NovelToon NovelToon
Terjerat Mantan Posesif

Terjerat Mantan Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wattped Love

Runa seorang gadis cantik yang sudah lelah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang posesif memilih mengakhiri sepihak. namun apakah Abi akan membiarkan gadis yang sudah di claim sebagai miliknya lolos dari genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wattped Love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Sekolah

Pukul 22.00 wib

Abi duduk bersandar pada sofa ruang rawat runa. Ia mendudukkan kepalanya fokus memainkan hpnya. Hari sudah mulai malam tapi ia sama sekali belum ada keinginan untuk  pulang.

Setelah memastikan runa tidur dengan nyaman, Abi setia menunggu di sofa yang tak jauh dari ranjang runa. Mana mungkin ia tega meninggalkan kekasihnya sendirian di sini meski ada dua orang suruhan Hendra di depan.

Terlebih kedua orang tua runa belum datang, entah karena urusannya belum selesai atau ada hal lain. Saat ia mengatakan bahwa ia memang di beri amanah oleh Hendra bukanlah kebohongan.

Sore tadi Abi bertemu dengan kedua orang tua runa di parkiran. Terlihat Hendra yang sedang berbicara di telpon dengan wajah yang khawatir. Ia pun menghampiri mereka dan menyapanya.

" Om Hendra tante Laras?" sapa Abi mencium tangan keduanya.

" Ehhh Abi kebetulan sekali."

" Kenapa Tante?" tanya abi pada Laras.

" Ini loh neneknya runa tiba-tiba masuk rumah sakit. Jadi kita mau jenguk dulu tapi runa ngga ada yang jagain. Roy lagi pergi ngga bisa nemenin, jadi kami bisa minta tolong tidak sama abi buat jagain runa sebentar aja." minta Laras penuh harap.

Sebenarnya ia tak tega meninggalkan putrinya sendiri. Tapi ibu mertuanya yang masuk rumah sakit mendadak membuat mereka khawatir. Apalagi dengan usianya yang sudah berumur.

" Bisa banget kok tante." balas Abi cepat. Ini bisa jadi kesempatannya agar lebih dekat dengan sang kekasih.

" Bener ngga ngerepotin?"

" Sama sekali ngga om."

" Ya udah kami pergi dulu ya." pamit keduanya.

" Iya om tante, hati-hati."

Keduanya menganggukan kepalanya sembari masuk ke dalam mobil. Abi masuk ke rumah sakit saat mereka sudah pergi meninggalkan area parkiran rumah sakit.

Cklek 

Abi mengangkat kepalanya saat pintu kamar terbuka. Ternyata kedua orang tua kekasihnya yang datang. Ia berdiri menyambut keduanya.

" Malam om, tante." sapa abi tersenyum tipis.

" Malam Abi, makasih ya udah jagain runa. Maaf ya kami kemalaman jadi kamu lama nunggunya."

" Ngga papa kok tante." balas Abi sopan.

" Ya udah saya pamit dulu om tante." pamit Abi menyalami kedua tangan Laras dan Hendra bergantian.

" Iya makasih ya Abi." ucap Laras tersenyum lembut yang di balas anggukan kepala Abi.

" makasih ya Abi, salam buat papah kamu." Hendra menepuk pundak abi pelan.

" Iya om."

" Hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut." peringat Laras.

" Iya tante."

Abi keluar dari kamar inap runa. Ia berjalan di koridor yang sudah lumayan sepi tanpa menyapa dua orang yang setia menunggu di depan pintu itu. Hanya ada perawat yang tengah berjaga malam. Abi berjalan santai mengambil motornya parkiran. Memakai helemya, Abi menyalakan motor besarnya meninggalkan rumah sakit.

Motor Ducati berwarna hitam kesayangannya membelah jalanan malam yang masih ramai pengendara lain. Dengan kecepatan tinggi, hanya butuh waktu dua puluh menit ia sampai di halaman rumahnya.

***

Seorang perempuan berwajah cantik turun dari mobil mewah berwarna putih. Matanya berbinar menatap halaman sekolah yang sudah ramai. Berhubung ini hari senin jadi banyak murid-murid yang datang lebih pagi dari pada harus mendapatkan hukuman dari anak-anak OSIS karena terlambat.

