NovelToon NovelToon
Pengawal Kampung Duren

Pengawal Kampung Duren

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Keluarga / Persahabatan / Slice of Life / Penyelamat
Popularitas:791
Nilai: 5
Nama Author: Hinjeki No Yuri

bercerita tentang Boni, seorang pemuda lugu yang kembali ke kampung halamannya setelah merantau selama 5 tahun. Kedatangannya disambut hangat oleh keluarga dan sahabatnya, termasuk Yuni, gadis cantik yang disukainya sejak kecil.
Suasana damai Desa Duren terusik dengan kedatangan Kepala Desa, pejabat baru yang sombong dan serakah. Kepala desa bermaksud menguasai seluruh perkebunan durian dan mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit.
Boni dan Yuni geram dengan tindakan kepala desa tersebut dan membentuk tim "Pengawal Duren" untuk melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinjeki No Yuri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laporan Tengah Malam

Kampung Duren tertidur dalam keheningan. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, menggoyangkan dedaunan durian di taman. Namun tidak semua orang bisa tidur nyenyak. Di sebuah gubuk kecil yang terletak di pinggir taman, Boni, Yuni, dan Arman duduk melingkar mengelilingi meja kecil. Sebuah senter menyala di tengah meja, menerangi catatan dan peta taman yang tersebar.

“Jadi,” Boni membuka pembicaraan, “malam ini kita harus lebih waspada. Tadi malam ada cetakan sepatu di barat. Saya yakin itu bukan jejak warga.”

Arman mengangguk sambil meluruskan topinya. "Aku setuju. Jejak kaki itu terlalu besar dan terarah. Pasti ada yang sengaja masuk ke perkebunan.”

Yuni yang sedang duduk sambil menggigit pensilnya memandang peta itu dengan serius. “Kalau memang ada yang masuk, kita harus tahu apa tujuannya. Jangan sampai mereka merusak pohon lagi.”

Arman menunjuk ke bagian barat peta. “Aku sarankan kita lebih sering berpatroli di sini. Jalan setapaknya berada di dekat pohon-pohon tua yang paling produktif.”

“Setuju,” ujar Boni. “Tapi siapa yang mau ambil shift malam ini?”

Yuni menatap Boni tajam. “Kamu, lah. Kemarin aku yang berjaga sampai jam tiga pagi."

Boni tertawa kecil. “Baiklah, aku nggak keberatan. Tapi kamu harus temenin aku, Yun. Biar aku nggak ngantuk.”

Yuni mendengus sambil tersenyum. “Kamu tidak berani kalau sendirian.”

Boni membalas sindiran Yuni dengan malu-malu "Bukan, bukan itu maksudku."

"Jadi apa." Mengejek Boni.

"Ahhh! Nanti kau bisa tahu sendiri apa yang menjadi maksudku, ayo sebaiknya kita segera berjaga." Segera mempersiapkan dirinya berjaga dengan mengajak Yuni ikut bersamanya.

"Ehhh... Padahal awalnya aku ingin sekali istirahat, malah diajak menemanimu begini." Yuni mengeluh atas ajakan Boni, meski pada akhirnya ia tetap ikut menemani Boni berjaga.

Setelah diskusi selesai, mereka mulai mempersiapkan diri untuk patroli malam. Boni membawa senter berukuran besar, peluit, dan tongkat kayu sebagai alat pengamannya. Yuni mengikuti di belakangnya sambil membawa buku catatan kecil untuk mencatat hal-hal yang mencurigakan.

“Arman, kamu kembali saja ke gubuk utama,” ucap Boni sambil memeriksa baterai senternya. "Biarkan Yuni dan aku berkeliling."

Arman mengangguk. “Jika terjadi sesuatu, segera beri kode isyarat dengan menggunakan peluit.”

"Siap," jawab Boni sambil menepuk pundak Arman.

Mereka berdua lalu berjalan perlahan melewati taman. Cahaya bulan membantu mereka melihat jalan, meski sebagian besar area masih gelap.

Sambil berjalan, Yuni mencoba mencairkan suasana dengan membicarakan hal-hal ringan.

“Bon, kamu pernah kepikiran nggak, kalau kita nggak lagi di sini, kita lagi ngapain sekarang?” tanya Yuni tiba-tiba.

“Maksudmu?” Boni menoleh dengan alis terangkat.

“Ya, kalau bukan karena kebun ini dan Pak Kepala Desa, mungkin kita lagi kerja seperti biasa di kota, atau bahkan kuliah,” jelas Yuni.

Boni merenung sejenak. “Hmm, mungkin. Tapi aku nggak yakin aku bakal betah di kota. Udara di sana beda banget sama di sini.”

Yuni tersenyum kecil. "Aku juga! Meskipun sebelumnya aku sempat kepikiran untuk pindah ke kota, aku menyadari bahwa aku lebih suka hidup sederhana di kampung."

