NovelToon NovelToon
PANGERAN PENDEKAR NAGA

PANGERAN PENDEKAR NAGA

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: adicipto

Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.


Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.


Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Tanda Lahir

"Apa ini?"

Qian terkejut saat melihat tangannya yang tiba-tiba saja muncul seperti garis urat api menyerupai tali, anehnya lagi Qian merasa tubuhnya memiliki kekuatan serta Tenaga Dalam nya yang bertambah banyak.

Pendekar Pengawal Keluarga Chu merintih kesakitan setelah tulang-tulang lengannya dipatahkan oleh Qian, tubuh kebalnya jelas tidak mungkin mampu melindungi bagian dalamnya, dengan kata lain tubuhnya kebal di luar tapi sangat rapuh di dalam.

Fa Xian menghampiri Qian seraya memegang lengan Qian yang aneh, sedangkan Fa Lio Bai melompat mundur dan segera menghampiri Qian, lau lawannya juga segera menghampiri rekannya yang kesakitan.

"Sepertinya aku pernah mendengar sesuatu yang mirip seperti ini!" kata Fa Lio Bai.

"Apakah paman mengetahui sesuatu akan apa yang terjadi dengan tanganku ini?" tanya Qian.

"Tidak begitu jelas, informasi masih simpang siur! Menurut yang ku dengar dahulu kala di Kekaisaran Han ada seseorang yang memiliki kekuatan yang sama seperti ini, kekuatan misterius yang memiliki tenaga dalam tak terbatas," kata Fa Lio Bai.

"Qian, matamu juga berwarna merah! Apakah kamu tidak merasakan sesuatu yang aneh terhadap pandanganmu?" tanya Fa Xian.

"Tidak ada kecuali aku merasa pandanganku sedikit lebih jernih dan juga mampu melihat sesuatu yang agak jauh menjadi lebih dekat dimataku," jawab Qian.

"Coba buka pakaianmu Qian!" kata Fa Lio Bai.

Qian menurutinya dan kemudian dia membuka pakaiannya setelah itu barulah mereka melihat jika tanda aneh itu ternyata berasal dari bahu Qian yang berlumuran darah. Dengan kebingungan, Fa Lio Bai memperhatikan setiap detail garis itu seraya menanyakan sesuatu kepada Qian.

"Apa sebelumnya kamu memiliki sesuatu di pundakmu ini?" tanya Fa Lio Bai.

"Iya, itu adalah tanda lahir ku, bentuknya bulat sempurna berwarna merah," jawab Qian.

"Hah? Apakah kamu yakin itu adalah tanda lahir?" tanya lagi Fa Lio Bai seraya memastikannya lagi.

"Iya, itu memang tanda lahir! Hanya saja aku tidak tahu jika tanda lahir ini bisa menyebar seperti ini, bahkan memberikan tenaga dalam yang begitu banyak kepadaku," jawab Qian.

Fa Xeiyin dan Luan Xui hanya bisa melihat itu dari jauh, apalagi Fa Xeiyin yang langsung tertegun saat melihat tubuh Qian yang terbentuk dengan otot-otot badan kekar dengan ukuran normal.

Para Pendekar Pengawal Keluarga Chu membantu rekan mereka yang cidera, jelas mereka terkejut dengan hal itu, sebab Qian hanyalah pemuda yang baru mencapai ke Tingkat Pendekar Jiwa Petarung, namun pemuda itu benar-benar mampu melumpuhkan dua orang sekaligus.

"Kalian benar-benar payah! Apakah kalian akan benar-benar diperlakukan seperti ini oleh seorang pemuda saja?" kata Chu Ying yang kesal kepada para Pengawalnya.

"Tuan Chu tenang saja! Aku pastikan akan menyelesaikan ini agar Tuan tidak menanggung malu," ucap Pendekar yang menjadi lawan Fa Lio Bai.

"Adik! Kamu urus Pria itu, sedangkan anak itu, biar aku yang menghadapinya," ucap Pendekar itu kepada temannya.

Mereka berdua memperhatikan Fa Lio Bai dan Qian yang masih memperhatikan lengan Qian yang aneh, bahkan mereka benar-benar mengabaikan keberadaan kedua Pendekar Pengawal itu.

"Sebenarnya siapa kamu Qian, dan dari mana asalmu?" tanya Fa Lio Bai.

"Kenapa paman menanyakan itu lagi? Bukankah aku sudah bilang jika aku ini Lin Qian dari Desa Honfu," jawab Qian.

