perkenalkan namaku Amalia Ayunda Damanik biasa di panggil Ayunda aku mengalami kecelakaan yng sangat hebat hingga menyebabkan ke butaaan dia saat keadaan ku sedang tidak baik baik saja ternyata aku orang orang terdekat ku berusaha menyingkirkan aku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arieella Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kenyataan
Saat ini Ayunda merasa sangat bahagia karena apa yang di katakan oleh dokter membuat dirinya bersemangat untuk hidup lagi
"Yallah terimakasih banyak karena telah mendengar kan doa doa ku aku akan memberi tahukan kepada suami ku pasti Erik bahagia mendengar Jika aku telah sembuh" ucap Ayunda saat dia telah di nyatakan sembuh oleh dokter
Supir pun Merasa bahagia karena nyonya sudah sembuh
"Pak terimakasih banyak ya sudah sabar mengantar jemput dan mendampingi saya ketika suami saya tidak bisa mengantarkan saya kemana mana"ucap Ayunda
"Iya nonya saya juga senang , pasti semua orang akan bahagia jika mengetahui nona sudah sembuh "
"Ya pak saya juga sangat senang dan yang terpenting suami ku pasti bahagia dia tidak akan menyalakan dirinya sendiri karena akibat kecelakaan ini"
"Iya nona benar "
"Aku sudah tidak sabar untuk memberitahu kan dia pak"
Sang supir pun hanya tersenyum dan dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di sebuah rumah mewah yang berada di kawasan Elit dengan desain modern dan berjejer beberapa mobil
Ayunda pun segera turun dari mobil dan dia masuk kedalam rumah secara diam diam
"Kemana semua kenapa rumah ini sangat sepi"ucap Ayunda yang sambil berkeliling di dalam rumah
Ayunda pun menuju ke lantai dua menggunakan tangga saat akan membuka pintu kamar terdengar suara suara yang membuat nya terduduk lemas Ayunda memilih untuk turun ke bawah dan memanggil sang supir
"Pak"
"Ada apa nona"
"Tolong rahasiakan kesembuhan saya pak"
"Ada apa non"
" Besok saya akan menceritakan kepada bapak"
"Baiklah non apa nona baik baik saja "ucap pak bakti
Di situ Ayunda tidak menjawab dia hanya terduduk lemas satu jam berlalu kini Ayunda masuk kembali kedalam rumah
suami dan adek Ayunda pun keluar dari kamar saat akan turun bersama terlihat dari tangga jika Ayunda sedang duduk di depan televisi
"Kamu jangan turun Dulu ada Ayunda"ucap Edwin
"Menyebal kan kapan dia mati sih "ucap adek Ayunda
"Kamu yang sabar"
Di situ adek Ayunda pun menghentak kan kedua kaki nya dan dia segera masuk kedalam kamar
Suami Ayunda pun segera turun menghampiri Ayunda
"Hai sayang" sapa Edwin kepada Ayunda
Di situ Ayunda pun tersenyum dan membalas sapaan Edwin
"Dari mana mas aku panggil panggil tidak keluar" ucap Ayunda
"Oh itu mas habis dari ruang kerja "
Disitu Ayunda tersenyum kemudian Edwin pun mengambil minum dua botol dari kulkas
"Ini minuman lah"
"Terimakasih"
"Sayang bagaimana kata dokter"
"Kata dokter aku harus rajin rajin melakukan terapi "
"Oh iya maafkan aku ya tidak bisa mengantarkan mu tadi "
"tidak Masalah mas aku mengerti maaf kan aku ya telah membuat mu repot "
"jangan berbicara seperti itu oh iya apa kamu sudah makan"tanya Edwin
"Belum "jawab Ayunda
"Aku buat kan mie ya"
"Iya tapi aku tunggu dikamar ya"
"Ya ayo aku antar"
Di situ Ayunda pun menganggukan kepala Ayunda dan Edwin pun segera menuju kekamar nya yang ada di lantai dua
"sayang aku buatkan mie dulu ya"
"iya" jawab Ayunda
Sete kepergian dari Edwin Ayunda di dalam kamar Ayunda menitikkan air mata
"Aku akan mengikuti permainan kalian lihat saja "ucap Ayunda
Di dalam kamar Ayunda pun segera mengganti pakaiannya setelah menunggu cukup lama akhirnya Ayunda memutuskan untuk menuju ke dapur
saat sesampainya di dapur terlihat sang suami sedang bermesraan dengan adik Ayunda
"Kak datang kapan" tanya fika yang saat ini sedang berada di samping Edwin sambil memeluk lengan Edwin