"Kau tahu nggak, Yun?" Boni berhenti sejenak sambil menatap Yuni. “Aku senang sekali bisa kembali ke sini lagi. Jika aku tidak kembali, aku tidak akan bisa membantu menjaga kebun bersama kalian dan juga." Boni menghentikan pembicaraannya sambil berfikir sejenak mengenai isi hatinya yang ingin ia utarakan kepada Yuni.

Kemudian setelah yakin dengan apa yang ingin dia katakan, dia melanjutkan pembicaraannya dengan Yuni "Aku tidak akan bisa sering bertemu denganmu seperti sekarang ini.”

Yuni tersipu dan pura-pura sibuk menuliskan sesuatu di bukunya. “Ah, kamu itu bisa aja. Udah, fokus ke jalan!”

Boni terkekeh dan melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti karena pembicaraannya barusan dengan Yuni.

...----------------...

Sesampainya di bagian barat kebun Duren, Boni tiba-tiba berhenti. Dia menyorotkan senternya ke tanah, disana ia menemukan sesuatu yang aneh.

“Lihat ini, Yun,” katanya pelan.

Yuni mendekat dan melihat jalan setapak yang ditunjuk Boni. “Ini jalur baru, Bon. Sepertinya seseorang baru saja lewat di sini tadi."

“Dan jalan setapak itu mengarah ke pohon tua itu,” tambah Boni sambil menunjuk ke arah gelap di depan mereka.

Mereka berdua bergerak perlahan, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Boni memegang erat tongkatnya, sedangkan Yuni mengikuti di belakangnya.

Ketika mereka sampai di dekat pohon tua itu, mereka mendengar suara berbisik dari kejauhan.

“Ada orang di sana,” bisik Boni.

“Apa kita dekati saja, ya?” tanya Yuni dengan suara gemetar.

Boni mengangguk. “Pelan-pelan. Kalau ada apa-apa nanti, kita tinggal lari saja balik ke gubuk.”

Saat mereka semakin dekat, Boni menyorotkan senternya ke arah sumber suara tersebut. terdengar dua pria yang sedang ngobrol langsung kaget dan lari setelah melihat Boni menyorotkan senternya kearah mereka berdua. Boni berusaha mengejar, tapi mereka terlalu cepat dan seketika menghilang ke dalam kegelapan.

“Cepat banget mereka larinya!” keluh Boni sambil mengatur napas.

Yuni memeriksa sekeliling pohon tempat kedua pria itu berdiri. Disana dia menemukan sesuatu yang menurutnya mencurigakan.

“Bon, lihat ini,” katanya sambil memungut sebuah benda.

Boni mendekat dan melihat sebuah gergaji kecil yang tertinggal di tanah. “Mereka mau menebang pohon, Yun. Ini adalah bukti bahwa mereka tidak cuman main-main dengan ucapan mereka.”

Yuni mengangguk. “Kita harus kasih tahu Arman dan yang lainnya juga. Ini bisa jadi ancaman serius bagi kita semua.”

...----------------...

Mereka bergegas kembali ke gubuk utama, tempat Arman dan beberapa anggota tim yang lainnya tengah berjaga disana.

“Arman, kita nemu jejak di bagian barat kebon.” lapor Boni dengan napas terengah. “Dan disana kita juga nemu ini.”

Ia menunjukkan gergaji kecil yang ditemukan di dekat pohon tua kepada Arman sementara anggota lainnya melihat dengan tatapan terkejut.

Arman memandang benda itu dengan serius. “Ini adalah bukti nyata kalau mereka berusaha menghancurkan kebun kita.”

“Dan mereka nggak kerja sendiri,” tambah Yuni. “Ada dua orang yang kita lihat tadi, tapi mereka kabur sebelum kita sempat menangkapnya.”

Arman menghela napas. “Baik, mulai besok kita tingkatkan patroli dan fokus di area barat. Kita juga harus mulai cari tahu siapa dalang di balik semua ini.”

“Setuju,” kata Boni. “Kita nggak bisa biarkan mereka terus seenaknya beraksi seperti ini. Kita semua harus segera melakukan tindakan.”

Setelah memastikan semuanya aman untuk malam ini, Boni dan Yuni kembali ke rumah masing-masing. Namun, pikiran Boni masih dipenuhi dengan kejadian tadi.

Di kamar tidurnya, Boni duduk di tepi ranjang sambil memandang gergaji kecil yang tadi Ia temukan. “Siapa sebenarnya mereka?” gumamnya pelan.

Sementara itu Yuni sedang berbaring di tempat tidurnya sambil memikirkan strategi yang akan direncanakan untuk esok hari. Dia menyadari bahwa ancaman dari kepala desa menjadi semakin nyata dan kelompoknya harus bersiap menghadapi apa pun yang mungkin akan terjadi kedepannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!