NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL 2.

Calon TUMBAL 2.

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:123.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."

"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."

"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."

Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.

Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 26. MIMPI.

Jingga sampai di rumah, sepanjang perjalanan itu hati Jingga menjadi kalut karena masih teringat dengan cerita Jonah yang malang. Siapa sangka Jonah yang selalu terlihat riang itu ternyata memiliki luka dan kisah yang sangat pahit.

'Terimakasih ya Allah, meski aku tidak memiliki orang tua lagi tapi aku masih lebih beruntung dari pada Jonah. Aku bersyukur dengan semua jalan yang engkau beri, aku tahu semua sudah engkau atur dan sebaik - baik nya pelindung adalah engkau.' Batin Jingga.

'Ayah, Bunda, Uti.. Terimakasih untuk cinta kalian yang sangat besar, meski aku tak merasakan hidup bersama kalian lebih lama, tapi cinta dan kasih sayang kalian sangat aku rasakan. Aku tidak sendirian, tidak kesepian, aku beruntung, sangat beruntung.' Batin Jingga lagi.

Dan dari pintu masuk, Ayah Ilham muncul dengan jubah dokter nya. Jingga yang melihat ayah angkat nya pulang itu pun tersenyum bahagia.

"Papa." Sambut Jingga, dia berlari kecil lalu menyalimi tangan ayah Ilham yang terkekeh.

"Aduhay, cerianya anak papa." Ujar ayah Ilham.

"Hehe, papa aku boleh peluk?" Tanya Jingga, ayah Ilham pun menaikkan alis nya keheranan.

"Hm, tumben minta peluk??" Tanya ayah Ilham.

"Boleh nggak, papa?" Tanya Jingga lagi.

"Boleh dong, anak papa lagi manja ya? Sini - sini, papa peluk." Ayah Ilham lalu membawa Jingga kedalam pelukan nya.

'Dan orang hebat yang baik hati ini, adalah papaku. Orang yang tanpa pamrih mau mengangkat aku sebagai anak nya, semoga Allah melindungi papa dan bang Ilham, mereka orang - orang yang baik, keluargaku.' Batin Jingga.

"Apa ada alasan kenapa tiba - tiba minta peluk?" Tanya ayah Ilham.

"Aku lagi sangat - sangat bersyukur, karena aku di pertemukan dengan orang baik seperti papa. Papa mau menerima aku yang bukan siapa - siapa jadi anak papa, papa juga nggak beda - bedain kasih sayang papa, papa perlakukan aku seperti anak kandung papa." Ujar Jingga.

Ayah Ilham yang mendengar itu pun tertegun dan tersenyum sambil mengusap kepala Jingga.

"Makasih papa, aku sangat beruntung." Ujar Jingga.

"Jangan bikin papa sedih, nak." Ujar Ayah Ilham, Jingga pun melerai pelukan nya.

"Kenapa papa sedih?" Tanya Jingga.

"Karena kata - kata kamu bikin papa jadi tersentuh dan jadi sedih. Kamu anak baik, papa sangat beruntung bertemu kamu, justru papa yang makasih karena kamu sudah mau papa angkat jadi anak papa. Papa yang beruntung karena papa jadi punya anak yang baik hati seperti kamu." Ujar ayah Ilham, Jingga pun tersenyum.

Ayah Ilham sampai menghapus air matanya yang keluar tanpa permisi, karena dia sangat terharu dengan Jingga.

"Hehe, papa kalo nanis jelek banget." Celetuk Jingga, ayah Ilham pun langsung terkekeh mendengar nya.

"Anak nakal ini, baru juga bikin papa terharu dan terbang ke langit, udah di jatohin aja." Ujar ayah Ilham, Jingga pun tertawa.

Mereka pun akhirnya masuk ke ruang tengah dan pergi ke meja makan untuk makan malam.

•○•○•○•

Ketika malam hari tiba saat Jingga sedang tidur, Jingga bermimpi. Di dalam mimpinya dia sedang berada di tempat yang aneh, aneh karena Jingga tidak pernah kesana. Tempat itu seperti di lereng pegunungan dan ada jalan setapak, dan Jingga sekarang sedang berjalan di jalan setapak itu.

Sewajar nya pegunungan, di sana di selimuti kabut asap yang lumayan pekat, Jingga bahkan tidak bisa melihat terlalu jauh saat berjalan dan hanya terus mengikuti kemana jalan setapak itu akan berujung.

"Di mana aku?" Gumam Jingga.

"Jinggaa.." Sebuah suara memanggil Jingga.