Runa tersenyum lebar tangannya membenarkan rambut panjangnya yang sengaja ia urai. Kaki kecilnya melangkah ke pelan ruang kelasnya sembari bersenandung kecil.

Runa tersenyum ramah setiap ada cowok-cowok yang menggodanya di jalan. Ada juga kaum hawa yang mencibirnya bisik-bisik. Tapi runa tak peduli Ia semakin mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Sengaja membuat panas orang-orang yang iri kepadanya.

" Runaaa!!"

Di depan pintu kelasnya runa di buat kaget dengan teriakan kedua sahabatnya yang langsung memeluknya erat.

" Kangen banget." ucap Cika.

" Akhirnya lo berangkat juga, kita kesepian tau ngga ada lo." imbuh Amel.

Ketiganya berpelukan di pintu kelas menghalangi anak-anak lain yang mau masuk. Tapi tidak ada satupun yang berani menegur. Mereka lebih memilih menunggu di depan kelas. Sampe ke-tiga primadona antariksa itu mengalih dengan sendirinya.

" Lepas dulu woyy leher gue ke cekik nih." teriak runa menepuk-nepuk tangan sahabatnya yang nemplok di leher.

" Ehhh.." keduanya segera melepaskan pelukannya. Lalu terkekeh pelan.

Uhukk 

Uhukk 

" Astaga baru juga sembuh." 

Runa mengusap-usap lehernya. Ia menatap sinis kedua sahabatnya.

" Mau bunuh gue lo berdua hah!"

" Hehe sorry, kita kangen banget tau dua hari lo ngga masuk." ucap Cika cemberut.

Runa masuk ke kelasnya di ikuti Amel dan Cika di belakangnya. Ia duduk di  kursinya, meletakkan tasnya di atas meja yang bergabung dengan kursi.

" Lo beneran udah sembuh?" tanya Amel.

" Kalo masih sakit mending istirahat dulu di rumah." imbuhnya khawatir dengan runa.

" Iya lagian banyak jam kos, guru-guru sering rapat." ucap Cika.

" Udah, gue bosen di rumah sakit, ngga enak." balas runa.

pagi-pagi buta runa merengek minta kembali ke sekolah. Katanya ia sudah rindu dengan sahabat-sahabatnya. Toh sebenernya juga hari ini runa sudah boleh pulang. Jadi Hendra dengan terpaksa mengijinkan putrinya berangkat hari ini dari pada runa ngambek. Bisa panjang urusannya.

" Emang Lo kira hotel bisa sambil hiburan!" celetuk Amel menatap runa aneh.

" Iya nih ada-ada aja lo." imbuh Cika.

" Mohon para siswa untuk segera baris di lapangan untuk kegiatan upacara yang sebentar lagi di mulai!"

Suara speaker keras mengalihkan ketiganya. Amel menatap malas murid-murid yang sudah berhamburan keluar menuju lapangan.

" Sumpah benci banget gue sama hari Senin." adu Amel mendengar suara anak-anak OSIS yang mulai mengecek kelas-kelas.

Sepertinya tidak hanya Amel yang benci upacara. Hampir semua siswa membencinya. Berdiri lama di bawah teriknya matahari sungguh kegiatan yang sangat menyebalkan.

Di tambah pembina upacara yang terkadang sangat lama memberi pencerahan di depan. Sempurna sudah penderitaan ini. Tidak heran banyak siswa yang pingsan atau pura-pura sakit agar bisa ke UKS.

"Ayok....ayok..... cepet keluar." bisik-bisik suara itu mulai terdengar jelas dari ruang kelas mereka. Kelasnya pun sudah mulai kosong hanya tinggal sekitar delapan siswa dengan mereka.

" Kalian cepetan keluar, ngga denger speaker keras apa." teriak Lala, salah satu anggota OSIS di depan kelas. Matanya memandang sebal pada ketiga kakak kelasnya yang masih duduk santai.

Tidak banyak anak OSIS yang berani ke area kelas dua belas. mereka tidak berani menyuruh kakak kelas yang terkenal urakan dan bertingkah semaunya. Apalagi jika bersangkutan dengan pentolan sekolah. Banyak adik-adik OSIS yang trauma karena di bully setelah menegur mereka.

