NovelToon NovelToon
Hurt Be A Love

Hurt Be A Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:265.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.

Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.

Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Tak Bisa Disembunyikan

Hukuman seumur hidup yang diberikan oleh hakim kepada Bobby Kusuma membuat Rio dan timnya puas. Agam menunduk dalam ketika melihat kembaran ayah dari mantan kekasihnya. Apalagi tatapan Daddy Aksa begitu tajam seperti ingin menguliti Agam hidup-hidup.

Rio memeluk tubuh Restu. Senyum lebar pun melengkung di wajahnya. Tak lupa ucapan terimakasih dia berikan.

"Ini berkat kerja sama kita semua," balas Restu.

Rio serta Restu juga Abang Er pulang ke rumah papi Rindra. Kedatangan mereka bertiga cukup membuat papi Rindra dan mami Nesha terkejut. Ada garis senyum yang begitu bahagia di wajah cantiknya.

"Bolos lagi?" tanya papi Rindra kepada sang cucu pertama.

"Ada tugas penting, Opa," jawab Abang Er begitu santai dan duduk di samping kakeknya.

Papi Rindra dan mami Nesha menggelengkan kepala mendengar jawaban dari Abang Er. Jika, anak pertama Restu itu tidak pintar sudah pasti sudah di drop out dari sekolah. Untungnya Abang Er memiliki otak yang begitu cerdas. Meskipun jarang masuk, tapi dia bisa menjadi juara satu di kelasnya.

"Mami buatin makanan buat kalian."

Begitulah mami Nesha jika para anak serta cucu lelakinya ada di rumah. Sibuk menyiapkan kesukaan mereka. Meskipun sudah dilarang, mami Nesha tetap melakukan hal itu.

Setelah mami Nesha pergi, papi Rindra menatap tiga lelaki berbeda usia itu dengan begitu dalam.

"Apa kalian sudah tidak menganggap Papi?"

Pertanyaan papi Rindra membuat mereka bertiga saling tatap. Mereka mengerti maksud dari perkataan itu.

"Bukan begitu, Pi," sangkal Rio mencoba menenangkan ayahnya.

Tidak mungkin bisa dia dan Restu menutupi hal ini selamanya. Pasti, papi mereka tahu akan tahu.

"Kondisi Papi sedang tidak sehat. Iyo gak mau Papi terbebani," lanjut Rio dengan sorot mata yang tak berdusta.

"Percayalah sama Iyo dan Restu. Selagi kami berdua kompak, baik aku maupun Rio pasti akan baik-baik saja. Papi juga harus ingat kalau kedua anak papi ini kan keturunan kucing, punya banyak nyawa cadangan."

Papi Rindra tersenyum dengan mata yang nanar. Rio dan Restu memeluk tubuh papi Rindra dengan begitu erat. Abang Er pun ikut bergabung.

Mami Nesha yang melihat momen itu dari balik pintu menitikan air mata. Dia sangat bersyukur karena memiliki tiga lelaki yang begitu kompak.

.

Aqis masih bekerja seperti biasanya. Dia menunggu kabar dari sang kekasih, tapi tak kunjung ada. Aqis menghela napas kasar. Menghubungi Rio sepertinya tidak mungkin karena Aqis masih takut hubungannya diketahui oleh keluarga. Dia takut Rio ditolak karena status dirinya dan Rio amatlah berbeda.

Dia sudah jatuh cinta sungguhan kepada Rio. Bahkan cintanya lebih tulus dari yang terdahulu. Aqis mengingat bagaimana Rio meratukannya dan berusaha terus melindunginya. Rio juga rela kehilangan nyawa demi menyelamatkan Aqis.

"Apa keluarga bisa menerima?"

Rasa takut mulai hadir. Status dan umur yang berbeda membuat dia tidak yakin jika keluarganya akan merestui dengan mudah hubungan mereka. Apalagi, rekam jejak Rio cukup jelek. Di mana perceraian itu dikarenakan Rio berselingkuh.

Aqis menghela napas kasar, mulai menyudahi pikiran-pikiran jelek yang tiba-tiba berkelana. Dia kembali membuka ponsel. Tidak ada pesan masuk dari pria yang tengah dia tunggu kabarnya.

Jari lentiknya mulai menari-nari di atas layar ponsel. Dia menurunkan egonya untuk hari ini.

"Kak, jangan lupa diminum obatnya."

Hanya ceklis satu dan itu membuat Aqis sedikit kesal. Jika, sudah berada di Jakarta pasti akan susah dihubungi.

.

Rio menegang ketika Restu menunjukkan sebuah pesan dari ayah Aska untuk dirinya.

"Bilang ke Rio ditunggu oleh Om juga tiga anak Om di rumah. Jangan sampai gak datang."

"Mau ngapain?"

Restu menggedikkan bahu dan meninggalkan Rio yang terlihat sedikit takut. Dia meyakini ini ada hubungannya perihal hubungannya dengan Aqis.

Rio pun datang ke kediaman ayah Aska selepas Maghrib. Jantungnya berdegup hebat tak seperti biasanya. Gugup sudah pasti.

Kedatangannya disambut oleh bunda Jingga dan menyuruh Rio masuk ke ruang keluarga di mana empat pria sudah duduk dengan tatapan dalam.

"Duduklah!"

Wajah Rio sudah terlihat tak santai. Apalagi melihat Dalla, Ahlam dan Apang yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Ada apa ya, Kak?"

Rio masih tetap memanggil ayah Aska dengan panggilan kakak karena mereka sudah saling kenal sedari kecil.

"Gua udah denger dari Abang juga si Bandit perihal penusukan yang lu alami."