"Tadi, kan aku buta jadi aku tidak bisa melihat jam"jawab Ayunda sambil tersenyum
"Oh maaf kan aku kan ,oh iya apa kakak mau makan "
"kamu tidak perlu minta maaf bukan kah kenyataan aku buta Fika" jawab Ayunda sambil tersenyum
Kemudian adek Ayunda pun berjalan dan menulis sesuatu di kertas dan di tunjukkan kepada Edwin
"Kamu kasi racun aja biar dia Segera meninggal" ucap Fika di dalam kertas
"kamu tunggu dulu kita harus merencanakan dengan rapi aku tidak ingin gagal lagi apa kamu lupa kecelakaan kemarin saja dia bisa selamat jadi kota harus pikirkan matang-matang "
"Aku sudah tidak sabar jika kamu tidak mau mencampur kan makanan wanita ini dengan racun biarkan aku yang mencampur racun"ucap Fika
Deg di situ Ayunda sangat kaget setelah membaca kertas yang telah mereka tulis di sebuah buku ternyata suaminya sudah merencanakan pembunuhan untuk nya dan kali ini dia sedang dalam bahaya
"Jangan gila kamu aku tidak mau ya"jawab Edwin lagi
"Aku tidak peduli"
"Jika kamu melakukan itu aku tidak akan ikut campur dan kamu tanggung sendiri akibatnya "
"Ah sialan kamu selalu saja membela wanita ini apa kamu sudah mencintai nya ha"
"Kamu berbicara apa sih "
"Jangan bohong kamu "
Disitu Ayunda berpura pura tidak mengetahui apapun dari mereka berdua hingga akhirnya Edwin pun meletakkan mie yang telah dia masak di meja makan kemudian dia menghampiri Ayunda
"Sayang makan lah mie nya ada di hadapan mu aku mau membersihkan diri dulu ya dari pagi aku belum mandi " ucap Edwin dengan lembut
"Iya "
Disitu Ayunda terlihat ragu tentu saja hal itu membuat Edwin dan Fika saling pandang
"Ada apa"
"Tidak ini Masih panas"
"Oh apa mau aku suapin"
"Tidak usah terimakasih pergi lah untuk mandi mas"
"iya"
Lagi lagi Ayunda harus melihat pemandangan yang sangat menjijikan di situ suami dan Adek nya saling melepaskan pakaian dan berjalan menuju ke kamar mandi yanga DA di lantai bawah
Di situ Ayunda menahan emosi dan berusaha Agar tidak menangis dan Hingga akhirnya Ayunda pun membuang mie yang telah di buatkan oleh Edwin di closed kamar mandi pembantu
Setelah selesai Ayunda duduk kembali seakan akan dia telah memakan
Setelah selesia Ayunda memilih untuk Duduk di ruang keluarga sambil menunggu kembali apa yang akan di lakukan oleh adek dan suami nya
saat ini di dalam kamar mandi sambil bercinta Fika tidak terima atas sikap Edwin kepada Ayunda
"Kenapa kamu menghalangi aku untuk membunuh wanita itu apa kamu Benar benar mencintai nya ha kata kan mas"
"Bukan begitu kita harus mencari waktu yang tepat sayang "
"Atau kamu bahagia melihat aku di perlakukan seperti pembantu di rumah ini"
"Fika jangan menyalakan Ayunda kamu sendiri yang ingin tinggal di sini bukan tetapi kenapa kamu menyalah kan Ayunda "
"Oh jadi gitu kamu Mulai memberikan perhatian lebih terhadap nya"
"Kecil kan suara mu Fika aku takut jika Ayunda mendengar nya "
"aku tidak peduli "
"sayang kamu jangan keras kepala jika tidak ingin rencana kita gagal semuanya "
Edwin pun membisikkan Sesuatu Kepada Fika dan tentu saja tidak setuju dan mereka melanjutkan percintaan mereka berdua
"ah ah ah mas Tempo nya lebih kamu percepat mas ini sungguh Nikmat "racau fika
Mendengar permintaan dari Fika tentu saja Edwin pun dengan senang hati melakukan nya
"Tubuh mu membuat aku candu sayang padahal baru beberapa jam lalu kita melakukan tetapi aku menginginkan mu lagi"ucap Edwin
Satu jam berlalu Ayunda yang sudah mulai bosan pun kini dia memilih untuk masuk kedalam kamar dan menangis sejadi jadinya dan dia pun tertidur sedangkan Edwin saat ini setelah bercinta dia masuk kamar tanpa memiliki rasa bersalah sama sekali
Malam hari Ayunda pun telah bersiap siap untuk beristirahat dia tidur seperti biasa dengan Edwin walaupun sebenarnya dia merasa sangat jijik dengan Edwin