Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lidya Kembali Dilecehkan.
Sebagai gadis tercantik dirumah sakit, Lidya juga menjadi sasaran wakil direktur baru tersebut.
Dia memanfaatkan kekuasaannya untuk menyentuh Lidya. bahkan pernah hampir berhasil. Untungnya Lidya membawa semprotan mata, kalau tidak dia pasti sudah dilecehkan.
Namun Mario bisa menjadi wakil direktur baru, tentunya dia punya kualifikasi khusus. Kalau memberitahu Erik tentang masalah ini, Lidya takut akan mendatangkan masalah bagi Erik. Jadi dia memilih Untuk diam dan merahasiakan ini dariNya. Lidya merasa tidak masalah selama dia bisa menjaga diri dan selalu berhati-hati.
Erik juga merasakan ada yang tidak beres dari sikap Lidya. namun karena Lidya tidak ingin mengatakannya, dia juga tidak mau menanyakan lebih lanjut hanya bisa mengamatinya dalam diam.
Keesokan harinya, setelah mengantar Lidya kerumah sakit, Erik tidak langsung pulang, namun dia mengelilingi rumah sakit, lalu menyelinap masuk. Erik segera menemukan keberadaan Lidya, Lidya sedang menuju ruangan Mario, dan Erik diam-diam mengikutinya dari belakang untuk melihat apa yang akan terjadi.
Setelah Lidya mendekati ruangan wakil direktur Mario, dia merasa deg-degan.
Wakil direktur Mario berusia 50 tahun. badannya pendek dan gemuk serta model rambutnya yang botak Tengah.
Begitu dia melihat Lidya memasuki ruangannya, matanya langsung berbinar lalu menyapanya dengan nada mesum, "Lidya kamu sangat cantik"
"Terimakasih pak!"
Lidya menjawab secara paksa, "pak Mario, ada masalah apa bapak mencari saya? Kalau tidak ada urusan yang berkaitan dengan pekerjaan, saya pamit dulu,..!!!
Hey!! Kenapa begitu terburu-buru. apakah aku tidak boleh mencari mu meski tidak ada urusan pekerjaan?
"Lidya jangan terlalu kaku. kita tidak mesti memiliki hubungan atasan dan bawahan, kita mungkin bisa jadi teman atau bahkan,.. "Kekasih!!
Seusai berkata, Mario hendak menarik tangan Lidya. Lidya segera menarik kembali tangannya dan berkata dengan nada dingin, "Pak Mario jangan terlalu berlebihan!"
Lidya mengatakannya Dengan sangat tegas. dia pikir Mario akan mundur namun ternyata dia tidak berhenti sampai disitu. diapun berkata "Lidya, aku sangat menyukaimu. kenapa kamu tidak mengerti" apa salahnya kalau kamu menjadi kekasihku?
Kamu akan mendapat banyak keuntungan apa bila kamu bersedia menjadi kekasihku. Setelah menjadi kekasihku, aku jamin dalam tiga sampai empat tahun, kamu bisa menjadi dokter jaga.
Mario semakin bersemangat dia ingin memeluk Lidya, namun Lidya dengan gesit menghindar lalu berkata dengan tegas "Pak Mario kalau kamu seperti ini terus, aku akan berteriak." di ruangan sebelah adalah ruangan istirahat, biasanya ada banyak orang
"Teriak Lah!" aku sudah menyuruh untuk mengunci ruangan rapat. aku akan mengaku kala, kalau kamu mampu memanggil satu orang kemari. Ujar Mario dengan percaya diri.
Ekspresi Lidya sontak berubah, dan dia ingin segera mengambil semprotan mata, namun kecepatan Mario kala darinya, dia menahan Lidya, wajahnya memerah, dan nafasnya terengah engah. "memakai trik ini lagi? Kamu pikir aku akan terjebak dengan trik yang sama? Gadis cantik ikutlah aku, aku akan membuatmu puas."
Seusai bicara dia menahan Lidya dinding dan menciumnya.
Hati Lidya hancur lebur. Namun pada saat kritis ini, Erik muncul dan menerobos masuk dan langsung menampar waja sang wakil direktur.
Mario dipukuli dengan sangat keras hingga dia jatuh kelantai. Dia memegang wajahnya yang kini penuh dengan darah dan dia sangat berantakan.
Erik tidak tahan melihatnya lagi, wakil direktur ini sangat tidak tau malu, memanfaat jabatannya untuk melakukan tindakan senonoh seperti ini dan bahkan menganggu kekasihnya. Tentu saja Erik tidak akan tinggal diam. Lagi-lagi Lidya Dilecehkan. kondisi ini yang membuat Erik sangat frustasi.
"Erik!"
Kenapa kamu ada disini?
Lidya sangat terkejut, sekaligus gembira.
Erik berkata sambil tersenyum "Aku kebetulan lewat, apa kamu baik baik saja? Lidya sangat terharu dan sesaat dia merasa sangat ingin menangis, mana mungkin kebetulan lewat! Dia tau, kalau Erik sangat peduli padanya dan diam diam melindunginya.
