MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA DUA
Kemarin, Khadijah akan menjemput Nayya yang baru pulang dari Jawa Tengah karena kebetulan liburan kuliah Nayya bertepatan dengan minggu-minggu pernikahannya.
Sayangnya, belum sampai di tempat tujuan, Khadijah mengalami kecelakaan. Naas sekali, Khadijah benar-benar naas setelah malam itu.
Rasa nyeri yang hebat menyeruak di bagian kaki yang patah. Beberapa area tampak bengkak memar dan mengalami deformitas.
Kaki kanan yang patah sudah diimobilisasi dengan gips. Dokter mengambil tindakan operasi pemasangan pen demi menyatukan patahan tulangnya.
Guncangan otak sempat mengakibatkan gangguan kesadaran sementara. Setelah diperiksa menyeluruh, Khadijah mendapati puluhan luka di sekujur bagian tubuhnya.
Selain di kaki kanan, pun wajah cantik di bagian kanannya mengalami goresan luka seretan aspal yang cukup serius. Dokter bilang proses regenerasi kulitnya tergantung bagaimana perawatannya nanti.
Namun, bukan perkara itu yang membuat Khadijah terpukul. Bukan!! Khadijah tidak masalah jika Allah memberikan cobaan, tapi untuk yang kali ini, entahlah, dia hancur.
Baru siuman dari koma singkat, Khadijah harus menyaksikan calon suami dan adik kandungnya bergandengan tangan. Dirinya sempat berpikir, kenapa tidak sekalian mati?
Kenapa dia harus hidup dengan kondisi kaki yang sudah tidak berfungsi? Kenapa dia harus menjadi bagian dari saksi pernikahan adik dan kekasihnya?
Tangis Khadijah pecah, Bapak Hariman dan Mamah Dewi bisa apa selain hanya sanggup ikut-ikutan menangisi putri cantik sulungnya.
Di Kalimantan Barat, tepatnya di desa yang dinaungi Khadijah, ada tradisi pemberian uang asap sebelum pernikahan. Yaitu, uang bantuan dari pihak calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai wanita.
Uang asap yang diberikan memang tidak sedikit bagi keluarga miskin seperti keluarga Khadijah yang untuk makan sehari-harinya hanya bisa menghabiskan puluhan ribu saja di provinsi yang mayoritas pengeluarannya lebih besar dari daerah Jawa.
Pernikahan sudah satu minggu lagi. Jelas uang-uang itu sudah dipergunakan untuk memesan belanjaan jamuan para tamu, juga membeli perabotan kamar pengantin dari lemari, ranjang, sprei, dan lain-lain.
Kalau disuruh mengembalikannya, tentu saja Khadijah tak punya. Empat puluh juta bukan uang yang bisa didapatkan secara mudah oleh keluarga sederhana seperti Bapaknya.
Jalan satu-satunya yang bisa dilakukan hanya menikahkan Andre dan Nayya. Di sini lah akhirnya Khadijah dituntut untuk ikhlas melepas kekasih menjadi ipar.
Meski sudah cukup berat bahkan hampir depresi dibuat oleh keadaan, tapi, hari-hari sedihnya telah dilalui bersama luka pasca operasi di kaki kanan Khadijah.
Khadijah kembali ke kediaman sederhananya, usai menjalani serangkaian perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Rumah yang kemarin sempat ramai oleh pesta pernikahan Nayya dan Andre, sudah kembali sepi, kini. Ah, tinggallah Khadijah duduk di kursi roda seorang diri.
Dewi sang ibunda tengah mengambil cucian yang akan dicuci dengan tangan. Dewi memang hanya buruh cuci di rumah-rumah komplek desa sebelah.
Dari pada hidup menganggur, hasilnya lumayan juga untuk belanja kebutuhan sehari-hari sambil menunggu uang bayaran kerja sawit Bapak Hariman yang tidak pasti akhir-akhir ini.
Sebelumnya, Khadijah yang membantu Dewi mencuci pakaian pelanggan. Tapi, sejak kaki Khadijah menjalani perawatan, hampir tak ada yang bisa Khadijah lakukan di rumah.