Jingga melihat kebelakang, dan dia terkejut karena melihat perempuan tua bungkuk sedang menatap kearah nya dengan wajah yang menakutkan. Mulut nenek bungkuk itu sobek sampai ke telinga dan matanya seperti mata cicak saat berkedip, dan kini mulut nya perlahan tertarik dan terbuka ke atas saat dia tersenyum.

"Astagfirullah!" Jingga langsung mundur selangkah karena nenek bungkuk itu sangat seram.

"Kikikikikikikikik!!!" Suara tawanya lebih mengerikan lagi.

Dan tanpa aba - aba, benek bungkuk itu berlari dengan cepat kearah Jingga, Jingga pun berbalik dan berlari sekuat tenaganya.

Jingga terus berlari dengan kencang yang aneh nya nenek bungkuk itu juga berlari tak kalah kencang padahal dia bungkuk dan nenek - nenek, sampai akhirnya Jingga melihat sebuah pohon besar dan dia bersembunyi di sana.

Jingga ngos - ngosan sampai dia kesulitan mengambil nafas karena berlari sangat kencang, ia mengintip dari balik pohon itu tapi nenek - nenek itu sudah tidak ada. Jingga memutari pohon dan keluar dari persembunyian nya, dan memang tidak ada siapapun lagi di sana.

"Alhamdulillah." Jingga mengelus dada.

Tapi baru juga bernafas lega, sebuah kepala jatuh dari atas dan kepala itu adalah kepala nenek - nenek tadi, kepala itu masih tersenyum pada Jingga.

"AAAAAAA!!" Jingga berteriak dan dia berbalik hendak berlari, tapi dia menabrak tubuh nenek bungkuk itu yang kini tanpa kepala.

Jingga makin pias melihat nya, ia pun berlari sekuat tenaga, dia menangis sambil berlari karena tak juga menemukan jalan lain untuk keluar dari tempat mengerikan itu.

"Tolong!!" Teriak Jingga.

"Ya Allah, aku di mana." Jingga merasa di berputar - putar di tempat yang sama.

"Tak lelo.. Lelo.. Lelo.. Ledhung.."

Tiba - tiba Jingga tertegun saat mendengar suara nyanyian yang sangat dia kenali, suara yang sama yang menyanyikan lagu itu saat di rumah lama uti nya dulu.

"Uti.." Gumam Jingga, dia masih mengira bahwa yang menyanyikan lagu itu adalah utinya.

"Cep meneng.. Ojo.. Pijer nangis.."

Jingga celingukan mencari dari mana suara itu berasal.

"Anakku.. Sing ayu rupane.."

Jingga berlari mengikuti arah suara itu muncul, ia yakin itu utinya dan utinya pasti hendak menolong nya. Jingga berlari tanpa sedikit pun melihat kebelakang, karena dia merasa sesuatu sedang mengikutinya dari belakang.

Ya, asap - asap hitam berterbangan dan melesat dengan cepat mengejar Jingga yang sedang berlari. Asap nya sangat pekat dan ada dua gumpalan asap yang sedang mengejar Jingga saat ini.

"Dadio.. Pendekare bongso.."

Jingga melihat tempat yang sangat berbeda dengan yang saat ini dia pijak, di sana terlihat sangat indah, penuh bunga, kupu - kupu dan terang. Ia pun semakin mempercepat laju larinya dan tanpa ragu dia melompat melintasi batas antara dua tempat itu.

"ALLAHU AKBAR!"

Jingga melompat dan dia terjatuh di hamparan rumput hijau, saat dia berbalik untuk melihat ia terkejut dan mundur karena sebuah wajah mengerikan yang muncul di antara asap - asap itu muncul tepat di depan nya namun tidak bisa melewati batas antara tempat gelap dan tempat terang itu.

Wajah yang terbentuk dari asap - asap, dengan dua cahaya merah yang sepertinya itu mata dan sepertinya dia berteriak marah karena tidak bisa menangkap Jingga, karena terlihat mulutnya terbuka lebar sangat mengerikan.

"Astagfirullah.. Astagfirullah.." Jingga bernafas tak beraturan, karena saking kencang nya dia berlari.

"Jingga.."

DEG!!

Jingga kembali tertegun saat mendengar namanya kembali di sebut.

"Jangan takut, nak." Ujar suara itu, Jingga pun perlahan berbalik dan dia melihat seorang perempuan bergaun putih namun wajahnya tidak kelihatan.

"Kamu, siapa?" Tanya Jingga dengan nafas tersenggal - senggal.

"Bunda, sayang." Ujar sosok perempuan itu.

Jingga tertegun mendengar sosok itu menyebut dirinya sendiri sebagai bunda nya. Jingga tidak pernah tahu seperti apa rupa ibunya karena ibunya meninggal saat dia bahkan belum waktu nya lahir, Jingga lahir di detik - detik kematian ibunya.

