My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Bersama
...Kadang Perhatian, kadang cuek, irit ngomong juga.....
...Heran kok ada ya cowok kayak dia. Kulkas empat pintu...
...(Aleta Gracelyn)....
...------------------------------------------------...
Ospek hari ini masih dengan kegiatan outdoor dimana semua Maba melakukan bakti sosial di luar kampus, dan untuk tempat hari ini mereka akan membagikan makanan di jalanan.
Leta sudah bersama Alis seperti biasanya, mereka masih berkumpul di pos penjagaan.
Mereka pun di bantu Polisi juga tenaga medis untuk kelancaran kegiatan mereka.
Wajah-wajah para Maba tampak semangat, mereka pun tampak antusias dengan kegiatan ini.
"Jadi kita mulai aja langsung, kalian bisa bagi ke pengendara tapi ingat jika lampu merah kalian baru membagikan. Sedangkan untuk lainnya bisa di bagi kepada pedangan kecil atau orang-orang di pinggir jalan. Setelah semua selesai kembali berkumpul di pos ini. Tetap patuhi peraturan juga hati-hati karena kegiatan hari ini di jalan raya. Kalian mengerti.!"
"Mengerti.!"
"Baiklah untuk kelancaran kegiatannya kita lebih dulu berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing."
Semua menunduk dan berdoa sesuai dengan kepercayaan mereka, karena mereka bukan hanya beragama muslim namun juga banyak yang non muslim.
"Selesai,, Oke semangat semuanya!."
Mereka langsung mengambil makanan yang telah berada di dalam dus dan berjalan berpencar.
Langit berdiri menatap mereka, hari ini bahkan langit tampak berbeda karena memakai topi yang malah semakin membuatnya terlihat mempesona.
Tatapan tegasnya membuat para mahasiswi penasaran dan ingin dekat dengannya.
"Biar gue yang bawa." Ucap Mahasiswa yang langsung membawa dus makanan. Saat Aleta akan mengangkatnya
"Thanks." Ucap Leta tersenyum.
"Oya gue Bram, Lo Aleta kan."
Leta menoleh dan menautkan kedua alisnya "Lo tau nama gue?"
Bram tersenyum dan mengangguk "Siapa coba yang gak tau Lo Ta, semua juga tau."
Leta mengangkat bahunya dan mereka berjalan bersama .
"Kalah cepat Lo sama tuh cowok."Ucap Arga menunjuk Bram yang berjalan bersama Aleta.
Langit menoleh, Arga tersenyum menatap Leta bersama Bram.
"Sok tau Lo."
Arga terkekeh dan berjalan mengikuti Langit.
Mereka tetap harus membantu turun, tidak mungkin membiarkan mereka panas-panasan sementara mereka hanya duduk.
"Loh Luna, Lo mau kemana?" Ucap Siska yang malah berjalan balik ke posko.
"Males gue panas."
"Gue ikut."
Siska mengikuti Luna kembali ke Pos, membiarkan semua beraktivitas.
Langit juga Arga terus mengawasi mereka, bahkan sesekali membantunya.
Leta membagikan makanan kepada para mengguna jalan juga beberapa orang yang berada di pinggiran jalan bersama Bram.
"Aleta gue cariin Lo juga." Ucap Alis yang berlari mendekat.
"Eh Lo bukannya-
"Hai Gue Bram"
"Alis,"
Bram mengangguk dan tersenyum "lampu merah tuh kita bagi lagi."
Leta mengangguk bersama Alis, mereka berjalan dan mulai membagikan kotak makanan.
Langit kembali menatapnya, hingga saat Lambu hijau menyala Langit langsung menghampiri Leta.
"Pakai ini" Ucap Langit memakaikan topi miliknya.
Leta mendongak "Panas Lo gak kuat panas kan?" lanjut Langit saat Leta terdiam.
"Terus Kak Langit sendiri."
"Gue bisa tahan."
Leta mengangguk dan menatap Langit yang berjalan pergi.
"Kak Langit suka sama Lo Ta."
Leta menggeleng "Gak usah gosip."
"Lah ini fakta bukan gosip, Lo lupa gimana dia perhatian sama Lo."
Leta mengangkat bahunya dan berjalan, Bram yang mendengarnya hanya bisa menghela napas.
Hari ini langit tampak begitu cerah, bahkan membuat beberapa Mahasiswi/wa tampak mengusap keningnya begitu juga dengan Leta dan Alis. Mereka tampak kepanasan namun mereka harus menyelesaikan semuanya.
