Bianka Chrispeter gadis cerdas yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, dia ahli dalam bidang teknologi bahkan kimia, Bianka juga salah satu siswa terbaik di Inggris.
Keluarga Chrispeter meminta Bianka kembali untuk menjalankan tugas, bersama girls Chrispeter yang juga memiliki kemampuan tidak kalah hebat dengan Bianka.
Seorang pria muda pemimpin mafia terkuat yang mempunyai kekuasaan, kekayaan, pengikut, dan kekejaman yang tidak kalah dengan keluarga Chrispeter.
Pengkhianatan dan kehilangan cinta membuat seorang pria muda berubah menjadi bringas dan kejam.
Pertemuan Bianka dan sang mafia yang sama mempunyai kekuasaan, dan pasukan yang seimbang.
Terjadi pernikahan antara Bianka dan Bara karena tujuan masing-masing, Bara yang ingin menghancurkan saudara tirinya yang mencintai Bianka, sedangkan Bianka membutuhkan sesuatu hasil penelitian Bara yang sudah lama menjadi incaran banyak orang. Pernikahan tanpa cinta, tapi menumbuhkan rasa sayang dan saling membutuhkan.
Bagaimana pernikahan keduanya? Kita ikuti bersama-sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vhia azaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GEMES
Malam semakin larut, Bianka masuk kamarnya mulai menutup matanya. Bi menggenggam sebuah kunci rahasia milik Bara, sejujurnya Bianka merasa bersalah mengkhianati Bara tapi dia juga harus menepati janji. Pernikahan mereka hanyalah mainan untuk saling mendapatkan keuntungan, Bi yakin dirinya sudah saatnya melepaskan Bara dan kembali dengan kebebasannya. Bi tidak perduli akan berubah status, karena dia tidak membutuhkan pasangan untuk menemani hidupnya.
Di lantai bawah Bara berkali-kali menguap, dia ingin segera ke kamar dan memeluk tubuh Bianka, tapi kedatangan para ayah membuat Bara harus bergadang. Wanita semuanya sudah tidur jadi para ayah dengan santainya bisa bercerita banyak hal, karena tidak akan mendapatkan mata yang melotot.
"Papi takut Mami! padahal mami terlihat sangat lembut." Bara mengigat sosok Riani yang sangat penyayang.
"Lembut dari Hongkong, Riani marah Papi bisa langsung digantung." Rian menghela nafas mengigat istri cantiknya jika sedang marah.
"Bara, kalian jangan menunda momongan. Lebih cepat lebih baik agar Bianka bisa menjadi seorang ibu tidak bermain terus dengan senjata. Kamu juga kurangin kegiatan tidak penting." Papa Akbar menasehati Bara.
"Kami tidak berniat membuatnya!" Bara langsung menutup mulutnya, seluruh mata menatapnya tajam.
"Apa maksud kamu Bara, tidak bersedia memiliki anak dengan Bianka." Nada ayah Haikal mulai tinggi.
"Bukan begitu ayah, siapa yang tidak tergoda melihat kecantikan Bianka, tapi..., sudahlah Bara mau tidur kangen memeluk Bi. Selamat malam semuanya." Bara melangkah pergi dengan santainya, meninggalkan para ayah yang masih penasaran.
"Bianka tidak memberikan izin, masa iya Bi tidak punya nafsu, atau jangan-jangan Bara mandul." Papi Rian mulai berpikir ngelantur.
"Semakin tua kamu semakin oon Rian." Daddy Roy memukul kepala Rian.
"Terus apa?" Rian masih penasaran.
"Bara tidak ingin menyentuh Bi tanpa cinta." Haikal melangkah pergi.
"Cinta seperti itu Roy, bukan main paksa." Rian juga melangkah pergi ke kamar istrinya.
"Haikal! aku yakin Bara mencintai Bi tapi tidak menyadarinya, begitupun sebaliknya." Papa Akbar berharap Haikal tidak salah paham.
"Aku tahu kak, saat Bi menerima Bara aku sudah menyerahkan putriku seutuhnya pada Bara." Haikal melangkah bersama Akbar.
"Bara mirip kamu dulu, dia menyerang dan menghancurkan yang sepantasnya dihancurkan. Dia hanya membutuhkan dukungan, Bara laki-laki lembut yang terlihat beringas demi bertahan."
"Tapi dia memang beringas, mirip Rian yang membunuh tanpa pandang bulu." Haikal dan Akbar hanya tertawa dan masuk kamar masing-masing.
***
Bara berlari masuk kamarnya, Bara tidak melihat Bianka dan langsung keluar lagi coba membuka pintu kamar Bi tapi terkunci. Bara menghela nafas dan masuk kamarnya lagi, membuka pintu rahasia dan masuk kamar Bianka. Bara tersenyum melihat Bi yang tidur dengan pakaian seksinya.
Lama Bara memperhatikan wajah Bianka yang cantik, Bara mencium sekilas jidat Bianka.
"Cantik banget kamu Bi, aku sampai tidak bisa memikirkan Rinda lagi. Rinda tersimpan di pikiranku tapi kamu tersimpan di hatiku." Bara bergumam menyentuh pelan wajah Bianka.
Bi bergerak membuat Bara menjauh sedikit dari tubuh Bi, mata Bianka terbuka sayu memandangi Bara. Bara hanya tersenyum dan mencium cepat bibir Bianka.
