Hana, wanita cantik, mandiri dan pewaris tunggal seluruh Harta keluarganya. harus menelan pil pahit, saat mengetahui jika suaminya berselingkuh di belakangnya. bahkan berniat untuk menyingkirkannya dan mau menguasai seluruh hartanya. iya sampai Harus berpura-pura bangkrut sehingga membuatnya menjadi miskin. apakah Hana mampu menyingkirkan suami dan selingkuhannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria rahnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
*****
Adit tersenyum miring mendapatkan pesan dari Rudi, sebenarnya pria itu tidak memiliki nomor ponselnya, tetapi, ia menghubungi Naomi terlebih dahulu. Barulah Naomi menyampaikan padanya, sehingga Adit meminta Naomi untuk mengirim Nomor ponselnya.
"mau mengancam ku heh!" cibirnya.
"bagaimana jika kita bermain sebentar," ujar Adit dengan seringainya.
adik dari pria itu sejak kemarin mencoba menghubungi Kevin, meminta untuk tidak menyebarkan video dirinya. Bahkan gadis itu berjanji akan mengirim sejumlah uang pada mereka.
[temuin gue di hotel melati, nanti malam.] send, Adit mengirim pesan pada Rudi.
Kemudian Adit menghubungi adik sepupunya.
"di mana Lo?" tanya Adit, dirinya belum sampai rumah. Saat mendapat telepon dari Naomi, dirinya masih dalam perjalanan. Dan sekarang, perjalanan terganggu karena Rudi.
"gue di rumah, kenapa?" tanya Kevin.
"nanti malam temanin gue. Tapi sebelum itu, Lo harus pastikan jika Tuti berada di hotel melati."
"ada apa? Sepertinya, gue melewatkan sesuatu yang menarik?"
"nanti gue jelasin, yang pasti Lo bakal suka."
"CK, kebiasaan Lo bikin gue penasaran saja."
Adit tidak menanggapi perkataan Kevin, pria itu memilih mengakhiri panggilannya dan melanjutkan perjalanannya.
Walaupun sangat kesal, Kevin tetap melakukan apa yang Adit perintahkan tadi padanya.
Pria itu membuka akses ponsel Tuti, tentu saja hal yang sangat mudah untuknya, sedikit memeriksa pesan yang masuk ke ponsel gadis itu.
"gila," umpatnya melihat bagaimana Tuti yang begitu laris dikalangan pria bau tanah.
"siapa ya target gue," gumamnya. Pria itu sedang memilih pria yang akan menjadi korbannya.
Dan pilihannya jatuh pada pria paruh baya yang merupakan papa dari musuhnya.
"ini sih namanya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui," bibir Kevin merekah, kini saatnya ia membalas dendam pada temannya dulu.
kemudian, ia mengirim foto Tuti yang paling seksi ke nomor pria tersebut. Tidak lupa dengan kata-kata sedikit menggoda.
"gue yakin, tuh tua Bangka bakal nelpon lacur nya." tugas Kevin selesai, kini saatnya ia memantau bagaimana alam berkerja.
****
Gadis dengan berbalut baju tidur itu terganggu, saat ponselnya terus saja berdering. Akhir-akhir ini, dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena nomor misterius yang selalu mengirimkan video tak senonoh dirinya.
"om Luki," gumam Tuti, gadis itu merasa heran karena salah satu pelanggannya menghubunginya di jam segini.
"halo om," ucap Tuti lembut dan mendayu.
"kenapa kamu kirim foto seperti itu pada om? Kamu kangen Hem," om Luki langsung merindukan wanita yang sering ia sewa itu.
kening Tuti berkerut, foto apa? Padahal sejak tadi ia tidur. Tidak mungkin 'kan ponselnya bisa mengirim pesan sendiri.
Tuti tidak menjawab pertanyaan om Luki, gadis itu memilih untuk mengecek langsung. Alangkah kagetnya ia, ternyata dirinya memang mengirim foto dirinya yang setengah t*lanj*Ng karena dalam foto itu ia sedang mengenakan bikini.
"halo baby, kamu masih di sana?"
