Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Jam menunjukkan pukul 9 Malam, Naira dan Bagas baru saja selesai dengan acara pernikahan mereka yang hanya di hadiri oleh keluarga dekat mereka.
Bu Citra dan Pak Anwar mengantar Bagas ke rumah milik Bagas yang letak nya tidak jauh dari kediaman pak Anwar.
"Bagas, kamu nyakin tidak mau di rumah Papa Mama saja?."Tanya Bu Citra
"Disini saja Ma, sama saja kan." Balas Bagas.
"Ya sudah, Mama dan Papa pulang dulu, jaga Naira, Naira jaga Bagas juga ya." Kata Bu Citra.
"Iya Tante." jawab Naira.
Bu Citra dan Pak Anwar tersenyum mendengar Naira yang masih menyebutnya dengan Tante.
" Panggil Mama dong sayang, kamu kan sudah menikah dengan Bagas, kamu sekarang anak kami juga." Kata Bu Citra.
Naira tersenyum gugup karena masih malu dan belum terbiasa. "Iya ma." Balas Naira.
Setelah mobil Pak Anwar keluar dari halaman rumah, Bagas pun membalikkan tubuh nya untuk masuk, Naira bermaksud memegang tangan Bagas untuk menuntun laki-laki itu untuk masuk, namun reflek nya malah membuat Bagas tidak suka, ia langsung menepis tangan Naira dengan kasar.
"Jangan berani menyentuh ku." Bentak Bagas. Naira terkejut mendengar bentakan suami nya.
"Maaf Mas." Balas Naira. ia lalu mengikuti langkah Bagas masuk ke dalam rumah.
Naira melihat Bagas yang berjalan biasa saja, tidak seperti orang yang buta, membawa nya ke sebuah kamar, Bagas sudah terbiasa dan hapal seluk beluk rumah nya, membuat nya sudah tahu letak semua perabotan dan ruangan di rumah itu.
"Ini, kamar mu " Kata Bagas.
"Kamar ku di sebelah." Lanjut laki-laki itu lagi.
"Meski kita sudah menikah, aku tidak mau satu kamar dengan mu, aku tahu tujuan mu menikah dengan ku." kata Bagas membuat Naira terdiam tak mengerti maksud dari perkataan laki-laki itu.
"Maaf Mas, aku tak mengerti maksud Mas Bagas, tujuan apa?." Tanya balik Naira.
namun Bagas tak menyahuti nya, laki-laki lalu berjalan pergi meninggalkan Naira dengan senyuman kecil sinis nya. Sementara Naira yang sudah kelelahan pun tak mau banyak memikirkan hal-gal yang menurutnya tidak perlu, meski agak aneh karena Ia sudah menikah, namun suami nya malah tak ingin satu kamar dengan nya, Naira tetap mencoba untuk berfikir yang baik saja.
Ia masuk ke kamar dan mata nya melihat kamar yang begitu mewah bak hotel bintang 5, menekan tempat tidur dengan tiga jari nya untuk merasa kan ke empukan tempat tidur itu.
Naira lalu membaringkan tubuh nya sejenak sebelum di tempat tidur, merasakan begitu nyaman tempat tidur ini.
Setelah berbaring beberapa saat, Naira pun masuk ke dalam kamar mandi dan merendam diri nya sebelum ia beristirahat malam ini. saat sedang menyandarkan kepala di bath tub, Naira mendengar ponsel nya berbunyi, ia pun mengambil dan melihat Vika mengirimi nya sebuah foto, kalau ia sedang bersama degan Elang di sebuah cafe. Naira pun mematikan ponsel nya dengan kesal karen Vika sengaja ingin memanasi nya dengan mengirim nya gambar bersama Mantan kekasih nya itu.
sementara di kamar sebelah, Bagas juga membaringkan tubuh nya ditempat tidur, memikirkan tentang sampai kapan pernikahan ini akan berakhir, pernikahan yang sebenarnya tak ia inginkan, namun ia tak memiliki pilihan untuk itu.
bukan pak Cipto