Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~22
"Ira !!" teriak nyonya Ranti yang langsung membuat Kirana yang sedang membantu bik Asih membersihkan meja makan segera datang.
"Iya, nyonya." ucapnya seraya mendekati majikannya tersebut.
"Apa kamu bisa memijit ?" tanya wanita itu kemudian.
Kirana nampak menatap ke arah Kendra yang kebetulan pria itu juga sedang menatapnya, namun wanita itu segera berpaling. Tentu saja ia bisa memijit karena mantan suaminya itu dulu selalu ketagihan dengan pijitannya dan pasti berakhir dengan permainan ranjang yang panas setelahnya. Apalagi semenjak ia bekerja di salon, keterampilannya dalam memijit semakin profesional saat ini.
"Bisa, nyonya." sahutnya kemudian.
"Kalau begitu pijit kepala saya, tiba-tiba saja terasa sakit !!" perintah nyonya Ranti kemudian, gara-gara barang seserahan untuk calon menantunya itu membuatnya tiba-tiba sakit kepala.
"Baik, nyonya." Kirana langsung mengangguk kecil, kemudian melangkah ke belakang sofa di mana wanita itu duduk.
Setelah itu Kirana meminta ijin untuk memegang kepalanya dan mulai memberikan pijatan-pijatan kecil yang membuat mantan ibu mertuanya itu mulai menikmatinya.
"Wah, sepertinya mama sangat menikmati pijatanmu Ra." puji Kaizar yang baru datang lalu duduk di sofa tak jauh dari ibunya itu.
"Ngomong-ngomong kamu belajar pijit di mana, Ra ?" imbuh pria itu lagi saat melihat mantan kakak iparnya itu terlihat sangat berpengalaman.
"Di salon, Den. Kebetulan saya bekerja di salon sebelumnya." terang Kirana.
"Benarkah? sudah lama ?" tanya Kaizar lagi dan itu membuat Kendra yang sedang membaca surat kabar di tangannya nampak melirik ke arah sang adik.
"4 tahun." sahut Kirana.
"Katanya kamu sudah menikah dan punya anak Ra, jadi di mana suami dan anakmu sekarang ?" tanya Kaizar lagi yang langsung membuat Kirana melotot ke arahnya.
Entah apa maksud pria itu tiba-tiba mengatakan hal itu? apa mantan adik iparnya itu ingin rahasianya terbongkar? sepertinya setelah ini wanita itu akan membuat perhitungan dengannya.
Kaizar memang sengaja melakukannya, pria itu nampak tak sabar menunggu sandiwara mantan kakak iparnya itu terbongkar. Karena jika memang kakaknya itu tak menginginkannya lagi maka ia akan membawa wanita itu pergi.
"Jadi kamu sudah menikah dan punya anak, Ir ?" tanya nyonya Ranti ikut menimpali, karena ia pikir wanita itu belum menikah karena tidak ada pria yang mau dengannya.
Kirana nampak melirik ke arah Kendra yang rupanya sedang menatapnya dengan tajam, kemudian wanita itu langsung menunduk.
"Benar, nyonya." sahut Kirana membenarkan.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra, jadi di mana suami dan anakmu ?" ulang Kaizar lagi yang benar-benar membuat Kirana merasa kesal dan ingin rasanya menenggelamkan pria itu ke dasar bumi.
"Palingan mereka juga sudah pisah Kai, lihatlah dia saja tak bisa merawat diri jadi mana ada laki-laki yang mau bertahan dengannya." cibir nyonya Ranti, wanita itu memang sedikit pun tak berperasaan.
"Benar apa yang di katakan mama, Ra ?" tanya Kaizar lagi.
Kirana lagi-lagi menatap ke arah Kendra yang rupanya belum juga mengalihkan pandangan darinya, sebenarnya apa yang sedang pria itu pikirkan saat ini?
"Benar Den, saya sudah bercerai dan anak saya di bawa oleh suami saya karena saya miskin dan pasti tidak akan bisa mengurusnya." sahut Kirana, ingin rasanya ia mengatakan yang sebenarnya jika suaminya lebih mempercayai ibunya daripada istrinya sendiri.
Namun Kirana lebih memilih merendahkan dirinya sendiri karena tidak mau penyamarannya akan terbongkar dan rencana untuk membawa sang putra gagal.
