Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Sampai juga di rumah.
Tika pun kini sudah berada di sebuah kawasan perumahan yang lumayan mewah, dengan desain yang sangat minimalis. Sebelum keluar dari mobilnya, Tika terlebih dahulu membangunkan putrinya yang kini ketiduran di dalam mobil.
"Sayang bangun Nak, kita sudah sampai," ucap Tika membangunkan putrinya dengan menepuk lembut pundaknya.
Chika pun dengan segera terbangun saat mendengar Ibunya memanggil dirinya, lalu mengucek kedua matanya.
"Sudah sampai ya Bu?" tanya Chika terhadap Ibunya.
"Iya sayang, kita sudah sampai. Yuk kita keluar dari mobil," ucap Tika sambil tersenyum terhadap putrinya.
"Oke, baiklah Bu."
Chika dan Tika pun dengan segera keluar dari mobil tersebut. Betapa terkejutnya Chika saat melihat rumahnya yang begitu megah dan mewah, dengan halamannya di sertai banyak macam-macam bunga dan pepohonan yang bisa bikin kita adem melihatnya dan merasakan indahnya alam di luar rumah.
"Bu rumahnya bagus sekali, tidak kalah besarnya dari rumah Ayah," ucap Chika masih terkejut melihat rumahnya yang begitu indah, matanya menatap seluruh tanaman yang ada di rumah tersebut.
"Kamu suka sayang?" tanya Tika terhadap putrinya.
"Tentu saja Bu, Chika sangat senang." Jawab Tika merasa bahagia.
"Ya sudah mari kita masuk ke dalam sayang."
"Baiklah Bu."
Tika dan Chika pun dengan segera berjalan menuju rumah tersebut. Setelah sampai di depan pintu dengan segera Tika pun membuka pintu tersebut dengan kunci yang kini sudah ada di tangannya.
"Waah bagus banget Bu," ucap Chika saat melihat ballroom dengan sofa yang begitu minimalis, disertai lemari kaca yang berada di belakang sofa."Oya Bu, ini sebenarnya rumah siapa Bu?" tanya Chika.
"Ya rumah kita lah sayang, sudah rumah siapa dong? Alhamdulilah selama ini Ibu selalu menyisihkan uang untuk di tabung, sehingga Ibu bisa beli rumah seperti ini," ucap Tika sambil menatap putrinya.
"Waaww punya Ibu is the best, bisa menyisihkan uang membeli rumah seperti ini. Ibu sangat hebat! Nanti kalau Chika sudah besar, pingin seperti Ibu yang selalu hemat dan bisa menyisihkan uang untuk di tabung, sepaya Chika nanti punya uang buat masa depan."
"Tetapi alangkah baiknya belajar lah menabung mulai sekarang, tidak perlu menunggu besar sayang. Jadi nanti kamu banyak uang yang tersimpan buat masa depanmu Nak."
"Iya benar juga ya apa yang di katakan oleh Ibu. Oke, baiklah Chika akan belajar dari sekarang untuk menabung." Chika sambil tersenyum terhadap Ibunya.
"Baguslah kalau begitu sayang. Ya sudah ayo kita ke kamar, kita simpan baju-baju kita di dalam lemari." Ucap Tika.
"Baiklah Bu." Chika sambil berjalan menuju kamar bersama Tika yang kini sedang membawa koper miliknya dan milik putrinya.
"Chika ngantuk Bu, bolehkah Chika tidur Bu?"
"Tentu saja boleh sayang. Kalau ngantuk ya sudah, tidurlah." ucap Tika terhadap putrinya yang kini berada di bedroom.
"Baiklah Bu." Chika dengan segera merebahkan tubunya di atas ranjang, kemudian menutup matanya, dan kini tertidur berada di alam bawah sadarnya.
Tika pun kini sedang sibuk menyimpan baju milik putrinya dengan dirinya ke dalam lemari.
Ponsel Tika pun tiba-tiba berdering, lalu dengan segera Tika mengambil ponselnya yang tersimpan di atas ranjang.
Betapa terkejutnya Tika saat tahu siapa yang menghubungi dirinya. Ada rasa gugup dan putus asa untuk mengangkat ponsel tersebut.
'Kenapa bisa secara kebetulan menelponku? Apakah mungkin mereka sudah mengetahui tentang aku dan Chandra?' gumam Tika merasa curiga. Lalu terpaksa mengangkat ponselnya, karena hampir tiga kali menghubunginya, dan tidak mau membuatnya khawatir.
"Ha-haloo ...?" tanya Tika dengan gugup.
bersambung .....
*kira-kira coba tebak, siapa yang menelpon Tika?😅... Aku juga penasaran siapa dia😊.