"Bara! kenapa kamu di sini? keluar!" Bianka duduk di atas ranjang mengucek matanya.
"Aku mau tidur memeluk kamu." Bara memeluk Bianka dari belakang dan membawanya berbaring di ranjang.
"Bara, lepaskan." Bianka memukuli lengan Bara yang memeluknya erat sambil tertawa.
"Jangan teriak Bi, tidak enak didengar Bunda sama ayah." Bara masih tertawa melihat wajah polos Bianka yang meronta-ronta.
Bianka pasrah membiarkan Bara tidur dengan memeluknya dengan erat, suara dengkuran Bara membuat Bi susah tidur. Badan Bianka tidak bisa bergerak, ikut tidur dalam pelukan Bara.
***
Mata Bianka terasa silau, matahari telah bersinar. Tangan erat memeluk pinggang ramping Bi, terlihat wajah tampan yang tidur dengan nyaman, wajah mereka sangat dekat. Bi tersenyum melihat wajah Bara yang polos saat tidur, terlihat seperti bayi besar.
Bi melepaskan pelukan Bara yang sudah tidur terlentang, Bi kaget melihat dirinya yang sudah tidak menggunakan baju sama sekali. Bi melihat seprei takut Bara sudah menidurinya, wajah Bi langsung gelap, memukuli tubuh Bara yang langsung menahan tangan Bi.
"Apa yang kamu lakukan Bara? kenapa aku tidak menggunakan baju?" Bianka memukul pelan dada Bara yang juga tidak menggunakan baju.
Bara memeluk tubuh Bi yang tidak tertutup sehelai benangpun.
"Tenanglah! aku tidak melakukannya, hanya melihat tubuh kamu saja. Lagian kamu tidak menolaknya." Bara tersenyum dan mengelus pelan wajah Bi.
"Bohong! Dari mana kamu Bara? luka ini belum ada di leher kamu. Pasti kamu ke luar rumah, mengapa aku tidak menggunakan baju."
"Di mansion ada pengkhianatan, aku tidak ingin membahayakan keluarga Chrispeter yang sedang menginap. Aku menyamar bukan sebagai pemilik dari mansion dengan memancing mereka fokus ke kita, dan mengirimkan pengawal mengejar mereka."
"Jadi kamu membuka bajuku seakan-akan kita sedang bercinta." Bianka memperjelas ucapan Bara.
"Iya, karena gerbang khusus dibuka berarti aku menerima semua jenis tamu, penyusup mudah masuk melalui gerbang khusus."
"Berarti kamu juga menerima tamu tidak terlihat." Bi menatap tajam Bara.
"Tidak usah berlaga polos Bianka!" Bara mulai kesal.
"Bara kami keturunan Chrispeter, semua yang ada di sini ahli beladiri. Mereka bisa mengendalikan keadaan."
"Aku tahu Bi! tapi aku ingin melindungi semuanya, keluarga Chrispeter sudah lama meninggalkan dunia hitam, tapi aku terikat di sana. Aku tidak akan melibatkan keluarga kamu dalam urusanku."
Bianka tersenyum, dia melihat sosok lain dari seorang Bara memasang badannya untuk mengecoh musuh, Bi sekarang paham Bara memang pantas menjadi mafia kejam yang ditakuti.
"Bukannya semalam kamu tidur nyenyak, kenapa bisa tahu keberadaan musuh?"
Bara tertawa melihat Bianka yang menganggap remeh dirinya, di luar mansion saja Bara bisa menyingkirkan banyak orang apalagi di wilayahnya. Bara gemes melihat wajah Bi dan menangkup wajahnya dengan menyatukan hidung mereka, Bianka memonyongkan bibirnya.
Bara menempelkan bibirnya, ciuman pelan sudah berubah kasar. Bara melahap dengan lapar, Bianka yang selama ini diam sudah mulai membalas, ciuman berakhir agar mereka berdua bisa menarik nafas. Kepala Bianka sudah terbaring lemas di dada Bara yang langsung dipeluknya.
"Bi kapan aku bisa mendapatkan hak?" Bara bicara pelan, kepalanya sakit menahan hasrat karena melihat bibir Bi juga sudah ingin melahapnya.
"Apa kamu mencintai aku?" Bianka bertanya sambil melepaskan pelukan Bara, membalut tubuhnya dengan selimut.
"Tidak mungkin!" Bara coba berpikir.
"Kamu mencintai Rinda?" Bi menatap Bara sambil menahan tawanya.
"Iya mungkin!" Bara masih terus berpikir.
"Maka tidurlah dengan Rinda!" Bianka bangkit berdiri meninggalkan Bara yang masih sibuk berpikir.
Bara diam coba mengigat momen indah bersama Rinda tapi sudah lupa, dia hanya mengigat setiap momen bersama Bi dari awal bertemu sampai saat ini.
"Apa aku menganggap Rinda seperti Nayla ya, hanya bedanya aku membenci Nay sedangkan Rinda aku cintai. Aku ingin melindungi Rinda sebagai kakak, seperti aku melindungi Nay." Bara bicara sendiri masih duduk di ranjang.
***
TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA
JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE
SEKALIAN JANGAN LUPA KASIH HADIAH JUGA YA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT UP
***
kangen kekonyolan bara saat Bianca mau lahiran,pokoknya kangen anak² Haikal n the gank lah🤭🤭🤭