama lebih memilih Papa sebagai pasangannya. Aku bahkan baru tahu kalau Papa itu bukanlah orang kaya, dia hanyalah seorang kaum buruh. Tapi ..., di mana letak kesalahannya? Apa kalau orang miskin tak punya hak bersanding dengan orang kaya? Apakah ada hukum yang melarangnya? Pantas saja, di saat Mama dan papa meninggal, semua orang meninggalkan kita begitu saja. Mereka tidak punya kepedulian sama sekali terhadap kita hanya karena perbedaan status."

Sania ikut geram mendengar penjelasan dari Dirgantara. Dadanya tergetar hebat setelah mengetahui kebenarannya.

Orang tuanya dibenci hanya karena status. Tapi selama ini yang ia tahu, orang tuanya tak pernah mengeluh dan meminta belas kasihan pada keluarganya, yang ia tahu Ayahnya seorang pebisnis garmen yang sukses, tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya hanyalah seorang kuli bangunan seperti yang dikatakan oleh kakeknya.

"Benarkah Papa itu berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya seorang kuli bangunan? Tapi kenapa Papa bisa sehebat itu? Papa bahkan bisa menciptakan lapangan kerja buat orang-orang yang tidak mampu. Ini sangatlah tidak masuk akal. Mana ada seorang yang pekerjaannya sebagai buruh kuli menjadi pengusaha besar sebagai pengusaha garmen? Ini tidak masuk akal."

"Tidak ada yang tidak mungkin. Semua itu sudah ditentukan oleh nasib. Mungkin Papa sangat buruk di mata keluarganya Mama. Kita juga tidak tahu, seperti apa latar belakang Papa yang sesungguhnya. Setidaknya kita sudah tahu, bahwa kasih sayang keluarga diukur oleh harta. Jika tak memiliki apa-apa, keluarga sendiri pun tidak akan pernah menganggap."

Benarkah demikian? Jika kita tidak memiliki apa-apa, jangankan orang lain, keluarga sendiri bahkan tak menganggap. Coba kalau kita berduit, sejauh planet Pluto pun akan didatangi dan diakui sebagai familinya?🙄🙄

1
kaylla salsabella
ya tamat ya Thor ..... terima kasih atas karya mu semoga selalu sehat dan semangat berkarya terus ku tunggu karya terbaru mu 🥰🥰🥰🥰🥰
ardiana dili
terimakasih thor
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
jreng ... jreng..... gedobrak .... gedobrak ayo vio semangat ....😂😂
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
kaylla salsabella
nah gitu tegas Dirga jangan bodoh mau " nya di bodohin Anita
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
nah mampus kamu madam mau bilang apa coba
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
ku pegang janji mu mas Dirga 🤭🤭
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
satu kata untuk viona kapok gak dengarin omongan suami dan orang tua
ardiana dili
lanjut
kaylla salsabella
wah sepertinya madam udah kong kalikong sama kelvin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!