"Jangan menyembunyikan sesuatu lagi dari ku Qian! Katakan saja yang sebenarnya, dan jika memang itu adalah sebuah rahasia, aku janji akan menjaga rahasiamu itu, jadi jawab dengan jujur, apakah kamu adalah Pangeran Song?" tanya lagi Fa Lio Bai yang membuat Fa Xian terkejut dan menatap Qian dengan rasa penasaran.

Qian terkejut mendengar pertanyaan Fa Lio Bai, dia tidak menyangka jika Fa Lio Bai akan mengetahui tentang sesuatu yang masih dirahasiakannya.

"Paman ini bicara apa? Mana mungkin aku adalah seorang pangeran? Paman ada-ada saja!" kata Qian.

"Hai anak muda! Kamu benar-benar hebat bisa melumpuhkan dua saudaraku dalam waktu singkat, sekarang aku ingin menantangmu, apakah kamu berani melawanku," kata salah satu Pendekar Pengawal Keluarga Chu.

"Akulah lawanmu! Bukankah pertarungan kita tadi belum selesai? Kenapa kamu malah mencari lawan yang lain sedangkan kamu belum bisa mengalahkan lawanmu yang pertama ha?" kata Fa Lio Bai.

"Aku sudah tidak tertarik untuk melawan mu, lebih baik kamu hadapi saja saudaraku ini!" jawab Pendekar itu kemudian dia menyuruh saudaranya untuk menyerang Fa Lio Bai.

Begitu mendapat perintah untuk maju, Pendekar tersebut segera maju untuk menyerang Fa Lio Bai, sedangkan Fa Lio Bai menggenggam pisaunya dan bersiap untuk maju menyerang.

"Paman, aku ingin mencoba tanganku ini!" kata Qian lalu dia melompat ke arah pedangnya yang tergeletak tidak jauh darinya lalu Qian dengan cepat berlari dan menghadang Pendekar itu dengan pedangnya yang masih terbungkus dengan lilitan kain merahnya.

Dengan pedang yang masih terbungkus kain, Qian dan Pendekar itu beradu serangan tapak dan pedang sehingga kedua serangan yang bertabrakan itu menciptakan sedikit gelombang angin hanya karena benturan serangan keduanya, tubuh Pendekar itu sempat mundur beberapa langkah ke belakang, sedangkan Qian masih berdiri di tempat dengan rasa ketidak percayaan terhadap kekuatannya sendiri.

Lilitan kain merah yang membungkus pedang pun dibuka lalu Qian dan dengan kain itu juga dia menjadikannya sebagai tali pengikat pedang lalu mengikat pedangnya di punggungnya. "Sepertinya begini akan lebih baik," gumam Qian dan setelah itu dia mencabut pedangnya.

Karena Qian merasa Tenaga Dalam nya sangat banyak, kali ini dia akan mencoba menggunakan Pedangnya, dan begitu Pedang itu keluar dari sarungnya, Pedang yang sejak awal berwarna kemerahan itu mulai menyala seperti sebuah besi yang baru dikeluarkan dari dalam api, bahkan garis di lengan Qian juga ikut menyala.

Kedua Pendekar Pengawal Keluarga Chu saling berpandangan melihat pemandangan aneh di hadapan mereka, namun keduanya tidak berniat untuk mundur, bahkan kali ini keduanya berniat untuk maju secara bersamaan.

Qian yang masih memperhatikan Pedang itu dengan heran tiba-tiba saja tangannya bergerak dengan sendirinya ke arah kedua Pendekar yang maju ke arahnya. Qian berusaha untuk menahan gerakkan tangannya yang berada di luar kendali, hanya saja itu sama sekali tidak berhasil.

Kedua Pendekar itu segera berhenti karena mereka merasakan aura aneh yang mengandung hawa panas dari Pedang Merah menyala di tangan Qian, keduanya saling berpandangan sedangkan Qian yang dikendalikan oleh tangannya sendiri kini sudah sangat dekat lalu pedang yang menyala itu melepaskan tebasan lurus ke arah kedua Pendekar itu dengan sendirinya.

Kedua Pendekar itu melompat ke samping sehingga tebasan Pedang Qian gagal mengenai tubuh keduanya, setelah berhasil menghindar, semua yang ada disana terkejut ketika melihat tanah yang retak akibat terkena tebasan Pedang Qian mengeluarkan Api dari dalam retakan, semua itu disaksikan oleh semua orang, bahkan nyali Kedua Pendekar Pengawal Chu itu menjadi kecil serta mulai berkeringat, keduanya tidak bisa membayangkan andaikan tadi Pedang itu mengenai mereka, yang jelas mereka akan langsung menemui Raja Akhirat.