"Ih, Abang jangan iseng ih."
Khadijah menoleh ke arah pintu, di mana Nayya dan Andre baru saja tiba. Ada kresek putih yang ditenteng adiknya, tampak juga buah-buahan segar dibawa di tangan satunya.
Senyum Andre dan Nayya mendadak redup seketika Khadijah tampak. Khadijah diam saja, sampai Nayya berjalan masuk ke dalam kamar pengantin yang seharusnya ditempati oleh Khadijah.
Andre meletakkan sebungkus makanan di kresek merah. "Mie ayam untuk mu, Dijah."
Khadijah hanya diam hingga Andre menyusul Nayya masuk kamar. Sungguh, pemandangan ini cukup meremukan kepingan hati Khadijah.
Baginya, tak ada yang lebih menyakitkan dari pada tawa cekikikan Andre dan Nayya yang terdengar gamblang dari dalam sana. Dari sini saja sudah jelas bahwa Andre begitu bahagia di pelukan hangat seorang Nayya.
"Ahh, pelan-pelan, Abang!!" Teriakan tiba-tiba setelah sebelumnya hening. "Ssst!!"
Ada derit yang terdengar dari dalam, bahkan rumah kayunya mengalami getaran. Dan Khadijah semakin dibuat nista oleh keadaan.
Khadijah ingin keluar dari sana, tak mau ia mendengar lebih jauh lagi suara-suara itu, sayangnya kursi roda yang dipakainya tidak bisa bergerak begitu saja di rumah dengan jenis papan panggung seperti rumahnya.
"Ehm, assalamualaikum."
Ketukan pintu mengalihkan atensi, di sana pemuda asing yang lagi-lagi datang untuk membetulkan kembali motornya datang.
"Waalikumsalam."
Kurang lebih, Khadijah menyalahkan pemuda berjaket bomber tersebut. Warga kota metropolitan yang bahkan tak bisa mengendarai motor dengan baik di jalanan Kalimantan.
Sampai hari ini, Khadijah masih tak mau bicara padanya, nama pemuda itu, Athalla katanya, Bapak bilang Athalla datang dari Jakarta untuk mengikuti KKN di desa sebelah.
Setelah semua pertanggung jawaban yang dilakukan mahasiswa semester enam itu, keluarga Khadijah sepakat untuk mengambil jalan kekeluargaan dan berdamai.
"Awh, Abang!!"
Athalla sempat terpaku mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar. Bagaimana tidak, rumah ini rumah dengan desain kayu panggung, yang jika dia berjalan saja akan ada efek getaran.
Apa lagi, di dalam sana sepasang pengantin baru tengah adu nikmat. Athalla semakin iba pada perempuan yang sebelah kanan wajahnya masih dibalut beberapa perban.
Athalla yakin Khadijah tidak hanya cemburu, tapi juga hancur. Makanya, tanpa izin lebih dulu, pemuda itu berinisiatif masuk bahkan langsung mengangkat Khadijah tiba-tiba.
Khadijah terbelalak, ini kali pertama dirinya digendong seorang pria, dan sialnya pria itu bukanlah suaminya. "Jangan kurang ajar kamu!!"
panas hati ini
pusing pusing pusing pusing kepala ini
anak siapa itu jgn jd kan athala yg harus bertangung jawab
so kaya emas di pake semua udah kaya toko berjalan.mulut ngoceh mulu udah kaya petasan renteng. giliran pak hariman bu dewi dapat rumah sama tanah plus mobil motor ehh kepanasan dia ampe ngebul berasap 😅😅😅.
silahkan aja kalau si andre mampu nyaingin athalla huuuuhh g ada seujung kukupu ya hartamu .
dasar mantan calon mertua durjana.
gak ada nabeelnya😆😆😆😆
klo Shakira kayanya ke campuan moureen+flory+king+Rayyan
Sahrul gak kebagian 🤣🤣🤣
cosplay kesurupan za buuuu🤣🤣🤣🤣🤣🤦🏻♀️