Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pembalasan Andini
Retno sedang mempersiapkan acara makan malam bersama suami nya karena malam ini Danu akan pulang dari kota, sebenar nya bukan pulang karena rumah asli Danu adalah di kota. dia adalah istri orang dulu nya dan rela meninggal kan suami yang sedang sakit, hanya untuk bersenang senang dengan Danu yang mendapat proyek di kampung ini.
Suami Retno sampai meninggal di rumah orang tua nya dan Retno sama sekali tidak pernah lagi mau datang, di acara pemakaman juga dia tidak datang akibat sedang bersenang senang dengan Danu yang bisa di bilang mata keranjang. tak lama selang tiga hari kemudian, Retno di nikahi secara siri oleh Danu.
Danu sering bolak balik antara kampung dan desa ini, karena sesungguh nya Retno sudah mencari dukun agar suami nya ini tidak lupa pada dia. bila sampai di buang oleh Danu, maka hidup Retno akan miskin lagi, sudah pasti dia akan jadi buruh menanam padi di sawah.
"Hallo, sudah di mana?" Retno bertanya dengan suara manja.
"Sebentar lagi aku sampai, tunggu ya." jawab Danu.
"Aku tungguin kamu, ini di rumah siap makanan." jawab Retno pula.
"Aku mau nya makan kamu saja." Danu berbisik erotis.
"Itu juga sudah siap!" Retno memang sudah memakai baju haram kesukaan sang suami.
"Oke, sebentar lagi ya." Danu menutup telefon nya.
Retno girang sekali karena pelet dukun nya memang luar biasa mantap, dia tidak perlu takut lagi bila Danu sampai lupa. yang ada malah nanti Danu lupa pada istri pertama nya yang di kota, bila itu sampai terjadi maka sudah pasti Retno akan beruang.
"Kok bau bangkai sih, perasaan tadi sudah ku kasih pewangi ruangan!" heran Retno mencari sumber bau.
Nanti Danu malah akan protes bila sampai ada bau yang tidak sedap, padahal tadi sudah di bersihkan secara menyeluruh dengan rapi juga. tapi kenapa malah tiba tiba ada bau yang sangat mencolok hidung, tentu saja Retno panik karena takut Danu marah.
"Di sini tidak ada, bau nya malah lebih pekat di ruang makan! apa ada tikus mati ya?" heran Retno menghidupkan semua lampu.
"Kenapa tidak kau periksa mulut mu, bukan kah mulut mu sangat busuk!" tegur suara dari pojok rumah.
"Aaaaahhkk!"
Retno jatuh terjengkang karena sangking kaget nya melihat pemandangan yang sangat seram itu, Andini berdiri di sudut rumah dengan keadaan yang sangat seram sekali. tentu saja Retno sangat ketakutan melihat nya, apa lagi darah yang terus berceceran dari tubuh Andini semakin menambah seram, Retno berusaha bangun karena dia mau lari dari rumah ini.
"Bukan kah kau menunggu aku bangkit, kenapa sekarang malah ketakutan melihat ku?" Andini berdiri tepat di hadapan Retno.
"Ja-jangan! tolong jangan ganggu aku, ku mohon pergi lah." Retno sangat takut sekarang.
Greeep.
Tangan Andini yang berkuku panjang warna hitam itu mengangkat cepat tubuh nya Retno dan di lemparkan keatas meja makan yang penuh dengan makanan, Retno menjerit karena tubuh nya terkena pecahan piring.
"Aaaaahkkk, tolooooong!" pekik Retno menggeliat.
"Pria murahan mu itu yang akan menolong? kau sibuk mengatai aku, sampai lupa bahwa kau juga pelacur!" geram arwah Andini.
Crassssh, Craaaashh."
"Aaaaahhh, hentikan!" pekik Retno yang dada nya sudah berdarah akibat cakaran Andini.
