NovelToon NovelToon
Kekuatan Tangan Dewa : Raja Harem Di Dunia Lain

Kekuatan Tangan Dewa : Raja Harem Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Vampir / Manusia Serigala / Romansa
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Karma-Kun

Aku hidup kembali dengan kemampuan tangan Dewa. Kemampuan yang bisa mewujudkan segala hal yang ada di dalam kepalaku.
Bukan hanya itu, banyak hal yang terjadi kepadaku di dunia lain yang penuh dengan fantasi itu.
Hingga akhirnya aku memiliki banyak wanita, dan menjadi Raja Harem yang membuat semua pria di dunia ini merasa iri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karma-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Biar Gelisah Sendiri

Malam berlalu, kini sudah pagi, atau lebih tepatnya waktu di mana matahari terasa hangat-hangatnya.

"Jangan kayak gitu dong, Catrine. Kamu juga harus ikut mandi bersama kami."

"Iya nih, mentang-mentang kamu manusia kucing, kamu jadi tak mau turun ke sungai. Padahal airnya sangat segar loh, apa lagi sinar matahari terasa sangat hangat."

"Bukan begitu, aku tak mau turun ke sana karena takut akan ada yang mengintip nanti. Lagian, kalian tak malu memangnya mandi di tempat terbuka kayak gini?"

Aku mendengar suara Catrine, Helena dan Gabriel tak jauh dari tempatku duduk, mereka sepertinya sedang mandi bersama di aliran sungai yang tenang ini.

Aku sendiri masih belum ingin bergabung mandi bersama ketiga gadis itu karena aku masih sibuk mempelajari berbagai jenis sihir dari buku catatan Gabriel. Sungguh kebetulan sekali gadis itu memiliki banyak salinan dari buku sihir yang ada di perpustakaan sekolah Elena.

"Sihir mata tembus pandang, sihir membuat tumbuhan liar menjadi makanan, sihir memperkuat pedang, dan yang terakhir sihir untuk memperkuat stamina. Hmm, kenapa hanya sihir-sihir ini yang diberikan tanda khusus oleh Gabriel? Memangnya apa kegunaannya?" tanyaku usai membaca detail dari sihir-sihir tersebut.

"Mending aku coba saja satu-satu, siapa tahu akan berguna," gumamku sembari menyentuh setiap tulisan pada buku catatan Gabriel, tanganku pun kesemutan setelahnya menandakan bahwa aku sudah bisa menggunakan sihir tersebut.

"Sihir membuat tumbuhan liar menjadi makanan," ucapku merapalkan dari sihir itu ke arah rumput liar di dekatku.

Rumput itu seketika berubah menjadi tumbuhan yang bisa dimakan, bentuknya memang terlihat sangat aneh, tapi rasanya sangat enak setelah aku mencicipinya. Aku samar-samar merasakan perpaduan rasa dari rumput laut dan bayam kering.

Entah mungkin karena ini hanya imajinasiku saja, atau tumbuhan ini memang benar-benar sudah berubah bentuk menjadi makanan yang aku bayangkan sebelumnya.

"Oke, sihir pertama sudah berhasil aku pelajari, sekarang aku akan mencoba sihir memperkuat pedang," ujarku sembari menyerap lagi tulisan Gabriel pada buku catatannya.

Aku lalu menempelkan tanganku pada bilang pedang, dan hasilnya sesuai dengan imajinasiku sebelumnya.

"Wow! Aku ternyata bisa menambahkan elemen petir pada pedangku! Hahaha, ini keren sekali mirip sama pedang Uciha Sasuke!" seruku seraya bangkit dari tempat, kemudian aku menebaskan pedang ke arah pohon terdekat.

Ciiiit!

Suara mendesing seketika keluar saat bilang pedang membelah udara, pohon di depanku seketika terbelah dua setelah aku menebasnya.

"Mantap! Aku akan coba Amaterasu sekarang," ujarku, lalu kusentuh lagi bilah pedang untuk mengganti elemennya.

Wush!

Sabaran api hitam langsung berkobar sangat besar setelahnya, membuatku terpana akan sihir yang baru saja aku keluarkan.

"Bakarlah kayu ini, Amaterasu," ucapku sembari menempelkan ujung pedang pada kayu pohon itu. Dan ternyata hasilnya sesuai dengan dugaanku, karena kayu itu langsung terbakar hingga tak bersisa sama sekali.

"Keren! Keren! Keren! Kemampuan tangan sakti ini sungguh keren!" seruku sangat terkagum akan kemampuanku sendiri.

Omong-omong, aku sudah tak perlu khawatir lagi kehabisan kekuatan sihir seperti sebelumnya. Aku kini sudah memiliki cincin penyimpanan sihir dari kepala suku Gwayan.

Selain itu, aku juga sudah memiliki banyak kekuatan sihir hasil dari persetubuhanku pada malam ritual membuat anak.

"Dua sihir sudah aku coba, dan hasilnya benar-benar di luar nalar. Lalu, gimana sama sihir memperkuat stamina ini?" tanyaku, langsung kusentuh kembali buku cacatan Gabriel.

Namun, aku tidak merasakan efek apa pun kali ini, aku hanya merasa punyaku tiba-tiba menegang keras di balik celanaku.

"Jangan bilang sihir penguat stamina ini berfungsi untuk memperkuat durasi bercinta?" tebak ku seraya memasukan tangan ke dalam celana.