Rio tersenyum tipis mendengar ucapan dari ayahnya Aqis. Sebuah kalimat keluar dari mulutnya dengan begitu enteng.

"Itu hal kecil, Kak."

Apang melebarkan mata mendengar jawaban Rio. Sedangkan Ahlam menggelengkan kepala tak percaya.

"Ketika aku udah sayang sama seseorang. Apapun akan aku lakukan sekalipun nyawa yang jadi taruhan."

Dalla tersenyum begitu tipis mendengar ucapan Rio. Sedangkan ayah Aska tersenyum mendengarnya.

"Sebucin itukah dirimu Kak?" tanya Ahlam dengan raut tak percaya.

"Salahkan adik kamu karena sudah membuat aku seperti ini."

.

Aqis berdecak dengan sangat kesal ketika pesannya tak kunjung juga dibalas. Masih centang satu juga.

"Ke mana sih?"

Menurunkan egonya untuk kesekian kali. Aqis mencoba menghubungi Rio via sambungan telepon, ternyata tidak aktif.

"Awas aja sih kalau balik lagi ke sini!" omelnya di tengah malam karena sebuah kerinduan.

Ponsel Aqis bak pemakaman, begitu sepi dan sunyi di pagi hari. Matahari yang terlihat begitu terang tak mampu membuat wajah Aqis berbinar. Seperti biasa dia datang lebih pagi karena dia harus menyerahkan laporan bulanan kepada sang baba.

Langkahnya menaiki anak tangga terasa berat. Apalagi ketika masuk ke ruangan yang beraroma parfum Rio.

"Padahal baru sehari, tapi kenapa rindunya beda?"

Aqis berbicara sendiri dengan tangan yang menekan gagang pintu. Baru beberapa langkah masuk, pelukan dari belakang membuatnya terkejut. Aqis hendak memberontak, tapi aroma parfum yang amat dia kenali mampu dia cium. Juga suara yang tak asing mulai dia dengar.

"Miss you."

Aqis menolehkan kepalanya ke arah kanan di mana orang itu meletakkan dagunya di pundak Aqis. Napas begitu lega pun keluar dari bibirnya.

Perlahan, Rio memutar tubuh Aqis. tangannya masih melingkar erat di pinggang sang kekasih. Dia tersenyum, tapi Aqis memasang wajah bak singa.

"Kenapa?"

"Sejak kapan Jakarta susah signal?" Wajah Aqis seperti singa yang lapar.

Rio merogoh sakunya dan menunjukkan ponselnya kepada Aqis. Sudah tak berbentuk. Sorot mata Aqis menginginkan penjelasan.

"Dilempar si Tuan."

"Kok bisa?"

"Aku iseng mainin jambulnya." Aqis memukul lengan Rio hingga Rio terkejut.

"Tuh bocah sensitif banget sama jambulnya. Gak boleh sembarang dipegang."

"Ujung-ujungnya tantrum dan hape aku dilempar kena dinding."

Aqis tertawa. Niat hati hendak marah, presona duda tiga tahun itu mampu membuat hati Aqis bahagia.

Melihat tawa juga senyum Aqis yang begitu manis. Tangan Rio refleks memegang dagu Aqis hingga membuat mereka saling pandang dengan tatapan begitu dalam.

Wajah Rio mulai mendekat pada wajah Aqis yang membeku. Dada Aqis sudah berdegup dengan begitu kencang ketika deru napas Rio mulai menerpa wajahnya.

Lima senti.

Empat senti.

Tiga senti.

Dua senti.

Dan--

...***To Be Continue***...

Banyak komennya dulu, nanti dilanjut lagi. 😁

1
Heni Linda Oriflame
jangan dulu tamat dong fie..lagi seru ini mah
Heni Linda Oriflame
positif hamil.ini mah duda karatan gercep jg cetak rio junior 😂
Heni Linda Oriflame
Luar biasa
Heni Linda Oriflame
semamgat fie...tetap setia kok di cerita aksa 💕
Heni Linda Oriflame
mampir lagi kesini...tetap semangat fie 🥰
Chusnul Smilly
aku mau nunggu cerita si abang er kak fie
Bagus Diah
keren kak
Yus Nita
klrga sibuk berebot warisan dan merendah kan yg level ny di bawah yg kYa
Yus Nita
seperti yg di bilang orang2
ucapan adalah Do'aa
semoga Do'a kis kis twrkabul 😊😊😊
Rahmawati Abdillah
langsung cuuus deh tungguin ya
Rahmawati Abdillah
kata menjemput kalian 1 persatu itu loh yang bikin jleb rasanya,ayah ipang sudah paling pertama di jemput ayah Aditama nah selanjutnya itu yang menjadi misteri
Rahmawati Abdillah
maaf thoor bukan nimbun ban saya,cuma saya habis liburan ke desa yang gak ada sinyalnya jadi paksa de tertimbun bannya,sekali lagi maaf yaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻
tapi saya akan setia baca novelnya kok😘🤭😁
Rahmawati Abdillah
efek kemarin jalan ke.daerah gak ada sinyal baru bisa baca dech
Ita Asmoatmojo
keren ....aku suka banget..
maaf kalau aku tidak banyak memberikan kontribusi yang bagus buat kakak..tapi aku ga pernah menimbun bab
Diana Puji Astuti
kocak nih
Diana Puji Astuti
wkwkwk...
Ida Farida
baik kak
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Nur Asni Umar
bawang nya banyak banget kak fie,😭😭😭😭😭
Kie Riezky
bingung mau komen apa lagi, cerita nya emang keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!