"Minum dulu"
Lagi dan Lagi Langit menghampiri dengan membawa minuman botol dingin.
"Thanks Kak."
Langit mengangguk dan menatap jalanan yang tampak begitu panas. "Duduk sana, panas banget."
"Tapi belum selesai Kak."
"Gue gantiin."
Leta membulatkan matanya dan menatap Langit yang berjalan menghampiri Bram.
"Loh Kak Langit dimana Aleta." Ucap Alis
"Istirahat."
Alis menoleh, dia tersenyum dan kembali membagikan kotak makan.
Luna masih berada di pos dengan memainkan ponselnya, sesekali dia berfoto untuk di upload di sosial media miliknya.
"Itu bukannya Topi Langit ya."
Luna langsung menoleh, dia mengernyit saat melihat Aleta yang duduk dengan memakai topi putih milik Langit bahkan dia juga terlihat memegang botol minum.
"Bener kan Lun, terus kenapa bisa di pakai Aleta?"
Luna mencari keberadaan Langit, dan benar saja Langit tidak memakai topinya dan malah membantu membagikan makanan.
"Kurang ajar."
Luna Langsung berjalan menghampiri Leta, dia tidak bisa terima dengan apa yang dia lihat.
"Ehem, Enak banget nih kayaknya santai sementara yang lain pada panas-panasan."
Leta menoleh dan menghela napasnya, Luna berdiri menatapnya dengan kedua tangan disilangkan di atas dada bahkan Siska juga tampak menatapnya.
"Itu juga Topi Langit, kenapa Lo yang pakai? Cari perhatian lagi Lo."
Leta beranjak bangun dan menatap keduanya. "Kak Langit yang nyuruh gue."
Luna terkekeh dan menatap tajam Leta. "Terus Lo mau, Lo gak lihat semua panas-panasan sementara Lo malah ngadem di sini."
Leta menatap Luna juga Siska "Kalian juga dari tadi ngadep di pos."
"Kita anggota BEM kalo Lo lupa."
"Tapi anggota lain juga pada bantu panas-panasan." potong Leta membuat Luna mengepalkan tangannya.
"Lo cuma Maba, gak usah belagu apalagi cari perhatian sama mahasiswa, terutama-
"Kak Langit?" potong Aleta tersenyum.
"Lo-
"Kalian ngapain di sini." Ucap Arga membuat semua menoleh.
"Dia enak-enak ngadem sementara yang lain panas-panasan."
Arga menatap Leta, matanya memicing saat melihat Leta yang memakai topi milik Langit juga botol minum yang di pegangnya.
Langit sebelumnya membawa botol minum itu, jadi Langit memberikannya kepada Aleta.
"Harusnya Lo kasih paham dia dong, ini juga salah satu kegiatan Ospek."
Arga menghela napasnya dan menatap Luna juga Siska. "Terus kalian sendiri dari tadi di pos ngapain? Kalian kira gue gak lihat?"
Leta terkekeh membuat Luna menatapnya kesal.
"Ya- kita kan istirahat."
"Istirahat boleh tapi gue lihat dari awal kalian cuma duduk di pos."
"Kenapa Ga.!"
Suara bariton dari belakang membuat semua menoleh, Langit berjalan mendekat.
"Langit,, masa gue gak boleh istirahat bentar sementara Aleta malah boleh." Ucap Luna membuat Arga memutar bola matanya malas.
"Gue yang suruh dia." Ucap Langit menatap Leta.
"Ma- maksud Lo, Lo suruh dia istirahat."
Langit mengangguk,
"Lo lihat dong yang lain masih belum selesai dan Lo suruh dia istirahat.!"
"Udah deh, kalian mending balik ke pos atau bantu yang lain." Ucap Arga menatap keduanya.
"Lo- Kesal Luna Langsung pergi begitu saja.
Arga menggeleng dan menatap Langit " Gue ke sana dulu."
Langit mengangguk dan menatap Leta.
"Maaf Kak, harusnya tadi gue gak perlu istirahat."
"Gak usah di pikirin."
"Tapi gue-
"Udah jam istirahat, makan.!" Ucap Langit berjalan meninggalkan Leta yang menautkan kedua alisnya bingung.
Kadang Perhatian, kadang cuek, irit ngomong juga..
Heran kok ada ya cowok kayak dia. Kulkas empat pintu.
Leta menghela napasnya dan berjalan menuju pos.