Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 - Tentang Aleta Lagi
'Apa kau bisa melakukan fotografer rahasia. Aku membutuhkanmu untuk memotret seorang model tanpa busana.'
Begitulah bunyi pesan yang membuat Wildan kaget. Lagi-lagi dirinya mendapat tawaran seperti itu. Akan tetapi kali ini pelanggannya adalah seorang model.
"Kenapa dengan semua orang? Kenapa mereka pada suka di foto telanjang?" gumam Wildan yang merasa tak habis pikir. Ia tersenyum miring. Entah kenapa dirinya merasa percaya diri dengan pekerjaan itu. Sepertinya pengalaman lah yang telah membuatnya merasa hebat. Apalagi Wildan juga telah bisa menahan dirinya dengan baik.
"Aku harus mengumpulkan banyak uang. Kalau usaha jasa fotoku sukses, kan yang enak bukan saja keluarga tapi juga aku sendiri," ucap Wildan. Dia segera beranjak pergi ke rumah sakit.
Jujur saja, Wildan tak bisa berhenti memikirkan apa yang telah dilakukan Aleta terhadapnya. Bagaimana cewek itu memperlakukan aset pribadinya dengan mulut, selalu terbayang. Walaupun begitu, bukan berarti Wildan tertarik pada Aleta. Ia hanya merasa sedikit ketagihan dengan rasanya.
Wildan terlelap di sofa saat waktu menunjukkan jam 2 dinihari. Ia terbangun saat Tini mengguncang tubuhnya.
"Bang Wildan! Bangun!" seru Tini.
Wildan segera membuka mata. "Kenapa?" tanyanya.
"Aku sama Tini mau balik," kata Arman.
"Ya sudah. Hati-hati. Dan ini uang buat beli sarapan dan jajan kalian." Wildan mengambil dompet dari saku celana. Dari sana dia mengambil uang sebesar 150 ribu rupiah.
Tini terkejut. Karena tidak biasanya Wildan memberi uang sebesar itu. Mulutnya sampai sedikit menganga. "Bang Wildan yakin ngasih segini?" tanyanya.
"Udah, Tin! Harusnya kau senang. Kita hari ini bisa jajan sepuasnya di sekolah," imbuh Arman yang langsung mengambil uang dari tangan Wildan.
"Kau itu, Man! Kalau masalah uang matanya pasti langsung hijau!" timpal Wildan.
"Makasih ya, Bang!" Tini segera mencium tangan Wildan. Hal serupa lantas dilakukan Arman. Keduanya lantas pulang karena harus sekolah.
...***...
Karena usaha jasa fotografernya sukses besar, satu per satu Wildan mulai meninggalkan beberapa pekerjaan paruh waktunya. Dia membuat alasan kalau dirinya harus menjaga ibu yang sedang sakit. Padahal kenyataannya Wildan mencoba ingin fokus menjadi fotografer.
Hari itu Wildan berada di rumah sakit hampir seharian. Jadwal kuliahnya di hari tersebut kebetulan di batalkan oleh dosen yang bersangkutan.
Wildan baru saja mendapat beberapa balasan pesan dari orang-orang yang ingin memakai jasanya. Salah satunya adalah pelanggan yang bekerja sebagai model.
Bersamaan dengan itu, seseorang datang. Dia tidak lain adalah Pak Yono. Lelaki tua tersebut tidak sendiri, ada Indah yang menemaninya.
"Pak Yono?" ujar Wildan.
Pak Yono tidak mengatakan apapun. Dia justru bergegas memeluk Wildan. Dirinya bahkan terisak.
"Makasih ya, Nak... Terima kasih..." ungkap Pak Yono.
Dari sana Wildan tahu kalau Pak Yono pasti mengucapkan terima kasih karena hutang yang sudah dibayarkan. Wildan lantas membalas pelukan Pak Yono.
"Sudah, Pak... Kebetulan saya ada rezeki berlebih. Makanya saya bantu," tutur Wildan.
"Nanti Bapak pasti akan bayar. Karena kamu, Indah selamat dari Rojali dan antek-anteknya," ujar Pak Yono.
"Syukurlah kalau mereka sudah berhenti gangguin Pak Yono dan Indah," tanggap Wildan.
Perlahan Pak Yono dan Indah menatap Nia yang terbaring di hospital bed. Kedatangan mereka sekarang tidak hanya karena ingin berterima kasih, tetapi juga sekalian menjenguk ibunya Wildan. Mengingat lelaki itu sudah memberikan kabar pada tempat dirinya bekerja kalau sang ibu sedang sakit.
Di sana Pak Yono, Indah, dan Wildan saling mengobrol. Wildan tak lupa memperkenalkan ibunya dengan Pak Yono dan Indah.
Waktu kala itu menunjukkan jam setengah tiga. Dari balik pintu, Arman muncul. Namun kali ini dia tidak hanya datang bersama Tini. Ada seorang cewek berseragam SMA yang juga ikut bersamanya.
Mata Wildan terbelalak saat melihat cewek yang datang bersama Arman. Dia tidak lain adalah Aleta. Wildan lebih terkejut saat mendengar ucapan Arman.
"Bu, kenalkan ini Aleta. Dia pacarku. Katanya mau jenguk Ibu ke sini," kata Arman.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