Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu 2
Di meja yang sedang di tempati Mia dan Aldo mereka sedang ngobrol seru aja sambil menunggu kedatangan Meisie. Aldo benar-benar tidak percaya kalau dia akan bertemu lagi dengan Mia, sahabat sekaligus wanita yang dia kagumi dari dulu. Tapi Aldo tidak pernah mengungkapkan perasaan nya kepada Mia karena dia tidak ingin hubungan persahabatannya dengan Mia akan hancur karena perasaannya itu.
"Mia, aku mau tanya sama kamu. Kenapa kamu menghilang selama beberapa bulan terakhir ini. " Aldo mengungkapkan rasa penasarannya sejak kemarin, tapi baru hari ini dia bisa bertanya secara langsung kepada Mia.
"Maaf, Al. Aku harus cuti kuliah karena harus bekerja. "
"Untuk apa kamu bekerja? kan ada orang tuamu yang membiayai kuliahmu. "
Mia menggeleng. "Orang tuaku meninggal setelah mengunjungi ku waktu itu, mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang. "
"Mia... " Aldo langsung tertegun mendengarkan apa yang dia dengar barusan.
"Kenapa kau tidak mengatakannya kepadaku? "
Mia menunduk. "Aku tidak ingin siapapun tau tentang keadaanku. Karena itu aku cuti kuliah dan bekerja mencari uang. Hingga aku bertemu orang baik yang mau menolongku. "
"Siapa? " tanya Aldo penasaran.
Mia mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Ada deh pokoknya, saat ini aku tinggal bersamanya. "
"Syukurlah kalau kau baik-baik saja sekarang. "
Aldo merapikan rambut Mia yang menghalangi pemandangan wajah cantiknya ke belakang telinga, lalu tersenyum dan menggenggam erat tangan Mia
"Kalau ada apa-apa jangan lari atau menjauh dariku Mia. Katakan saja padaku apa yang terjadi padamu. Mungkin saja aku bisa membantumu. Bukankah kita ini sahabat? "
Mia mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua saling melemparkan senyum, bagi yang melihatnya mungkin akan mengira kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih. Begitu juga dengan Arsen yang melihat kedekatan mereka. Tangannya mengepal kuat, dan wajahnya memerah saat melihat perlakuan Aldo kepada istrinya...
Istri???
Istri kontrak???
Arsen menggeram dalam hati. Harry yang melihat tuannya sudah tidak baik-baik saja segera mengakhiri pertemuan mereka.
Tanpa mereka semua sadari, Meisie yang sebenarnya sudah datang sejak tadi, memperhatikan dari jauh interaksi antara Mia dan Aldo juga respon Arsen yang melihat kedekatan mereka berdua. Dia tersenyum senang. Sekarang giliran dia yang akan menabur minyak dalam api, agar semakin terbakar.
Meisie berjalan mendekati Mia dan Aldo. Mereka saling cipika cipiki, lalu duduk di samping Aldo. Aldo langsung berpindah dan duduk di antara mereka berdua. Tak lama pesanan makanan mereka pun datang, dan mereka bertiga langsung menyantap makanannya dengan tenang.
Aldo yang sudah selesai makan lebih dulu, memperhatikan kedua sahabatnya itu saat mereka sedang makan. Senang rasanya bisa berkumpul dengan mereka lagi seperti ini. Sisie yang juga selesai memperhatikan Aldo yang sejak tadi memandangi Mia. Mungkin firasat nya benar, Aldo menyukai Mia.
"Tapi sayang Al, Mia sudah menikah. Dan sekarang suaminya ada di sini." batin Sisie.
"Al, " Sisie memanggil Aldo lalu memberi isyarat kepadanya dengan bibir,untuk membersihkan saos yang menempel di bibir Mia
Dengan cekatan Aldo mengusap ujung bibir Mia dengan ibu jarinya lalu menyesap ibu jarinya itu.
"Ih, Aldo jorok tau. " Mia memukul Aldo tanpa memiliki rasa apapun.
Namun apa yang dilakuakam Aldo barusan semakin menambah daftar amarah dan cemburu Arsen yang hendak pergi dari sana. Dia langsung melangkah pergi meninggalkan tempat itu, dengan amarah yang menggebu-gebu.
Sedangkan Sisie dia tertawa senang dalam hati. "Maaf, Al. Aku manfaatin kamu buat manas-manis hatinya Arsen suami Mia. Biar dia menyadari perasaannya kepada Mia. Dan Mia, aku harap kamu bisa segera bersatu dengan Arsen, pria yang kamu cintai. Dan bisa bahagia walau harus mengorbankan perasaan Aldo yang harus merelakan rasa cintanya sama kamu. " gumam Sisie dalam hati.