"Bukan kah itu yang sangat kau banggakan, tidak akan lagi Danu mau padamu!" Andini mengeluarkan susuk yang ada di dada Retno dengan daging nya juga.
"Toloooooonggg, siapa pun tolong aku!" Retno masih tetap berusaha lari.
"Sekarang kau sibuk minta tolong, tidak ingat kau sibuk sekali mengatai aku!" geram arwah Andini begitu emosi.
"Aku mohon jangan bunuh aku, tak akan lagi aku mengatai mu." Retno menaruh tangan nya di dada untuk memohon.
"Ihihiiiiii......
Andini tertawa keras sambil berputar putar di dalam rumah, membuat darah yang keluar dati tubuh nya kian berceceran saja. Retno merangkak karena dia sangat kesakitan sampai tidak bisa mau kabur, padahal niat hati ingin keluar dari dalam rumah ini.
"Dia pergi?!" Retno lega sekali karena Andini sudah hilang.
Karena Andini sudah tidak ada lagi di rumah nya, Retno mengambil kain dan menekan luka pada dada yang di cakar dengan sepuluh jari kematian. rasa nya sakit dan juga panas, bila tidak segera di bawa berobat maka akan bertambah parah.
...****************...
Ajeng santai di depan rumah sambil menikmati kopi pait dan juga goreng pisang, sama sekali tidak ada firasat apa pun karena dia yakin Andini tidak bakal jadi hantu. maka nya mau nongkrong di depan rumah pun tak ada takut, bahkan rasa nya malam ini dia akan berangkat kekebun belakang untuk menunggu duren yang jatuh dati pohon.
"Loh enggak nunggu duren mu, Jeng?" tegur Rini yang naik motor.
"Rencana nya mau berangkat ini, nunggu Mas Sarto siap siap." jawab Ajeng.
"Bagi besok aku satu, yang agak besar ya." Rini memang besty sekali dengan Ajeng.
"Siap, tapi buat kan aku bubur kacang sama duren ya." pinta Ajeng pula.
Rini pun setuju dan dia pulang mengendarai motor nya ini, tadi habis belanja dari super market untuk kebutuhan rumah. ada dua kantong besar yang di bawa nya, karena dia memang sering belanja langsung untuk seminggu agar tidak perlu bolak balik warung.
"Lampu jalan sini apa memang mati ya?" gumam Rini karena jalanan jadi gelap.
Wussssh.
Angin dingin menerpa punggung nya dan boncengan motor juga sangat berat, firasat Rini sudah mulai tidak enak karena hidung dia mencium aroma bangkai bercampur dengan amis darah yang sangat kental.
"Hahhh!"
Rini menahan nafas setelah melirik dari spion motor, yang duduk di kursi belakang adalah Andini dengan perut dan juga punggung bolong. tangan Rini sudah gemetar tidak karuan saat menarik tali gas, dia tau arwah ini akan memberikan pelajaran untuk dia karena sudah menyebarkan aib nya.
"Ma-maafkan aku, Andini!" sesal Rini dengan jantung berpacu kencang.
"Suara jantung mu sangat indah, bagai mana bila ku ambil saja!" kuku Andini sudah mengelus punggung lurus nya jantung.
"Jangan! ku mohon jangan lakukan itu padaku, aku punya anak kecil di rumah." hiba Rini.
Jleeeebb.
"Eeeeeghhkk!"
Akibat rasa sakit yang dia terima karena tangan Andini menatik tulang belakang nya sampai lepas kepinggang, tangan Rini reflek menarik gas lebih cepat hingga tidak tentu arah dan malah menabrak pohon besar.
Braaaaak.
"Ihihiiiiii....
Belanjaan Rini berserakan kemana mana karena motor sampai patah menjadi dua akibat terlaku keras hantaman pada pohon, Rini mati dengan banyak luka. tapi luka yang membuat dia mati adalah tulang belakang nya yang di tarik oleh Andini, sampai terlepas begitu saja dan tubuh Rini jadi lemas lunglai.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...