Runa menyilangkan kakinya santai. Ia memainkan kuku cantiknya yang selalu ia rawat dengan baik. Mengabaikan teriakan adik kelasnya yang sangat tidak sopan membuat telinganya sakit. Kedua sahabatnya pun tak berbeda jauh.

Lala kesal saat dirinya di abaikan. Ia merasa di hina oleh runa dan teman-temannya. Lala sama sekali tidak takut dengan kakak kelasnya itu. Justru ia benci dengan sifatnya yang sok berkuasa.

" Kuping lo budeg ya, Cepetan ke lapangan!. enak aja di sini kalian santai-santai yang lain kepanasan."

" Kalo gue ngga mau?" tanya runa menantang. Ia menatap remeh Lala yang selalu iri dengannya.

Di SMA ini hanya dia yang berani menegur runa meskipun tidak sering. Mungkin karena  Lala merasa selalu kalah dengan runa yang terkenal cewek nakal dan suka bully. Apalagi banyak laki-laki yang mengejarnya.

" Siap-siap aja lo di hukum!" ucap Lala tersenyum miring.

runa memasang wajah pura-pura kaget.

" OMG! TBL gue." balas runa pura-pura takut.

" Apaan tuh?" tanya Cika.

" Takut banget lohhh." jawab Amel dengan bibir yang dibuat-buat.

" Hahaha." ketiganya tertawa keras melihat wajah Lala yang memerah menahan emosi.

" Ada apa ini?" tiba-tiba cowok yang menggunakan almamater bertulisan OSIS berdiri di samping Lala. Di lehernya terdapat  sempritan kecil yang di kalungan.

" Biasa anak-anak nakal yang susah di atur." ujar Lala sinis menatap runa, cika, dan amel.

" Haiii Kevin tambah ganteng aja." bukanya takut, runa malah menggoda ketua OSIS antariksa dengan lambaian tangan.

Kevin menarik napasnya pelan. Kakinya melangkah ke meja runa. Ia berdiri menatap satu persatu ketiga perempuan itu. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.

" Kenapa ngga ikut upacara." tanya kevin lembut menatap runa. Lala sebal mendengar suara Kevin pada runa.

" Kamu kan tau aku baru keluar dari rumah sakit." ucap runa dengan suara manja yang di buat-buat. Ia menoel lengan berotot milik Kevin.

Meskipun adik kelas, tubuh Kevin jauh lebih besar dari tubuh runa. Apalagi dengan tubuhnya yang tinggi dan otot-otot yang sengaja di bentuk karena gym.

Jiwa playgirl nya keluar setiap melihat cowok-cowok tampan tak peduli itu adik kelasnya.

" Ya udah istirahat aja di kelas." balas Kevin tersenyum kecil menatap mantannya.

Ya dari banyaknya murid cowok di antariksa. Kevin juga termasuk salah satu korban mulut manis runa. Tapi hubungan keduanya hanya berlangsung selama tiga bulan. Itu juga cukup lama bagi runa.

Sebenarnya runa juga cukup nyaman saat menjalin hubungan dengan kevin. Sifatnya yang lembut dan humoris membuat mood runa yang gampang berubah jadi lebih baik.

Yang tak akan runa lupa dari mantannya itu adalah lesung di pipi kanan kevin yang membuatnya terlihat manis saat tersenyum.

" Kalian berdua tolong jagain runa." perintah Kevin bergantian menatap Amel dan Cika.

Keduanya memutar bola matanya malas. Berani sekali adik kelasnya itu memerintah mereka. Tidak di suruh pun pasti mereka menjaga sahabatnya.

" Kok lo biarin aja sih vin?" protes lala tak terima saat Kevin melewatinya.

" Dia lagi sakit." balas Kevin meninggalkan Lala.

" Alasan aja kali!" tuduh Lala menyusul Kevin.

" Vin lo denger gue ngga sih!"

Amel dan Cika tertawa mengejek melihat Lala yang di abaikan ketua OSIS antariksa.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Jadi ingin jadi penulis.
Wattped Love: semangat kak buat nulisnya
total 1 replies
Daisy
Nuansa yang mendalam
Wattped Love: makasih kak 👋
total 1 replies
Quản trị viên
Endingnya bikin nagih.
Wattped Love: makasih kak👋
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!