Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 08
BERTEMU DENGAN PRIA BAIK
Cassea yang sudah sampai di rumahnya, dia langsung menuju ke kamar. Sementara Khey merasa marah dan iri karena melihat Cassea masih berkuliah, sedangkan dirinya hanya di rumah menerima hukuman dari Cassea.
Saat asik merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sangat empuk, Cassea teringat sesuatu, “Aku harus mendapatkan uang sendiri untuk membeli laptop baru! Saldo uangku sudah habis dan jika aku meminta ayah... Sss, itu tidak mungkin!” gumam Cassea.
Selama ini uang Cassea selalu dia amalkan ke panti asuhan dan orang-orang yang kurang mampu. Mungkin dia hanya memegang sedikit uang saja. Bahkan di club saja Cassea selalu di belikan oleh teman-teman prianya, terutama Joe. Bahkan kadang dia mendapatkan uang dari hasil lomba minum.
Cassea terbangun dan melihat lukisan-lukisan yang tergeletak di sisi kamarnya.
“Baiklah..!!” ucap Cassea tersenyum karena mendapat ide. Dengan cepat dia mengumpulkan semua lukisannya yang hanya ada tiga saja sedangkan yang lain masih dia sisakan.
Cassea membawa ketiga lukisannya, dia berpikir akan menjual lukisan tersebut di mana saja, ide yang selalu muncul tidak ada habisnya. Khey yang masih duduk di sofa ruang tamu, heran sendiri melihat tingkah Cassea, dia hanya bisa menyeringai saja.
Berjam-jam kemudian, Cassea menelusuri jalanan sambil membawa ketiga papan besar yang terlukis indah, di pinggir jalan dia melihat sebuah toko kecil, dengan tulisan Prancis di atasnya, Boutique pleine de peintures (toko penuh lukisan).
Senyuman terukir di wajahnya, Cassea masuk ke dalam toko itu, dia hanya melihat pria yang sudah terlihat tua sedang membersihkan salah satu pajangan berbentuk ikan di sana.
“Pardon (permisi)!" sapa Cassea tersenyum lebar dengan keramahannya. Paman itu menoleh dan membalas sapaan Cassea dengan senyuman.
“Paman! Perkenalkan namaku Cassea! Aku ingin menjual ketiga lukisanku ini, apa Paman ingin membelinya?” tanya Cassea sumringah.
“Boleh aku melihatnya?” tanya balik paman itu. cassea sangat bersemangat memberikan lukisan nya.
Dengan sangat teliti paman itu melihat lukisan milik Cassea.
“Paman bisa membelinya, tapi tidak dengan harga yang mahal. Karena toko Paman saat ini sepi dan uang paman juga tidak terlalu banyak.” Kata paman itu.
Cassea diam sejenak lalu kembali tersenyum. “Paman ingin membelinya dengan harga berapa?” tanya Cassea.
“Bagaimana kalau Lima Euro?” tanya balik paman yang masih melihat ke arah Cassea.
Tanpa pikir panjang Cassea mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Baiklah! Tidak masalah!!” balas Cassea menerima nya dengan harga yang tidak terlalu tinggi, meski begitu dia masih senang bisa menghasilkan uang sendiri.
Setelah Cassea menerima uangnya, Cassea pamit pergi kepada Paman pemilik toko. Saat Cassea hendak pergi, Cassea tidak sadar kalau dia berpapasan dengan seorang pria. Pria tampan berkulit putih dan bertubuh kekar— ya! Dialah Z!
Pria itu masuk kedalam toko dan menyapa paman pemilik toko dengan sangat ramah dan akrab seperti sudah lama kenal.
Dia melihat lukisan Cassea yang baru saja dipajang oleh Paman tadi. “Apa Paman melukisnya?” tanya pria itu.
“Tentu saja tidak! Tadi seorang wanita menjual lukisannya, sepertinya dia membutuhkan uang, jadi Paman membelinya meski dengan harga murah!!” jelas paman yang biasa di panggil dengan nama Ello.
Pria itu mengerti, dia menghampiri lukisan itu dan melihatnya dengan teliti. “Lukisannya bagus, tapi penuh kesedihan.” Gumamnya.
Sedangkan di jalan Cassea sangat senang sekali karena mendapat uang sendiri, maklum karena dia anak orang kaya yang selalu mendapat uang dari ayahnya, tapi kini Cassea memutuskan untuk berusaha mendapatkan uang sendiri.
[“Lea! Bagaimana kalau besok kita pergi jalan-jalan? Kali ini aku yang traktir!”] ajak Cassea. Bukan berarti dia wanita yang suka foya-foya. Cassea hanya ingin membalas kebaikan Lea yang selalu menteraktir nya, dan kini dia ingin melakukannya juga.
["Baiklah!!"] jawab Lea juga ikut senang mendengar Cassea yang terlihat senang. Meski mereka lewat telfon Lea bisa tahu kalau temannya kini merasa bahagia.
...***...
Hari Minggu yang dingin.
Beberapa hari ini Cassea sama sekali tidak ada pertengkaran dengan ayahnya, dia sangat senang karana tidak ada pertengkaran lagi dengan sang ayah, meski entah kapan pertengkaran itu akan di mulai kembali.