Tangan Qian akhirnya berhenti bergerak setelah melepaskan satu serangan yang menakutkan, sedangkan Fa Xian dan Fa Lio Bai serta Fa Xeiyin sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi melihat kejadian itu, mereka tidak menduga jika Qian memiliki jurus aneh serta Pedang yang bisa mengeluarkan Api.

"Tuan, sebaiknya kita jangan mengganggu mereka lagi!" kata Pengawalnya yang tidak ingin lagi berurusan dengan Qian.

Chu Ying dan Chu Hao hanya bisa berdecak kesal kemudian Chu Ying maju beberapa langkah seraya berbicara kepada Qian, "Aku tahu kamu pasti bukan berasal dari Kerajaan Song, siapapun dirimu masalah hari ini akan aku ingat, jika suatu saat nanti aku melihatmu di wilayahku, aku pastikan kamu dan teman-temanmu itu akan aku tangkap, ingat perkataanku ini!" kata Chu Ying lalu dia dan Chu Hao pergi meninggalkan Qian bersama dengan Kedua Pendekar Pengawal nya yang juga membantu kedua rekannya yang sudah tidak berdaya, pada akhirnya Keluarga Chu harus menanggung malu di tatapan banyak mata warga Desa.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Fa Xeiyin.

"Aku baik-baik saja!" jawab Qian seraya menatap garis merah di lengannya yang mulai memudar.

"Ternyata ini bukan tanda lahir biasa, apakah rahasia Tanda Lahir ku ini ada hubungannya dengan Pedang Naga Api ini? Atau karena terkena darah ku yang melewati Tanda Lahir ini yang membuat Tanda Lahir ku ini bereaksi?" batin Qian sedangkan garis di lengannya pun ikut menghilang.

"Argh…!!"

Qian merasakan sakit di bahunya tepatnya di tanda lahir nya, dia merasa seperti ada api yang menempel di bahu nya, namun rasa sakit itu hanya berlangsung sebentar saja lalu Qian merasa jika tenaga dalamnya kembali seperti sediakala.

"Ayo kita masuk ke dalam Penginapan dulu, ada hal yang ingin aku tunjukkan padamu nanti," kata Fa Lio Bai yang tidak memperdulikan kerumunan orang-orang yang membicarakan mereka.

1
Wachid Hasyim
bantai semuanya
Wachid Hasyim
jadi calon istri
Angga Febri Handika
Luar biasa
Wachid Hasyim
gurita geprek aja
Wachid Hasyim
maklum.mc nya masih bocah, belum 20 tahun. jadi masih bodoh
Wachid Hasyim
dimana artisnya gk muncul
Wachid Hasyim
santuy aja thor, segala hinaan anggap aja sebagai motivasi biar menjadi baik kedepanya
Wachid Hasyim
gk tas tes, sat set.. terlalu lemot, lelet.
Wachid Hasyim
dengan banyaknya mustika, air racikan, sumberdaya, seharusnya bisa mencapai pendekar pertapa puncak.
Wachid Hasyim
kebanyakan dialog.
Amat Banjar
nah ini cerita yang hampir sempurna thur saya salut ini bener2 novel bagus,selama saya baca karya mu ini pendapat saya karyq terbagus,kalo seperti ini trus cerita mu pertahan kan,,maka karya2 akan disukai banyak orang singkat jelas itu membuat karya mu ini bagus,saya hanya bisa doa kan karya2 selalu menjadi yang terbaik diantara yang terbaik,cuma itu saya sampaikan terima kasih
Aciak Yosenov
Luas lapangan pertandingannya hanya 10 meter persegi..serius thor?
Wachid Hasyim
budal
Wachid Hasyim
kok gak minta bantuan sama kertas ajaib
Wachid Hasyim
jreeeng.... jadi sakti
Wachid Hasyim
banyak omongnya, kapan membantai musuhnya
Chu Wielan Sheng
membosankan,terlalu gojekan,entah brp ch cuman baca awal aja selebihnya ke skip,
Amalia Lia
ajib tenan
Uchy
Kalo satu jalur,,, seharusnya bukan di setiap jalur,,, tapi di sepanjang jalur Thor 😁
Uchy
Seharusnya Qian membawa bekal makanan dlm cincin penyimpanan sebagai bekal,,, meskipun bisa berburu,,, Contohnya Xiao Chen dan Xiao Shuxiang,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!