Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Kami
Saat melewati lobby, langkah Aluna harus terhenti karena resepsionis dan beberapa karyawan yang ia temui di lift tadi menghadangnya.
Mereka menunduk di hadapan Aluna dan tentunya membuat Aluna bingung, "Ini ada apa ya?" tanya Aluna.
"Maafkan kami Bu, kami bersalah, tolong jangan pecat kami," ucap salah satu karyawan.
"Maksudnya apa? siapa yang mau pecat kalian?" tanya Aluna.
"Kami sudah tau jika Ibu adalah istri Pak Alvin. kami meminta maaf karena sudah berkata kasar tadi saat di lift. kami benar-benar menyesal," ucap lainnya.
"Benar, Bu. Kami mengaku bersalah, maafkan kami. Kami tidak tau harus kemana lagi kalau kami di pecat," ucapnya.
"Saya tidak mempermasalahkan ucapan kalian tadi, jadi kalian tidak perlu khawatir tentang itu. Kalian tidak akan di pecat kok," ucap Aluna.
Baru saja resepsionis ingin bersuara tiba-tiba saja Alvin datang, "Ada apa ini?" tanya Alvin.
"Mas, gak ada apa-apa kok," ucap Aluna.
"Terus kenapa mereka minta maaf? emang apa yang kalian bilang ke istri saya?" tanya Alvin.
"Mas, mereka cuma nyapa aku aja dan mereka hak tau kalau aku ini istrinya Mas, udah itu aja. Gak ada masalah apa-apa, percaya sama aku," ucap Aluna.
"Beneran?" yanya Alvin.
"Iya, Mas. Lagian Mas kok bisa disini?" tanya Aluna.
"Ini jaket kamu ketinggalan," ucap Alvin dan memberikan jaket Aluna.
"Makasih ya, Mas. Mas balik ke ruangan sana, Aluna gapapa kok," ucap Aluna.
"Mumpung Mas di sini, Mas antar kamu aja sampai mobil," ucap Alvin dan diangguki Aluna.
"Saya pulang dulu," pamit Aluna pada karyawan tersebut.
"Bu Aluna baik banget, kita yang jahat banget ya," bisik karyawan tersebut.
"Iya, aku sampai malu kalau kayak gini. Pak Alvin beruntung banget punya istri yang cantik dan baik kayak Bu Luna," ucap karyawan lainnya.
Aluna dan Darrel sudah dalam perjalanan pulang, tiba-tiba Darrel ingin kacang rebus yang dijual di pinggir jalan.
"Mama, Darrel mau kacang itu," cap Darrel dengan menunjuk penjual kacang.
"Pak, berhenti ya saya mau beli kacang dulu," ucap Aluna.
"Biar saya yang beli saja, Non. Nona tunggu di dalam mobil saja," ucap Pak Anton.
"Gapapa Pak?" tanya Aluna.
"Gapapa, Non," ucap Pak Anton dan diangguki Aluna.
Barulah Pak Anton keluar dari mobil dan Aluna menunggu Pak Anton dan netranya melihat seorang wanita yang tak asing baginya, "Siapa ya? kok kayak kenal dari belakangnya?," gumam Aluna.
Hingga beberapa saat akhirnya Pak Anton kembali dengan membawa kacang yang diinginkan Darrel.
"Makasih Pak," ucap Aluna.
"Iya, Non," jawab Pak Anton.
"Gimana enak?" yanya Aluna.
"Enak, Ma," ucap Darrel.
Mobil yang mereka tumpangi pun kembali melaju, tapi kali ini lampu merah sehingga mobil pun berhenti dan bertepatan dengan lampu merah itu, seseorang mengetuk pintu mobilnya dan dapat Aluna lihat orang tersebut adalah pengamen, karena merasa kasihan apalagi pengamen tersebut adalah perempuan, Aluna pun berniat untuk membuka kaca mobilnya.
Baru saja Aluna akan membuka kaca mobilnya tiba-tiba rambut sang pengamen di tarik oleh seorang wanita dari belakang dan terjadilah pertengkaran antara keduanya.
Aluna yang hendak membuka jendela mobil pun di larang oleh Pak Anton karena takut Aluna kenapa-napa, Aluna pun menurut saja dengan apa yang di katakan Pak Anton.
Namun, Aluna terus melihat dua wanita tersebut hingga ia melihat wanita yang menarik rambut pengamen tersebut, "Tante Rani," gumam Aluna.
