NovelToon NovelToon
The Line Of Destiny

The Line Of Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Menunggu selama empat tahun lebih tanpa kepastian, Anya bahkan menolak setiap pinangan yang datang hanya untuk menjaga hati seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuknya. Ia tetap setia menunggu, hingga sebuah peristiwa membuat hidupnya dan seluruh impiannya hancur.

Sang lelaki yang ditunggu pun tak bisa memenuhi janji untuk melamarnya dikarenakan tak mendapat restu dari keluarga. Di tengah hidup yang semakin kacau dan gosip panas yang terus mengalir dari mulut para tetangga, Anya tetap masih berusaha bertahan hingga ia bisa tahu akan seperti apa akhir dari kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sasha Dan Deritanya

"Anya, salah satu anak buah gue ngelihat Arya pergi dengan membawa tas besar. Mereka udah berusaha ngejar, tapi karena keadaan jalanan yang macet, akhirnya mereka kehilangan jejak Arya," adu Windi begitu ia tiba di kediaman Anya.

"Sttt! Jangan ngomong di sini, nanti Sasha denger!" Anya menoleh ke belakang, pintu rumahnya terbuka lebar.

Ibu dan ayahnya sudah pergi dari tadi, tinggal Sasha yang menyendiri dalam kamarnya.

"Keadaan dia gimana?" tanya Windi mengganti topik pembicaraan.

"Ya gitu, Win. Video mereka menjadi viral dan pastinya membuat heboh seluruh masyarakat. Ini benar-benar memalukan, aku tidak tahu lagi harus gimana," ucap Anya sembari menjauh dari teras rumahnya. Ia berjalan menuju sebuah dipan yang ada di dekat pohon jambu yang tumbuh subur di halaman rumah mereka.

Windi mengikutinya dari belakang, dia akan berusaha semampunya untuk membantu Anya. Namun, Sasha bertindak sesuka hati dan ini semua menjadi kacau karena Sasha.

"Andai saja Sasha tidak memulai pertengkaran dengan Arya, mungkin Arya tidak akan lari." Windi menatap Anya, ia meminta pendapat akan kebenaran ucapannya itu.

"Tidak juga, Arya memang sudah memiliki niat untuk kabur dari awal kita membuat perjanjian itu. Apa kamu tidak lihat dengan baik setiap tatapan matanya, Win? Mulutnya mungkin bisa berkata 'iya' tapi tidak dengan matanya. Aku menyadari kalau dia tidak akan mau menikah dengan Sasha, dia bukan laki-laki yang baik, tapi entah kenapa Sasha begitu tergila-gila dengan Arya."

"Cinta itu buta, Anya!" kata Windi, Anya tersenyum mendengarnya.

"Cinta itu buta jika kamu melihat dengan mata, tapi jika jatuh cinta dengan hati, maka kamu bisa melihat setiap kebaikan dan ketulusan yang dia berikan. Jika mencintai karena nafsu, maka kita akan melakukan perkara yang dilarang dalam syariat. Cintailah karena Allah, dengan begitu dua insan tidak akan saling menyakiti, mereka akan saling menjaga dan sama-sama mengingatkan untuk terus berada di jalan yang benar," terang Anya panjang lebar. Matanya memandang jauh ke depan, saat ini ia pasti sedang merindukan seseorang yang takkan mungkin bisa dimilikinya.

Windi tersenyum simpul mendengar kalimat indah yang terucap dari bibir sahabatnya seputar 'CINTA'.

Ia tahu, Anya sedang patah hati juga saat ini. Jadi, Windi tidak akan berkomentar apa pun.

"Sasha mencintai Arya karena ketampanan, tidak lebih dari itu, dan mungkin kata-kata manis cowok itu juga telah menjerat hatinya hingga dia jatuh begitu dalam." Anya menatap Windi yang terdiam dengan kedua telinga fokus menyimak.

"Kamu sedang jatuh cinta?"

"Lebih tepatnya patah hati." Anya tersenyum mengakhiri obrolannya. Ia bangkit berdiri dan mengajak Windi untuk pergi mencari Arya, tapi Windi mengajak Anya untuk langsung pergi ke rumah cowok itu saja, biar mereka bisa bertemu dengan orangtua Arya.