Suara om Luki membuat Tuti sadar. "eh 'iya om, aku masih di sini," sahutnya.
"jadi, kenapa kamu mengirimkan foto itu pada om? Kamu merindukan om, Hem."
"iya om," jawabnya kaku, tidak mungkin 'kan dirinya mengatakan jika salah kirim atau tidak sengaja mengirim foto tersebut.
"heheheh..... Sudah om duga, baiklah. Kita bertemu nanti malam di hotel melati, seperti yang kamu katakan tadi. Karena kamu yang mengajak om duluan, om akan kasih tip besar padamu. Asalkan~"
"aku paham om, aku yakin om tidak akan kecewa," balas Tuti yang sudah paham kemana arah pembicaraan pria itu.
"ini yang buat aku senang padamu, kamu sangat peka dan tentunya sangat memuaskan. Kalau gitu, om tunggu nanti malam ya?" ucapnya.
Siap om," jawab Tuti seadanya.
Setelah panggilan berakhir, Tuti terdiam di atas tempat tidurnya. Ia masih berpikir bagaimana dirinya mengirim foto tersebut, padahal ia sangat ingin, jika ponselnya terkunci.
"apa ada hantu di rumah ini?" Tuti menatap sekeliling kamarnya, entah kenapa ia tiba-tiba menjadi merinding.
"ah tidak mungkin, lebih baik aku bersiap-siap." Tuti beranjak dari kasurnya, tentu saja tujuannya adalah kamar mandi. Ia akan tampil maksimal, bahkan gadis itu sudah menyiapkan gaun yang cocok untuk dia kenakan.
***
"gimana mas? Mau tidak?"
"mas tidak tahu, tapi dia mengajak mas bertemu di hotel melati." Rudi sedikit bingung, karena Adit mengajaknya bertemu di hotel. Alih-alih memarahinya, Adit memilih untuk bertemu dengannya.
"mungkin dia tidak ingin Hana tahu," ujar Erna.
Rudi terdiam, perkataan Erna sedikit masuk akal.
"sepertinya, kamu bisa 'kan Temanin ibu nanti malam. Soalnya, Tuti tidak bisa. katanya dia ada tugas kuliah," ungkap Rudi.
"tentu saja mas, kamu gak usah pikiran masalah ibu. Karena ibu sudah aku anggap seperti ibu aku sendiri," jawaban Erna membuat Rudi menjadi tenang.
Tidak salah 'kan, dirinya mencintai wanita itu. Tidak hanya tubuhnya saja ia berikan pada Rudi, tapi sampai perhatian dan kasih sayang pada keluarganya pun Erna berikan.
"makasih sayang, kamu pengertian banget. Gimana aku gak makin sayang coba?" Rudi mencubit hidung mungil Erna, hal itu membuat Erna tersipu malu
melihat wajah kekasihnya memerah, membuat Rudi menjadi gemas. "jika saja kita tidak sedang di rumah sakit. Kamu sudah mas terekam sekarang juga," bisik Rudi pelan di telinganya. Membuat tubuh Erna meremang.
Erna mendorong tubuh Rudi dengan pelan. "jangan seperti ini mas, kita bukan lagi di hotel."
Rudi terkekeh, pria itu membawa tubuh Erna ke dalam dekapannya. "aku sayang banget sama kamu, aku senang karena kamu masih menerimaku." terdengar sangat tulus dari perkataan Rudi.
Hal itu membuat Erna menjadi merasa bersalah, Erna berpikir. Mungkin kah ini saatnya?
tanpa mereka sadari, ada sepasang mata melihat perbuatan mereka dari kamera cctv.
"cih menjijikan," cibir Kevin, ya pria itu adalah Kevin. Karena Adit tidak memberikan secara gamblang rencananya, membuat Kevin mencari tahu sendiri.
dirinya sekarang sangat sibuk, dan merasa mempunyai kegiatan yang bermanfaat untuknya. yaitu, memantau ruang rawat inap Bu GINA.
tuti trnyta d jual,trs d siksa jg....erna d sksa jg krna bls dndm....tnggal rudi yg blm....
loe kaya aman,loe ganteng aman, loe berduit aman. ini mah kere,,