"Mama kenal sama mereka?" tanya Darrel.
"Ah, enggak sayang," ucap Aluna.
"Kenapa Tante Rani ada disini? bukannya Tante Rani udah pindah ke luar kota? apa yang harus aku lakukan? apa Tante Rani bakal cari aku dan buat masalah lagi? gimana kalau semuanya bakal kacau kayak dulu ladi gimana kalau dengan datangnya Tante Rani, Mas Alvin bakal menjauh," gumam Aluna.
Sesampainya di rumah, Aluna bersahabat melupakan semua yang ada di pikirannya tentang Tante Rani, ia tidak boleh membiarkan hidupnya hancur lagi, ia berhak bahagia untuk sekarang dan seterusnya.
"Gimana Alvin suka makanannya?" tanya Mama Jihan.
"Kak Alvin ya pasti suka lah Ma, kalau gak suka Kak Alvin takut gak di temenin pas tidur," ucap Fiola.
"Apa sih kamu ini, Di. Mas Alvin ya suka bukan karena aku yang buat ya, tapi ya karena emang enak kan yang ngajarin Mama," ucap Aluna.
"Cieeee, sekarang udah berani bela suaminya nih," ucap Fiola.
"Ya iyalah kan suami aku, makanya kamu cepet nikah. Masih suka sama yang dulu," goda Aluna.
"Loh, Fio suka sama cowok?" tanya Mama Jihan.
"Wh, keceplosan," ucap Aluna dengan tersenyum.
"Dasar kamu ya, Lun. Kan itu rahasia kita," ucap Fiola.
"Beneran kamu suka sama cowok?" yanya Mama Jihan.
"Pertanyaan Mama salah," ucap Fiola.
"Kok salah?" tanya Mama Jihan.
"Harusnya bukan Fiola suka cowok, harusnya siapa cowok yang Fiola suka? ," ucap Fiola.
"Sama aja," ucap Mama Jihan.
"Ya jelas beda dong, Ma. Masa Mama tanya Fiola suka sama cowok, ya jelas Fiola suka sama cowok masa suka sama cewek sih Mama ini," ucap Fiola.
"Maksud Mama gak gitu ya, Mama itu kaget pas tau kamu suka sama cowok karena Mama pikir kamu gak suka sama siapa-siapa. Jadi, cowoknya mana?" tanya Mama Jihan.
"Ya gak tau Ma, di rumahnya mungkin sekarang, lagian Fiola cuma kagum aja sama dia gak lebih," ucap Fiola.
"Lebih juga gapapa, justru Mama bahagia. Mau Mama bantu buat dapatin cowok yang kamu kagumi itu?" tanya Mama Jihan.
"Gak usah, Ma. Terimakasih atas bantuannya, kalau gitu Fio ke kamar dulu dadah," ucap Fiola sebelum sang Mama memberikan ide-ide yang luar biasa.
"Kamu tau siapa cowoknya?" tanya Mama Jihan.
"Hem, Mama tanya langsung ke Fio aja ya, Luna gak enak bilangnya," ucap Aluna.
"Iya deh, kamu bantu Fio biar deket sama cowok itu dong," ucap Mama Jihan.
"Luna gak kenal cowoknya juga, cuma tau aja dan gak pernah ngobrol," ucap Aluna.
"Oalah, yaudah deh," ucap Mama Jihan.
Aluna dan Darrel saat ini berada di kamar, dimana Aluna baru sja selesai membereskan mainan Darrel dan Darrel sendiri baru selesai mandi.
"Pintarnya anak Mama ini udah bisa mandi sendiri," ucap Aluna.
"Kata Tante Fio harus bsia mandi sendiri baru namanya laki-laki dan bisa jaga Mama," ucap Darrel.
"Darrel mau jaga Mama?" tanya Aluna.
"Iya, Darrel mau jaga Mama dari orang-orang jahat, kata Tante Fio banyak orang jahat yang mau jahatin Mama makanya Darrel harus kuat," ucap Darrel.
Aluna terharu mendengar apa yang Darrel ucapkan lalu ia pun memeluk Darrel, "Terharu Mama dengarnya sayang, untung Mama punya kamu jadi Mama bakal aman dari orang-orang jahat," ucap Darrel.
"Iya, Mama gak usah khawatir ya. Kan ada Darrel," ucap Darrel dan diangguki Aluna.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