Kaizar nampak mengangguk-angguk menanggapinya. "Apa kamu masih menyukai suamimu, Ra ?" tanyanya lagi.
"Tidak." sahut Kirana singkat.
"Memang laki-laki tak bertanggung jawab seperti itu tak pantas kamu cintai, bisa-bisanya membiarkan mu bekerja keras sendirian." timpal Kendra tiba-tiba sembari beranjak dari duduknya dan itu membuat Kirana langsung menatap ke arahnya.
"Istirahatlah ma, ini sudah malam !!" perintah pria itu pada sang ibu yang sepertinya betah mendapatkan pijatan kepala oleh Kirana.
"Baiklah, pijitinnya lumayan juga." sahut wanita itu lantas beranjak dari duduknya.
"Segera pergi ke kamarmu Kai, jangan keluyuran malam-malam !!" perintah sang ibu kemudian, lantas wanita itu segera berlalu ke kamarnya. Sedangkan Kendra sudah terlebih dahulu naik ke lantai atas.
Kini di ruang keluarga itu tinggallah Kirana dan Kaizar, lantas Kirana menarik tangan mantan adik iparnya itu ke belakang.
"Kai, apa yang kamu lakukan? kamu mau aku di usir dari sini ?" protesnya sedikit kesal, padahal sebelumnya pria itu telah berjanji untuk menjaga rahasianya.
"Sampai kapan kamu akan bersandiwara seperti ini, Ra? jika kamu memang tak bersalah harusnya kamu berani menghadapi kakakku dan juga mama, kecuali jika kamu memang benar berselingkuh waktu itu." tegas Kaizar yang langsung di sela oleh Kirana.
"Aku tak pernah berselingkuh Kai, aku tidak tahu siapa pria yang waktu itu tidur bersamaku. Semua CCTV mati dan aku tak bisa membuktikannya." terang Kirana meyakinkan.
"Baiklah, jika memang kak Kendra tidak menginginkan mu lagi. Kamu jangan khawatir Ra, masih ada aku. Karena aku..." Kaizar nampak menjeda ucapannya, rasanya ia sangat gugup saat ingin mengakui perasaannya.
"Karena apa ?" Kirana mengulangi perkataan pria itu.
"Karena aku....."
"Kamu belum tidur Kai ?" ucap Kendra tiba-tiba yang langsung membuat Kirana maupun Kaizar langsung menoleh ke arah pria itu.
Kaizar menghela napasnya dengan kasar, butuh beberapa detik untuknya mengumpulkan keberanian mengakui perasaannya tapi kehadiran kakaknya yang tiba-tiba menghancurkan semuanya.
"Ini mau tidur." sahut Kaizar lantas segera berlalu pergi dari sana dengan perasaan kesal.
"Saya lapar, buatkan saya mie !!" perintah Kendra pada Kirana setelah adiknya itu pergi.
Kirana mengangguk kecil, kemudian segera menyiapkan bahan makanan yang pria itu minta. Semoga saja mantan suaminya itu tak mendengar pembicaraannya dengan Kaizar tadi.
"Jadi kamu pernah menikah ?" tanya Kendra yang kini nampak menyandarkan punggungnya di dinding belakangnya dengan kedua tangannya terlipat di depan dadanya.
"Iya pak." sahut Kirana, tangannya nampak lincah memotong sayuran di hadapannya itu.
"Kenapa kalian bercerai ?" tanya pria itu lagi.
"Karena saya miskin dan jelek." sahut Kirana.
"Kamu tak percaya dengan dirimu sendiri ?" timpal Kendra, ia tidak menyukai seseorang yang merendahkan dirinya sendiri karena ia yakin setiap orang pasti memiliki kelebihan masing-masing di samping kekurangannya.
"Bukankah memang seperti itu kenyataannya, pak ?" timpal Kirana seraya menatap ke arah pria itu yang sedang berdiri tak jauh dari hadapannya itu.
Pandangan keduanya nampak terkunci beberapa saat, namun Kirana kembali menunduk menatap sayuran di tangannya itu. Tapi Kendra tiba-tiba menyentuh dagunya hingga pandangan keduanya kembali bertemu, lalu detik selanjutnya pria itu mendekatkan wajahnya hingga kini bibir keduanya nampak saling bersentuhan.
makasih nofel nya bagus