Ayah dan Utinya juga tidak memiliki foto ibunya Jingga dengan wajah yang jelas, sehingga Jingga tidak mengenal ibunya.

"Bunda??" Ulang Jingga, sambil menatap sosok itu penuh tanya.

Sosok itu mendekati Jingga, tapi Jingga sedikit beringsut mundur.Tapi mengingat di belakang nya ada alam gelap, Jingga tak bisa lagi bergerak. Sosok perempuan yang mengaku sebagai ibunya Jingga itu pun berjongkok di depan Jingga dan perlahan tangan nya terulur dan membelai kepala dan wajah Jingga.

"Anak bunda udah besar." Ujar nya, dan entah mengapa air mata Jingga menetes begitu saja tanpa permisi.

BERSAMBUNG...

1
FiaNasa
seneng hatiku karna Ilham & jingga jadian,,dapat bonus restu lagi dr paa Ilham..aq tunggu undangan nikahnya ya 😀
Ratna Jumillah: Wkwkwkw.. kakak nyebrang ke dunia halu
total 1 replies
Zuhril Witanto
lanjut
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
namanya juga takdir ya, apes mungkin para penumpang yg gak slamet tsb. Untung Jingga n Gani selamat ya
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
mw pulkam koq yo byk amat gangguan nya ya, smoga Jingga n Gani selamat sampe kampung yaa
Susilawati
kok aku jadi berharap kalo jingga nggak sengaja dengar pembicaraan nya Ilham sama papa nya ya. Tapi takut juga sih gimana kalo jawaban nya ayah Ilham malah nggak mengijinkan, nah yg ada jingga bakalan tambah sedih dong kalo dia dengar.

lanjut lagi Thor
Susilawati: iya, semoga aja 🤲
Ratna Jumillah: semoga ada kabar baik, kak.. 😄
total 2 replies
Susilawati
kasihan juga sih sama nasib ruh nya Raka,
Tapi itu memang pilihan dia sendiri sih, jadi dia harus menerima konsekuensi dari perbuatannya.
Rere Emon
nunggu up dari pagi sekalinya up bacanya cuman bentar huhu semangat terus thor/Determined//Kiss/
Agung miska Nartim
jreng...jreng...jreng...

diam....diam cintaaaaaa
diam...diam...sayaaaaang
dunia ini rasanya milik mereka berdua
seeer...aselole🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ratna Jumillah: Hehehehe.. 🤣
total 1 replies
FiaNasa
kira² ayah Ilham ngijinin gak ya klau ilham.jadi pasangannya jingga,,lagian jingga juga udah mulai jatuh cinta juga sama ilham
siscapucinoo
aaaall akhirnya ilham minta ijin dulu ke ayah heuheu
siscapucinoo
jangan lama2 mempersatukan ilham dan jingga ya Thorr
Ratna Jumillah: Semoga nggak lama kak, hehehe..
total 1 replies
Zuhril Witanto
tuh kan ternyata Ilham cinta ma jingga
Zuhril Witanto
aku lagi jatuh cinta pa
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
ada yg ngiri nih sama Jingga ya, tapi siapa?
Susilawati
Jingga seolah olah ngomong utk dirinya sendiri deh "ikhlaskan dia pergi"
Jingga jadi salah paham kan sama kata2 nya Ilham. ayo bang Ilham yg gantle dong ngomong ke Jingga kalo Abang sayang ke Jingga sebagai cewek bukan adek.

lanjut thor
Susilawati
bang Ilham daripada bingung sendiri dan jadi mengganggu pikiran juga lebih baik bilang aja perasaan kamu yg sebenarnya ke Jingga, masalah nanti di terima atau enggak itu urusan belakangan yg penting hati dan pikiran tenang krn jingga tahu perasaan bang Ilham.
semangat bang Ilham 💪
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
inih Ilham beneran suka jingga, atau cuman buat alesan aja biar dia bisa menjauhi Kate yaa??
Tina Febbryanti
ilham seharusnya ungkapkan kalau kamu cintanya sama jingga....dia polos berfikir kalau kamu suka gadis lain....semoga kalain berjodoh..
Tina Febbryanti
kasian bg ilham,,,,,,nyatain aja bg pelan pelan,,,,jingga polos jadi belum tauk kalau belum di jelasin... semangat 🗣️🗣️🗣️🗣️
Tina Febbryanti
bg ilham ternyata suka juga sama jingga...aku dukung kok bg...gak salah kok menikah dengan saudara angkat.... semangat 🗣️🗣️ bisa bisa bg ilham...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!