****

"Ini rumahnya kan?" tanya Anya memastikan, dan Windi hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Apa kita harus masuk ke sana, Win?"

"Tentu dong, Nya! Lo ragu kenapa sih?"

"Aku enggak yakin cara kita kali ini berhasil, Win."

"Belum dicoba mana tahu, udah ah! Kita masuk dulu, dan gue yakin mereka setuju dengan ide kita ini."

Windi terus meyakinkan sahabatnya, setelah berbincang cukup lama di depan pagar kayu itu, mereka pun masuk untuk menemui keluarga Arya.

Kebetulan sekali hari ini Novi pulang lebih awal dari sekolahnya, jadi saat mereka datang gadis itu pun ada di rumahnya dan sedang membantu ibunya memasak di dapur.

"Assalamualaikum!" ucap mereka bersamaan.

Di dalam rumah, Novi yang tengah memasukkan air ke dalam ceret dapat dengan jelas mendengar ucapan salam mereka.

Novi gelisah, macam-macam dugaan melintas di pikirannya.

"Assalamualaikum!"

"Ibu, ada orang di luar," kata Novi dengan suara pelan.

"Ibu juga dengar." Bu Eni berhenti dari kegiatan memasaknya. Mematikan kompor dan pergi menuju pintu utama, Novi semakin gelisah kala sang ibu tanpa bicara apa-apa langsung ingin menemui tamu di luar sana.

"Gimana kalau yang datang adalah pacarnya kak Arya?"

Gadis itu hanya bisa menduga-duga dengan hati gelisah.

Sedangkan di luar, ibunya telah bertemu dengan Windi dan Anya. Mereka berdua dipersilakan untuk masuk, wajah bu Eni terlihat ramah menyambut kedatangan Anya dan Windi, meskipun beliau tidak tahu siapa dua orang yang bertamu ke rumahnya di siang hari itu.

Namun dalam pikiran beliau, dua orang tersebut ada hubungannya dengan pacar putranya sendiri.

"Ibu, maaf kalau kedatangan kami dan tujuan kami ke sini nanti akan membuat Ibu kaget, kam_"

"Jangan bilang kalau kalian ingin menangkap kak Arya," kata Novi yang baru datang dan tiba-tiba menyela omongan Anya.

"Iya, kami memang ingin menangkap anak itu! Tapi sayangnya dia lari dan kami tidak bisa menemukannya saat ini," jawab Windi.

Bu Eni tidak terlihat terkejut sama sekali, beliau sudah bersiap-siap denga segala kemungkinan yang akan terjadi nanti, dan semua itu tidak boleh membuat mentalnya hancur. Karena bu Eni harus tetap berusaha kuat untuk anak satu-satunya, yaitu Novi.

"Dia sudah tidak ada, apa yang kalian inginkan?" tanya bu Eni dengan ekspresi datar.

"Sebelumnya kami membuat perjanjian dengan Arya, dan dia menyetujuinya," ungkap Anya sambil meletakkan sebuah amplop berwarna coklat yang isinya surat perjanjian mereka.

Novi dan ibunya tidak tahan untuk tidak mengumpat kala melihat perjanjian yang sudah disepakati oleh Arya.

"Kita sebagai jaminannya, kalau dia kabur kita yang akan jadi korban?" Novi memandang dua orang di depannya secara bergantian. Dia masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya saat ini, teganya sang kakak menjadikan ia dan ibunya sebagai jaminan akan kesalahan yang ia buat.

"Dan dia setuju kan, tapi dia mengingkari semua itu. Arya lebih memilih pergi dan meninggalkan kalian, artinya kalian tidak berharga sama sekali bagi dia," ucap Windi ketus.

Wajah Novi dan ibunya berubah seketika, pandangan bu Eni kosong, beliau memegang dadanya yang terasa nyeri, ada rasa menyesal telah memberikan perhatian berlebihan kepada anak laki-lakinya.

Melihat perubahan wajah dua orang di depannya setelah mendengar omongan Windi, Anya pun langsung menyenggol lengan Windi.

Gadis itu kasihan melihat ibunya Arya, pasti beliau sangat kecewa dengan anaknya.

"Win, omongan kamu berlebihan banget tahu!" bisik Anya.

"Loh, gue kan ngomong jujur apa adanya," jawab Windi tetap santai.

"Jadi mau kalian apa?" tanya bu Eni kembali bicara setelah cukup lama termenung.

"Kami hanya ingin Arya kembali dan menikahi Sasha, dia tidak bisa pergi gitu aja setelah menghamili anak orang. Seharusnya dia tidak melepaskan tanggung jawab itu, jadi kami ingin Ibu dan_?"

Karena tidak tahu nama Novi, jadi Windi menjeda ucapannya.

"Panggil aja aku Novi, Kak!" kata Novi memberi tahu.

"Ibu dan Novi harus bersedia melakukan apa yang akan kami rencanakan nanti. Ini semua supaya Arya kembali," pungkas Windi.

"Dan kalau memang dia tidak juga kembali setelah melihat apa yang terjadi, itu artinya dia tidak peduli dengan Ibu dan Novi," tambah Anya, tapi cara bicara dan pandangannya tidak setajam Windi. Tatapan Anya malah tampak lemah tak bersemangat.

Hatinya tetap saja tidak yakin kalau rencana mereka kali ini berhasil.

"Anya, lo kenapa enggak semangat gitu!" Windi menyenggol Anya dengan sikutnya.

"Wind, kayaknya ini percuma deh!"

"Please, Anya! Sahabat gue yang paling cantik, jangan ngomong enggak yakin lagi! Karena setiap kali lo bilang enggak yakin berhasil, semuanya benar-benar kagak berhasil. Lo tahu kan kalau perkataan itu adalah doa?"

Terserah apa kata Windi, yang pasti Anya memiliki keyakinan sendiri kalau Arya tetap tidak akan kembali.

1
TrixJeki
wehh keren Anya gadis tegas dan berani, aye suka aye suka. semangat Author Rican💪💐
🥑⃟Riana~: Hehe, terima kasih kk.. udh mampir/Kiss//Sneer/
total 1 replies
P 417 0
mbak syifa dong/Sleep/
P 417 0: mkanya jgn buru2/Proud/
🥑⃟Riana~: salah ya/Shame//Facepalm//Facepalm//Joyful/ makasih otw revisi 🚴🚴🚴
total 2 replies
P 417 0
hanna🤔🤔anya kali
🥑⃟Riana~: repot/Shame/
P 417 0: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kn jd ada kerjaan kmu/Silent/
total 3 replies
P 417 0
windi ini mnurt aku sahabat terbaik buat anya/Hey/
P 417 0
keinginan orang tua itu emng mlihat anakny bhgia dan itu udah pasti.namun terkadang mreka tidak pduli dengan perasaan anknya dan lbih kpda memaksakn kehendak .emng sih nggk semua orang tua bgitu /Sleep/
P 417 0
emng demit bisa jatuh juga kah🤔
🥑⃟Riana~: bisa, kalau punya kaki/Sweat/
total 1 replies
P 417 0
membiarkan/Silent/
P 417 0
insyaallah bukan in sha allah/Hey/
P 417 0
hmmm.dri sini keknya bncana mulai terjadi😌
P 417 0
ini ayah kndung bukn sih🤔
P 417 0: lah /Proud/aku jga mna tau
🥑⃟Riana~: masa ayah tiri/Shame/
total 2 replies
P 417 0
"nggk mau punya mntu"...lbh enk deh kyaknya/Silent/
P 417 0
terkadang temen emng lbih mengerti apa yg kita rasa dripada kluarga sendri/Sleep/
🥑⃟Riana~: Betul, tumben bener/Shame/
total 1 replies
P 417 0
di bab ini nggk ada koreksi.ada pesan di dlmnya😊mnrt aku sih ini bgus krna di zmn sekarng ank2 muda lbh mngikuti egonya .nggk pnh berpikir apa yg terjdi kmudian.dan bila sdah trjdi yg ada cmn pnyesalan. dri itu peran orang tua izu sangat pnting
P 417 0
dlm artian mnusia hnya bisa berencana/Smile/
P 417 0
ini pastinya bner/Hey/
P 417 0
yg ini mngkin bisa di cek lgi/Silent/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!