Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Aturan Yang Tidak Bisa Dilanggar
Di atas panggung seluas ratusan meter persegi, Juan Bai berdiri tenang tanpa ada sedikit pun emosi di matanya.
Juan Bai menutup matanya, rambutnya yang panjang di ikat ke belakang, jubah biru langit yang dia kenakan tampak berkibar saat tertiup angin sepoi-sepoi.
Alisnya tajam, dengan wajah yang masih terlihat seperti anak-anak. Namun meskipun begitu, dia memiliki aura yang berbeda dengan anak-anak seusia dirinya.
Sementara disisi lain, Helius Chang nampak juga merasa sedikit gugup, namun saat melihat cincin Penyimpanan, kepercayaan dirinya kembali memuncak.
Dia menatap ke bawah panggung, dan sejauh mata memandang, itu adalah manusia yang di penuhi oleh rasa antusias, dan kebanyakan yang menonton adalah manusia awam.
Bagi manusia awam, hal yang paling mahal adalah melihat seorang master bertanding di atas panggung hidup dan mati, sebab di atas panggung itu hanya akan ada satu orang yang bisa bertahan hidup, dan yang bisa hidup adalah orang kuat.
"Wah.. Kakak Helius Chang sangat tampan, selain tampan juga sangat perkasa. Semoga kelak aku memiliki pasangan seperti kakak Helius."
Di bawah panggung, seorang gadis berusia 18 tahun tengah melihat ke arah Helius dengan tatapan penuh kekaguman. Dia ingin sekali melemparkan dirinya di pelukan Helius Chang meskipun itu hanya sekali.
"Kaka Chang, aku menyukaimu!"
"Kak Chang, jadikan aku selirmu!"
"Kak Chang."
. . .
Satu persatu gadis terus-menerus meneriakan nama Helius Chang, sontak hal ini membuat kepala Helius Chang semakin membesar.
Dia melihat ke salah satu wanita yang paling cantik di antara kerumunan, berkulit putih dan memiliki payudara besar lalu berkata, "Siapa namamu?"
Ketika Helius Chang bertanya padanya, gadis itu merasa jantungnya akan melompat keluar dari mulutnya, dia merasa sangat senang saat di perhatikan oleh Helius Chang, "Kak Chang, namaku Wuzhan Xi."
"Nama yang bagus." Helius Chang mengangguk, "Setelah aku membunuh orang itu, aku akan mengajakmu makan!"
Melihat Helius masih sempat-sempatnya menggoda wanita, Juan Bai hanya menggelengkan kepala, namun dia tidak berkata apa-apa.
Saat ini dia hanya berharap orang yang di urus penguasa kota cepat datang untuk menjadi saksi pertandingan, semakin cepat orang itu datang, maka semakin cepat pertandingan ini di lakukan.
Seperti biasanya, setiap ada pertarungan pasti ada perjudian. Dan orang-orang di bawah panggung mulai bertaruh koin emas ataupun perak untuk memilih antara Juan Bai atau Helius Chang.
Namun semua ini tidak ada hubungan dengan Juan Bai.
Saat ini Juan Bai hanya terus berdiri sambil mengingat adegan saat dia menghunus pedang di kediaman keluarga Qin.
Saat itu dia merasa telah menyentuh sesuatu, namun sebelum dia memahami itu apa, Yun Xiao telah datang mencarinya.
Kini mumpung ada waktu sedikit, Juan Bai ingin memasuki keadaan seperti itu lagi. Meskipun dia tidak tahu itu hal apa, namun dia yakin itu adalah hal yang baik.
Namun setelah mencoba beberapa kali, Juan Bai harus kecewa, sebab hal itu tidak bisa di lakukan dengan mudah.
"Sepertinya aku tidak bisa memasuki keadaan seperti itu seenaknya." Juan Bai tampak berfikir.
Di bawah panggung, Pria tua berjubah hijau menatap ke arah Qin Hao lalu berkata, "Ayah, apakah kamu yakin anak itu bisa mengalahkan Juan Bai?"
Qin Hao mengangguk lalu berkata, "Jika aku mengatakan orang yang memotong tanganku terakhir kali adalah anak itu apakah kamu akan percaya?"
"Apa.." Pria berjubah hijau berteriak kaget, namun mulutnya dengan cepat di tutup oleh Qin Hao.
"Erick, Jangan membuat keributan!" Qin Hao menegurnya langsung.
Pria tua ini adalah ayah Yun Xiao, juga anaknya yang bernama Erick Qin.
"Ayah, apakah benar dia yang memotong tanganmu saat itu?" Erick Qin bertanya dengan suara kecil.
Qin Hao mengangguk, "Anak itu tidak sesederhana yang kamu lihat. Ini juga alasan aku ingin dia menikahi cucuku!"
Mendengar pengakuan Ayahnya, Qin Hao seketika merasakan perasaan terkejut.
Jika Juan Bai seperti yang di katakan ayahnya, maka ada kemungkinan mereka bisa bersaing dengan keluarga Qin yang lain.
. . .
"Ayah, utusan penguasa kota sudah datang!"
Yun Xiao dengan cepat berkata hingga mengganggu obrolan antara Qin Hao dan Erick Qin.
Di atas panggung seorang pria tua yang terlihat seperti berusia 40 tahun naik ke atas panggung.
Meskipun penampilannya terlihat tua, namun matanya sangat cerah.
"Alam Kebangkitan Puncak!" Juan Bai melihat lelaki tua itu dengan keterkejutan di matanya.
Lelaki tua itu mengabaikan keterkejutan di mata Juan Bai lalu berkata, "Aku ada Gumao, aku mewakili kota Wumei untuk menjadi juri dalam panggung ini."
"Sesuai aturan kota Wumei yang telah ada ratusan tahun, konflik yang di bawa di atas panggung hidup dan mati maka hanya akan berakhir disini, tidak akan ada lagi konflik setelah itu."
"Apakah kalian mengerti?" Lelaki tua itu menatap ke arah Juan Bai dan Helius dengan wajah dingin tanpa ekspresi.
Namun saat dia menatap ke arah Juan Bai, matanya menatap lebih lama seolah-olah tengah menilai Juan Bai.
Kasus Juan Bai membunuh penjaga kota dia juga mendengar, bahkan puluhan penjaga kota yang di utus untuk membunuh Juan Bai juga tidak pulang namun Juan Bai berhasil hidup, itu artinya Juan Bai telah membunuh semua penjaga kota yang di kirim.
Namun dia tidak terlalu perduli soal kematian penjaga kota, sebab dia bukan orang yang terikat oleh walikota, tugasnya hanya untuk memastikan hukum yang sudah ada ratusan tahun itu tidak di langgar.
Juan Bai menatap lelaki tua itu dan berkata, "Senior, bagaimana jika aku membunuh lawan lalu keluarganya tidak terima dan ingin membalas dendam?"
Gumao berkata datar, "Jika ada yang berani melanggar aturan kota, maka akan mendapatkan hukuman."
"Hukuman seperti apa?" Juan Bai bertanya lagi.
"Jika itu ringan akan di usir dari kota Wumei, jika itu pelanggaran berat akan di musnahkan seluruh keluarganya."
"Akan di musnahkan seluruh keluarganya?" Juan Bai bergumam dengan suara berat.