Kini dua wanita tersebut berjalan melihat pertunjukan yang ada di jalanan mulai dari, seorang pantonim, pengamen dengan suara yang merdu, sampai orang yang berpura-pura menjadi patung. Tidak hanya itu, setiap mereka melihat, mereka tidak lupa memberikan koin sebagai imbalan nya.
“Hari ini udaranya sangat dingin sekali.” Kata Lea yang sudah memakai jaket tebal masih bisa merasakan udara dingin-nya.
“Benar, bahkan mantel ini masih bisa di tembus!" balas Cassea. Seketika Cassea melihat seseorang yang dia kenal. Tidak tahu kenapa langkahnya seperti bergerak sendiri, dia berjalan menghampiri orang yang tengah mengemasi semua alat lukisnya.
Kini Cassea sudah di belakang orang tersebut, dia mengulurkan sebuah sapu tangan yang selalu dia bawah kemana-mana dari belakang pundak orang itu.
“Permisi! Bukankah ini sapu tanganmu?" tanya Cassea. Pria itu menoleh dan melihat ke arah Cassea.
Entah kenapa, dia terus memandangi wajah Cassea tanpa henti, sementara Lea yang masih bingung dan tidak tahu kenapa Cassea menghampiri orang yang tidak dikenal nya hanya berkerut alis.
Cassea menyadarkan dengan melihatkan sapu tangan itu lebih dekat ke wajah pria itu. Seketika dia tersadar dan meraihnya.
"Sekali lagi terima kasih, karena sudah menolongku! Kita belum sempat berkenalan!!" ucap Cassea menjulurkan kan tangan nya lebih dulu.
"Aku Cassea! Dan kau..?" tanya Cassea. Pria itu meraih tangan Cassea dengan senyuman tipis yang hampir tidak bisa dilihat orang.
"Zach!!" jawabnya lirih.
Karena baru pertama kali kenal, Cassea sedikit canggung apalagi melihat wajah tampan pria yang ada di depan nya saat ini. Dia memilih pamit pergi dahulu, tapi saat dia hampir membalikkan badan. Cassea melihat salah satu lukisannya ada di pria bernama Zach itu.
"Maaf, kau mendapatkan lukisan itu dari mana?" tanya Cassea.
"Ah, ini dari toko penuh lukisan." Jawab Zach datar. Cassea menahan rasa senangnya karena salah satu lukisannya telah di beli oleh seseorang.
"Bukankah lukisan itu sangat indah?" tanya Cassea memuji lukisannya sendiri.
"Iya, tapi itu terlihat penuh dengan kesedihan dan masih banyak yang kurang." jawab Zach yang masih tidak tahu bahwa pemilik lukisan tersebut tengah ada dihadapannya saat ini.
Mendengar jawaban seperti itu, Cassea penasaran dengan Zach bagaimana dia tahu kalau Cassea melukisnya dengan perasaan yang sedih. Cassea yang memilih berjalan pergi begitu saja, membuat Zach bingung dan Lea mengikutinya dari belakang.
"Siapa dia?" tanya Lea tertawa kecil.
"Lain kali aku akan ceritakan!!" jawab Cassea memeluk Lea dari samping sambil melanjutkan perjalanan mereka.
Lea dan Cassea memilih berpisah di pertengahan jalan, karena Cassea yang ingin pergi ke toko penuh lukisan dan ingin bertanya sesuatu kepada pemilik toko tersebut.
...***...
Boutique pleine de peintures (toko penuh lukisan).
Cassea masuk kedalam, dan melihat paman pemilik toko tengah duduk di kursi meja kasir.
"Bukankah kau yang menjual lukisan kemarin?" tanya paman Ello yang masih mengenali wajah Cassea.
"Iya Paman, aku ingin bertanya, apa lukisanku ada yang membeli?" tanya Cassea sedikit tidak enak jika mengatakan seperti itu.
"Ah.. iya! Zach, dia pria baik yang membeli lukisanmu! Dia juga selalu menitipkan lukisannya disini!" jelas paman Ello sembari menunjuk salah satu lukisan Zach. Cassea menghampiri lukisan tersebut dan melihat betapa indahnya lukisan itu.
"Wow. Ini benar-benar lukisan!" gumam Cassea yang takjub. Saat menelusuri semua lukisan tersebut, Cassea melihat tulisan paling bawah di lukisan milik Zach.
<
"Mungkin dia orang spesial!" gumam Cassea yang kembali menghampiri paman Ello.
"Paman. Kapan pria bernama Zach itu datang kemari lagi?" tanya Cassea, entah apa yang akan dilakukan Cassea nanti.
"Setiap hari sabtu dia datang kesini!" jawab paman Ello tersenyum.
"Baiklah terima kasih Paman, dan jangan bilang bahwa seorang wanita cantik menanyakan soal dirinya!" pinta Cassea.
"Baik!!" balas paman Ello terkekeh. Cassea tersenyum dan kembali pulang ke rumah. Terlihat sekali paman tersebut sangat nyaman dan menyukai akan keramahan Cassea.
Cassea tidak sabar ingin bertemu dengan pria bernama Zach itu, tidak tahu apa yang membuatnya tidak sabar bertemu dengannya, padahal mereka baru saja berkenalan.
ayooo zach balas cinta cassea 😍🥰🫢
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea