Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Sudah puas bermesraannya Nyonya Elang??" Tatapan tajam milik Elang sudah mampu menusuk Bella tanpa harus menggunakan pisau lagi.
"Aku sangat lelah hari ini. Aku tidak mau berdebat!!" Ucap Bella dengan lirih tanpa ada aura dingin yang biasanya terpancar dari diri Bella. Tapi lawan bicaranya sudah terlanjur di kuasai dengan rasa marah yang membuncah.
"Oh jadi kamu lelah karena habis kencan sama pacarmu itu?" Sinis Elang.
Bella hanya berdecak dan lebih memilih nerjalan meninggalkan Elang menuju kamarnya.
Namun dengan langkah lebarnya Elang berhasil menghalangi langkah Bella.
"Kamu berani mengabaikan ku?" Elang menekan suaranya yang berat tapi seksi itu.
"Apa lagi? Aku sungguh lelah hari ini biarkan aku istirahat!!" Kali ini Bella sudah menaikkan suaranya hingga otot lehernya menonjol.
"Baiklah, biarkan aku membantumu untuk beristirahat!!" Elang dengan gerakannya yang cepat berhasil mengangkat tubuh Bella dalam gendongannya dengan sekali hentakan.
"Apa yang kau lakukan br*ngsek!!" Bella mencoba memberontak namun Elang dengan cepat sudah sampai di depan kamarnya. Mendorong pintu dengan kakinya.
Elang melemparkan Bella ke atas ranjangnya yang empuk itu. Sebelum Bella bangkit Elang sudah lebih dulu mengungkung Bella dengan tubuhnya yang kekar berotot itu. Bella sudah tidak bisa berkutik karena tangannya tertahan oleh Elang di kedua sisi kiri dan kanannya.
"Kau lelah kan? Aku juga lelah mari habiskan malam ini dengan saling menghangatkan, biar rasa lelah kita menjadi satu!!"
"Apa yang kau lakukan?" Bella terlihat ketakutan dengan apa yang dilakukan Elang saat ini.
"Tidak usah sok polos!! Aku yakin kamu sudah tau apa yang aku inginkan, bukankah kau juga baru saja melakukannya dengan Rayan?"
Bella sudah bersiap mengangkat kakinya di bawah sana. Namun Elang sudah lebih sigap dengan menindih kaki Bella dengan tubuhnya hingga menempel sempurna hingga sebatas pinggangnya.
"Jaga omongan mu itu b*doh!! Menyingkir dariku!!"
"Iya memang aku bodoh karena begitu saja percaya dengan wanita sepertimu!! Dan lebih bodohnya lagi, kenapa aku tidak memanfaatkan j*lang sepertimu untuk melayaniku" Sudut bibir Elang tertarik ke atas.
"LEPAS!!" Teriak Bella, namun Elang mulai bisa membaca raut ketakutan yang gambar sangat jelas di wajah Bella.
"Kenapa? Kamu takut sayang?" Elang mendekatkan wajahnya hingga hidungnya menempel pada hidung mancung milik Bella.
Bella memalingkan wajahnya hingga kini yang berada di hadapan Elang adalah rahang dan leher mulus milik Bella.
"Kenapa setakut itu?? Bukankah kamu sudah sering melakukannya?? Tidak udah jual mahal seperti itu"
Cup..
Elang memberikan kecupan kecil di leher Bella yang terpampang di depannya. Tentu saja itu membuat Bella memalingkan kembali wajahnya dengan mata yang melebar sempurna.
"Kurang ajar!!" Geram Bella, rasanya sangat ingin menjambak rambut Elang jika tangannya bisa bebas dari cengkeraman Elang.
"Teruslah mengumpat, itu akan membuatku lebih bersemangat!!"
Bella sudah tidak bisa lagi melepaskan kata-kata kasarnya lagi karena Elang sudah terlanjur menyatukan bibirnya.
Elang akhirnya kembali bisa merasakan bibir itu lagi setelah semalam belum merasa puas dengan permainan bertukar lidahnya.
"Hemmm" Bella berusaha menolak ciuman Elang yang sangat menuntut itu.
Tapi Elang sudah tidak peduli lagi dengan penolakan Bella. Dirinya sudah di penuhi dengan kabut gairah, apalagi Bella merasakan ada sesuatu yang menonjol di bawah sana karena Elang benar-benar menempelkan tubuh mereka berdua.
Elang semakin beringas m*****t dan m*****sap bibir Bella. Dan dengan mudahnya Elang bisa menerobos bibir Bella hingga lidahnya bergerak bebas di dalam sana. Membelit l**ah dan menyusuri gigi rapih milik Bella.
Setelah puas dengan bibir manis itu, Elang menurunkan ciumannya ke bagian leher Bella yang jenjang itu. Kini Elang m*****bunya dengan sangat lembut.
Elang memberikan c****n basahnya di sana. M*****at dan m*nc*capnya hingga meninggalkan beberapa jejak keunguan di sana.
Bella mengigit bibir bawahnya untuk menahan d*s****nya yang ingin keluar akibat ulah Elang. Bella merasakan tubuhnya terbakar dengan perutnya yang tergelitik seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di bawah sana.
"Keluarkan saja sayang, aku ingin mendengarnya"
Bisik Elang di telinga Bella sebelum menjadikan telinga Bella itu seperti permen yang sangat manis hingga membuat Elang terus saja memainkan dengan lidahnya.
"Aakkkhhh..."
Satu d****an akhirnya keluar juga dari bibir Bella. Dia sudah tidak mampu lagi menahan rasa gelinya.
"Terus sayang, suaramu sangat indah" Suara Elang sudah berubah menjadi parau karena h*sr*tnya yang sudah di ubun-ubun.
Elang mulai agresif, menyibakkan dress yang di kenakan Bella. Tangannya mulai meraba perut rata milik Bella, mengusapnya beberapa kali kemudian terus naik hinga bertemu dengan dua benda kenyal yang masih tertutup dengan kain.
Bella sudah lemah tak berdaya, tak mampu lagi untuk melawan. Otaknya mungkin menolak namun tubuhnya mengkhianati otaknya, karena tubuhnya justru menginginkan lebih dari itu.
Elang bergerak berlahan di atas benda yang sangat pas di genggamannya itu. Walau masih tertutup selembar kain namun Elang bisa merasakan benda itu sangat k*nyal dan padat.
Bella memejamkan matanya tak mau melihat Elang yang sudah sangat b****nafsu. Dengan terus mengigit bibir bawahnya agar suara menjijikkan itu tidak keluar lagi.
Sementara Elang yang melihat Bella mengigit bibirnya kembali m*****tnya karena terlihat sangat menggoda di matanya.
Dengan bibir yang masih saling terpaut, tangan Elang berhasil melepaskan baju Bella hingga hanya tersisa kain bagian bawahnya saja.
Setelah melepaskan tautannya Elang di buat takjub saat melihat dua buah benda yang mantang di depan matanya. Sadar jika Elang sedang menatapnya dengan kekaguman, Bella tampak malu dan berusaha menutupi dengan kedua tangannya.
"Jangan malu, ini sangat indah!" Elang menyingkirkan tangan Bella dari kedua gu***kan itu.
Elang mulai menyentuhnya dengan berlahan hingga membuat Bella bergerak tak tenang. Hingga tangan Elang mulai merubah gerakannya menjadi pijatan-pijatan yang memabukkan bagi Bella.
Elang mendekatkan wajahnya, menghirupnya dengan hidung mancungnya, kemudian dengan berani mulai memainkan bulatan kecil berwarna merah muda itu dengan li***nya.
"Emmmhhhh...."
Suara terkutuk itu akhirnya lolos lagi dari bibir Bella yang membuat Elang semakin b*****rah
Pergulatan panas itu terus berlanjut hingga mereka sudah polos tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka. Elang sudah tidak bisa lagi menghentikan aksinya untuk benar-benar menyatukan miliknya dengan milik Bella.
Elang mulai memposisikan dirinya dengan Benar. Tapi Elang tidak menyadari kecemasan di wajah istrinya. Bella menatap Elang dengan tatapan penuh arti, seolah mencoba menghentikan suaminya hanya lewat tatapannya.
Elang tampak kesulitan memasukkan miliknya ke dalam sarangnya. Elang juga heran kenapa begitu sulit untuk menerobos milik istrinya itu.
Namun Elang tidak menyerah, dengan sekali hentakan yang cukup keras akhirnya Elang bisa menerobos pertahanan Bella.
"AKKKHHHHH..."
Pekik Bella merasakan sakit yang amat luar biasa di inti tubuhnya. Bahkan Bella sudah meneteskan air matanya karena tak mampu menahan rasa sakitnya.
Elang tidak menyadari sesuatu yang mengalir di bawah sana karena terlalu merasakan ken*km*tan yang tiada tara. Elang membenarkan kata orang di luar sana jika rasanya bagaikan terbang ke surga.
Bella semakin merasakan kesakitan kala Elang bergerak dengan kencang tanpa mempedulikan Bella yang merintih karena rasa perihnya.
Namun lama kelamaan Bella mulai bisa menguasai dirinya karena rasa di bawah sana yang semula sakit berubah menjadi rasa n*km*t.
"Ahhhhhhh sayang, kenapa kamu sempit sekali"
Racau Elang. Sejak p******tan panas ini Bella sudah mendengar Elang memanggilnya sayang beberapa kali. Tapi Bella tak terpengaruh karena Bella yakin itu hanya karena Elang yang di kuasai oleh hawa n*fsu belaka.
Gerakan Elang semakin cepat pertanda ia akan mencapai puncaknya.
"Aahhhhh Bella kamu n*km*t sekali sayaaannggg!!!"
"Aahhhhhhh!!"
D*****n panjang dari keduanya menjadi akhir dari sesi panas mereka berdua.
Elang ambruk memeluk Bella mengatur nafasnya yang masih terlalu cepat.
Setelah berhasil mendapat pasokan oksigen yang banyak, Elang bangkit dan menarik miliknya dari milik Bella. Saat Elang melihat kebawah, matanya langsung menatap penuh tanda tanya pada Bella, seolah meminta jawaban dari istrinya yang masih kelelahan itu.
"Apa maksudnya ini!!"
-
-
-
-
Happy reading, maaf ya kalau nggak sesuai harapan kalian nulis adegan ++ kaya gini.
Tapi semoga kalian suka, jangan lupa tinggalkan jejak mu😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..