"Dasar bocah sialan!"
Mario sangat marah, dia berdiri dan ingin berdebat. namun belum selesai bicara, Erik langsung menendang hingga terbang seperti layang-layang putus.
Kali ini dia ditendang lebih parah dari sebelumnya. Mario seperti karung pasir yang terlempar ke udara dan menabrak dinding.
Dan saat ini organ dalam Mario sepertinya mengalami luka serius bahkan tulang tulangnya berpindah tempat. Tulang rusuknya juga banyak yang patah, tetapi dia masih berbicara dengan nada marah,
"Ba,.. Bajingan tengik kamu pasti akan mati, pasti aku akan membunuhmu."
Kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi direktur Rumah Sakit,
"Pak Dimas, aku dipukuli diRumah Sakit kalian aku ini wakil direktur rumah sakit ini, tapi Malah dipukuli didalam kantor sendiri. aku tidak akan memaafkan mu kalau kamu tidak bisa menanganinya!
Bagaimana bisa Lidya menjadi korban pelecehan ditempat yang sama, ada yang tidak beres dalam upaya management rumah sakit ini dalam memberikan posisi pada Kalangan eksekutifnya.
Setelah mengetahui itu direktur Dimas segera membawa petugas keamanan dan bergegas kerumah sakit.
Dimas tidak menyukai wakil direktur yang baru ini, namun dia lumayan berkuasa. waktu sebelumnya ada seseorang yang sangat berkuasa datang untuk berbicara dengan pimpinan kota barulah Mario bisa menjadi wakil direktur yang baru.
Apapun itu, Mario tidak boleh mengalami sesuatu dirumah sakit itu, kalau tidak Dimas akan terancam dari posisinya sebagai direktur rumah sakit sejahtera.
Setelah tiba dirumah sakit dan melihat kondisi Mario, Dimas segera mengerti bahwa ini semua timbul akibat ulah mesum dari Mario sendiri. Namun dia tetap memerintahkan petugas keamanan untuk menahan orang yang tela memukulinya,
Inilah masyarakat kita, orang yang berkuasa merajalela dan melakukan tindakan kejahatan sesuka hati namun hukum selalu menutup mata tapi sebaliknya bila orang yang bermasalah tidak punya kuasa apapun, pasti akan dicarikan kesalahan dan selalu menjadi korban fitnahan.
semua orang menghela nafas. Erik pernah bekerja dirumah sakit ini mereka semua saling mengenal jadi kemungkinan Erik menang sudah tidak ada harapan.
Kali ini Erik termasuk sial.
Mario tampak sangat senang karena dia bisa langsung balas dendam. namun senyumnya menjadi kaku tatkala puluhan petugas keamanan bahkan tidak bisa mendekati erik. mereka semua sudah dipukuli hingga babak belur dan rintihan kesakitan menggema di lokasi kejadian.
Semua orang yang menyaksikan perkelahian itu merinding, "sejak kapan Erik bisa jadi seorang ahli bela diri yang hebat." gumam semua orang dalam hati, dan dia sama sekali tidak mirip dengan dokter magang waktu itu.
"Erik apakah kamu tau apa yang sedang kamu lakukan?" Dimas marah besar, dia akan sangat dipermalukan apa bila tidak dapat menangani masalah ini.
Diapun berkata dengan nada mengancam," kamu sudah melukai pimpinan senior rumah sakit ini dan melukai puluhan petugas keamanan."
"Tahukah kamu sebesar apa kesalahan yang telah kamu timbulkan?" kalau sekarang kamu menuruti perintah ku aku bisa mempertimbangkan untuk memberimu kelonggaran. Kalau tidak jangan salahkan aku kalau bersikap kasar."
"Benarkah!!
"Aku ingin melihat seperti apa tindakan kasar itu!"
Erik tidak bermaksud untuk menyerah, seusai bicara dia mendekati Mario dan menekan luka-lukanya. dia menjerit kesakitan
"Argh,!"
"Erik,..! Hentikan,...!
Mata Dimas memerah karena menahan amarahnya. Diapun berkata dengan nada kesal,
"Kamu akan celaka! Dan kamu akan dikeluarkan dari rumah sakit ini, aku jamin akan hal itu."
Erik sama sekali tidak menghiraukan ancaman dari Dimas tersebut.
Dia bukan lagi dokter magang dirumah sakit ini. jadi dia tidak terpengaruh dengan ancaman itu.
Jangankan rumah sakit sejahtera, memangnya kenapa kalau pemegang saham utama Gunawan Setiawan, dia juga harus berlutut dihadapan ku, pikir Erik.
"Erik! Mario mengertak kan giginya dan berkata, "Beraninya kamu melakukan ini padaku! Kamu akan berakhir, kamu tidak tau sedang berurusan dengan siapa.