Aku menyentuhnya dengan hati-hati, seketika kurasakan banyak urat-urat dari sana.

"Buset dah! Apa sih yang ada di dalam kepala si Gabriel? Kok bisa dia mencatat sihir yang sangat ambigu semacam ini? Hmm, kira-kira efek apa yang akan didapatkan kalau sihir ini digunakan oleh wanita? Mungkinkah ia akan berubah sangat liar layaknya banteng betina?" gumamku, mau tak mau membayangkan sosok Laura kalau sudah begini.

"Skip-skip, aku bisa jadi kepengen begituan kalau terus mikirin dada montok Laura. Aku mending lanjut menyerap sihir berikutnya," ujarku sembari menyentuh kembali buku catatan Gabriel.

"Sihir mata tembus pandang? Apa kegunaan sihir ini?" tanyaku, kemudian kulihat benda-benda di sekitar. Tapi, aku tidak bisa merasakan perubahan apa pun setelahnya.

"Aneh, sihir ini seharusnya bisa melihat tembus pandang, kan? Atau mungkin aku harus menentukan sebuah objek dulu untuk mengaktifkan sihirnya?"

Aku menerka-nerka akan kemampuan yang satu ini, kemudian kutelusuri jalan setapak hingga tiba di balik sebuah batu besar, yang di mana ada Catrine, Helena dan Gabriel sedang mandi di bawahnya.

"Jurus tembus pandang," ucapku pelan sembari melihat lurus ke batu itu, sementara kepalaku langsung membayangkan tiga gadis cantik yang sedang mandi di balik batu.

Aku pun hampir saja mimisan ketika bisa melihat keganya di bawah sana, sungguh tak kusangka ternyata mereka tampak sedang asik saling sentuh buah dada dengan begitu liarnya.

"Buset bener! Bisa-bisanya mereka saling sentuh dada kayak gitu? Apa mereka tak takut ada yang mengintip?!" Pekik ku masih tak percaya akan pemandang indah tersebut, dan gairahku seketika naik setiap kali memperhatikan tingkah cabul dari ketiga gadis itu.

Andai saja tak ada Gabriel di sana, aku mungkin sudah langsung terjun untuk menyerang Catrine dan Helena, kemudian melakukan persetubuhan panas di dalam air sungai yang terlihat sangat bersih itu.

"Sial, aku sudah tak bisa menahannya lagi. Pokoknya, aku harus segera melepaskannya bersama Catrine dan Helena," gumamku seraya melucuti semua pakaianku.

Byur!

Aku lalu melompat dari batu besar itu, sehingga membuat terkejut Catrine, Helena dan Gabriel.

"AAAAA!!!" teriak ketiga gadis itu serempak, jelas mereka terkejut dengan kemunculanku yang sudah tanpa busana ini.

"K-Kamu mau ngapain, Brian? Cepat pergi dari sini," ucap Gabriel mengusirku tanpa ragu.

"Eh, kenapa aku harus pergi? Aku juga mau mandi bareng kalian," balasku sangat polos.

"Nggak boleh, kamu nggak boleh mandi bersamaku. K-Kita bukan pasangan soalnya," ujar Gabriel tampak gugup, matanya diam-diam melirik kepunyaanku yang sudah berdiri tegak menantang ini.

"Ya, kamu memang bukan pasanganku, tapi Catrine dan Helena pasanganku. Mereka pasti tak akan keberatan bila harus mandi bersamaku," ujarku seraya melangkah menghampiri kedua wanitaku, kemudian kuraba dengan lembut pantat mereka di depan Gabriel.

"Brian ...." lirih Catrine dan Helena bersamaan, keduanya tentu akan langsung semangat ketika mendapatkan sentuhan dari tangan sakti.

"Jujur saja aku mau melakukannya bersama kedua wanitaku di sini. Kebetulan punyaku juga sudah siap bertempur melawan dua orang sekaligus. Jadi, kamu tak boleh melarangku karena kita sudah terbiasa melakukannya," ucapku sembari tersenyum main-main kepada Gabriel.

"T-Tapi ini tempat terbuka, Brian. Kamu nggak malu memangnya?" tanya Gabriel.

"Kenapa aku harus malu? Lagian tempat ini sangat tertutup dari sisi mana pun,terlebih ada kamu yang akan berjaga selama kami sedang begituan," jelasku.

"HAH? Apa kamu berniat menjadikan aku seorang penjaga? Tidakkah ini terlalu berlebihan?" Gabriel memastikan.

Aku langsung membentangkan senyum penuh kemenangan saat melihat keraguan Gabriel, niat usilku semakin tak terbendung lagi sekarang.

"Ehem! Atau kamu boleh melihat kami sedang melakukannya di sini bila kamu mau. Bukankah kamu selalu pensaran dengan kemampuanku saat menaklukan putri Aluna? Nah, kamu bisa melihatnya dengan mata sendiri di tempat ini nanti," ujarku sembari mulai memberikan kecupan kepada Catrine dan Helena secara bergiliran. Biar saja si Gabriel gelisah sendiri ketika ia melihat permainanku bersama kedua wanitaku ini.

...

1
Nuri Maulidia
ok
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
Luar biasa
Ray Virgo
sudah pernah baca ini.
Karma-Kun: masa?
total 1 replies
Erwinsyah
nabung bab bro 😁🤭
Karma-Kun: siap /Smile/
total 1 replies
Leon
Menyentuh jiwaku
Karma-Kun
Bantu ramaikan ya guys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!