Selama 10 tahun lamanya, Pernikahan yang Adhis dan Raka jalani terasa sempurna, walau belum ada anak diantara mereka.
Tepat di ulang tahun ke 10 pernikahan mereka, Adhis mengetahui bahwa Raka telah memiliki seorang anak bersama istri sirinya.
Masihkah Adhis bertahan dalam peliknya kisah rumah tangganya? menelan pahitnya empedu diantara manisnya kata-kata cinta dari Raka?
Atau, memilih meladeni mantan kekasih yang belakangan ini membuat masalah rumah tangganya jadi semakin pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7•
#7
Raka tiba di rumah, setelah memacu kencang mobilnya selama beberapa menit, tak sampai tiga puluh menit, maklum saja Yogyakarta bukanlah kota besar. Raka kembali dibuat tertegun kala melihat mobil yang sepertinya semalam ia lihat parkir tak jauh dari rumah Anggita.
Deg
Raka terbelalak, ia menggeleng ketakutan, mungkinkah???
“Tidak.” Dengan panik, Raka berjalan cepat memasuki rumah mewahnya.
“Assalamualaikum, Sayang …” ucap Raka ketika memasuki pintu utama, tapi sepi, tak ada sahutan. Bahkan asisten rumah tangga yang biasa terlihat beraktivitas, kini tak ada satupun yang terlihat.
“Mbok …” seru Raka memanggil Mbok Jum yang biasa membantu Adhis di rumah. Raka semakin curiga karena suasana rumah yang terlalu damai.
Raka pun langsung menuju kamar utama, barangkali Adhis beristirahat di sana, tapi tetap saja sunyi. Hanya gorden jendela yang menari-nari karena tertiup angin, “Sayang, kamu dimana?” Raka semakin panik, karena baik di kamar, maupun kamar mandi mereka, Adhis tak ia temukan.
Raka mengeluarkan ponselnya, bermaksud menghubungi Adhis, namun netranya tertuju ke meja di depan TV. Benda malang itu tergeletak di sana, bahkan sudah kehabisan daya, entah berada di mana pemiliknya.
Bruk!!
Suara tas Adhis yang terjatuh kembali menarik perhatian Raka, tas berwarna merah muda dengan harga fantastis itu, hadiah dari dirinya ketika bepergian ke Milan tahun lalu. Adhis tak bisa menemaninya karena bertepatan dengan peluncuran produk baru Camelia Cosmetic, dan sebagai brand ambassador sekaligus Direktur Pemasaran Camelia Cosmetic, Adhis tak bisa meninggalkan momen tersebut.
Sebuah amplop coklat keluar dari dalam tas tersebut, hingga isinya berhamburan keluar. Dan hal itu cukup menyita perhatian Raka, maka pria itu pun mendekat, dan alangkah terkejutnya Raka ketika melihat benda yang berserakan keluar dari tas istrinya. Benda itu adalah foto-foto dirinya ketika mengucap ijab qabul saat menghalalkan Anggita, dan juga foto-foto bahagianya menyambut kehadiran Qiran.
Seketika pikiran Raka kian berkecamuk, tak tahu darimana ia harus menjelaskan semua ini, selama ini ia cukup pandai bersandiwara bahkan membungkusnya dengan sangat manis. Nyatanya Adhis tetap curiga, hingga ia nekat mencari semua bukti, hingga berhasil menguak fakta pernikahan dirinya dengan Anggita.
Raka kembali mencari-cari di setiap sudut rumah, hingga ia melihat bayangan Adhis tengah termenung di tepi kolam renang. “Tidak!! Jangaan!!” teriak Raka sekuat tenaga.
Sekuat tenaga ia berlari kencang menuju halaman samping, tempat Adhis kini berada. Agaknya Raka terlalu khawatir, hingga pikiran buruk tersebut tiba-tiba muncul.
“Sayang … aku mohon, jangan lakukan!” pinta Raka, wajahnya sudah memelas dengan kedua mata berkaca-kaca.
Melihat kedatangan suaminya, Adhis mundur beberapa langkah, “diam di tempatmu, Mas!”
Raka terdiam, melihat wajah pucat istrinya saja ia sangat khawatir, apalagi kini wajah pucat itu terlihat mulai meneteskan air mata. “Sayang …”
“Sejak kapan, Mas?” tanya Adhis, ia sudah tahu, tapi tetap saja berharap Raka mau mengakuinya secara langsung.
Raka menggeleng, jelas sekali bahwa ia tak mau membuat hati Adhis semakin sakit.
“JAWAB, MAS!!” ulang Adhis dengan tekanan.
Raka menunduk, ia bersimpuh di tempatnya, “maafkan Mas, Mas tahu, Mas bersalah. Tapi, Mas sungguh-sungguh mencintaimu.”
Adhis tertawa sumbang, “cinta? tapi Mas tega mendua, apakah itu masih pantas disebut cinta?” tanya Adhis lemah.
Raka terdiam, ia tahu ia salah, maka wajar jika Adhis menuntut penjelasan darinya. Siapa yang akan percaya bahwa ia masih sangat mencintai Adhis, namun besarnya rasa cinta tersebut, justru membuatnya tega menduakan wanita yang sangat ia cintai.