•
•
Arsen yang sudah merasa tidak konsentrasi bekerja pun ingin pulang saja. Karena ingin menenangkan diri dulu, sebelum dia membuat kekacauan di kantor. Sesampainya di rumah , Arsen langsung menuju kamarnya dan membuka seluruh pakaiannya dan melemparnya dengan asal. Karena dia ingin berendam air dingin hari ini untuk mendinginkan hatinya yang sedang mendidih .
"Kenapa perasaanku jadi tak karun seperti ini , saat melihat Mia dekat dengan pria lain. Apa yang sebenarnya terjadi padaku ." Arsen bergumam sendiri di dalam bathup. Memikirkan apa yang telah terjadi padanya .
Setelah dirasa cukup , Arsen kemudian keluar dari bathup . Dan berganti pakaian santai lalu dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Arsen memandang langit-langit kamarnya , dan membayangkan apa yang sudah dilakukan Mia hari ini, dan ada hubungan Mia dengan pria itu .
"Sebenarnya siapa pria itu ? dan apa hubungannya dengan Mia ." Arsen tetap bermonolog dengan dirinya sendiri mencari jawaban tapi dia tidak mendapatkan jawaban itu hingga akhirnya dia terlelap.
Waktu menunjukkan pukul empat sore . Arsen segera mengerjapkan matanya , dan melihat jam di ponselnya. Arsen terbangun, Dan dia langsung keluar menuju balkon kamarnya.
"Ternyata tidur siang bagus juga. " gumam Arsen sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.
Namun tak lama, matanya menangkap sebuah motor sport berhenti di depan rumahnya. Arsen memicing saat melihat Mia turun dari boncengan motor itu. Dan dibantu pria yang memboncengnya melepaskan helm.
Arsen mendesah kasar. Baru saja dia melupakan apa yang terjadi tadi. Kini, dia harus disuguhkan pemandangan yang menyakitkan mata dan hatinya lagi.
"Mia... kau benar-benar membuatku kesal. " Gerutu Arsen dan kembali masuk ke dalam kamar. Dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutup wajahnya dengan bantal. Persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Dibawah, Mia terkejut saat melihat mobil Arsen sudah terparkir di garasi. Dia langsung masuk ke dalam rumah, dan berlari menuju kamarnya. karena takut kalau terjadi sesuatu pada Arsen.
Mia membuka pintu kamar perlahan, dan melihat Arsen tengah terbaring diatas ranjang dengan kepala yang tertutup bantal. Mia semakin khawatir dan mendekati Arsen perlahan.
Disentuhnya tangan Arsen untuk menyamakan suhu tubuhnya dengan suhu tubuh Arsen. Arsen yang merasakan sentuhan Mia yang ditangannya mengernyit tidak mengerti dengan apa yang dilakukan wanita itu.
"Normal. " gumamnya
Mia lalu membuka bantal yang menutupi kepala Arsen, dan seketika Arsen langsung menutup matanya pura-pura tidur. Mia langsung mengecek kening Arsen, dan tidak terasa hangat atau panas.
"Suhu tubuhnya normal. ' gumam Mia lagi.
"Apa yang kau lakukan Mia? " ucap Arsen sambil memejamkan matanya.
Sontak itu membuat Mia terjingkat kaget, dan melepaskan tangannya dari kening Arsen.
"Mas Arsen sudah bangun? Mas Arsen nggak kenapa-napa kan?" tanya Mia dengan panik.
"Memangnya aku kenapa? " Dengus Arsen sambil mendudukkan dirinya dan bersandar dikepala ranjang.
"Aku pikir mas Arsen sakit itulah kenapa mas Arsen pulang cepat. " kata Mia jujur.
Arsen langsung menyentil kepala Mia.
"Memangnya kalau aku pulang cepat, aku sakit gitu. "
"Ya, enggak juga sih. Aku cuma menebak. "
Sebenarnya Arsen bahagia ternyata Mia perhatian kepadanya. Namun ingatan tadi membuat perasaannya tak tenang.
"Kamu darimana kok baru pulang. " Arsen mencoba mengorek informasi.
"Tadi habis makan siang, aku minta temanku Aldo untuk mengantarku ke toko buku. Membeli bukuku yang hilang. "
"Ooohh.. " Arsen hanya ber-oh mendengarkan jawabnya Mia.
"Memangnya siapa Aldo? "
"Dia temanku, dan juga sahabatku. "
"Hanya itu? "
Mia mengangguk dan tersenyum.
Tapi jawaban Mia masih belum bisa membuatnya lega. Sebelum dia tau sendiri siapa Aldo.
"Udah dulu ngobrolnya ya, syukur kalau mas Arsen nggak kenapa-napa. Aku mau mandi dulu dan masak untuk makan malam kita. " Mia lalu beranjak dari duduknya lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Arsen langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Harry.
"Cari tau siapa Aldo pria yang bersama Mia tadi. "
kapan2 mampir2 lah di novelku 'Psikiater, Psikopat dan Pengkhianatan' thx kak...