NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

empat

Beberapa hari setelah permintaan maaf Alvaro,Kalista tidak lagi menjauhi Alvaro.Gadis itu bersikap seperti biasanya, meskipun nyatanya ia masih belum bisa menghilangkan debaran jantungnya setiap kali berdekatan dengan laki-laki itu.

"Lo potong rambut Kal?",tanya Tasya melihat penampilan baru Kalista di pagi hari.

Kalista mengangguk."Iya gerah gue kalau rambutnya panjang,"jawab Kalista sembari mendudukkan dirinya di bangku.

Tasya menggeleng,padahal rambut gadis itu sebelumnya juga sudah termasuk pendek."Padahal rambut Lo sebelumnya udah pendek Kal,Lo kalau potong rambut kaya gini,penampilan Lo malah semakin kayak cowo,"ujar Tasya,merasa sayang dengan penampilan Kalista yang sekarang.

"Bodo amatlah,gue lebih enak rambut pendek gini, meskipun ya benar yang Lo bilang,gue kayak cowok jadinya."

Kalista memang sengaja memotong rambut sebahunya menjadi potongan rambut Layered Korean Short Bob Hairstyles,memang si tidak sependek potongan rambut laki-laki.Tapi melihat bagaimana penampilan Kalista,membuat kesan tomboy pada perempuan itu semakin terlihat.

Alvaro yang baru saja datang,langsung menghampiri meja Kalista dan Tasya.

"Lo potong rambut,Kal?",tanya Alvaro.

"Menurut Lo?",ujar Kalista yang malas memberikan penjelasan berulang kali.

Alvaro menatap Kalista dengan sorotan penasaran seiring wanita itu bergaya dengan potongan rambut barunya. "Kal, jujur ya, emang sih potongan rambut ini memang umum dipakai cewek-cewek, tapi kalau lo yang pakai, kesannya jadi kayak cowok gitu," ujar Alvaro dengan lantang.

Kalista mendelik, merasa jengkel karena komentar Alvaro. Bagaimana tidak, ia tak pernah mengomentari penampilan kedua temannya itu, namun kini mereka begitu kepo dengan rambut barunya.

"Biarin deh, suka-suka gue lah!" tangkis Kalista.

Alvaro menggeleng kepalanya pelan, seraya menambahkan, "Padahal lo lebih cantik dengan potongan rambut sebelumnya, Kal. Masih ada kesan feminimnya."

Mendengar pujian itu, Kalista tak bisa menahan rasa gugup yang membanjiri dirinya. Wajahnya memerah, jantungnya berdebar lebih kencang. Sialan Alvaro!

"Bodo amat! Udah sana simpen tas lo," sahut Kayla sambil memalingkan wajah dari Alvaro, berharap jantungnya segera kembali normal. Melihat perubahan ekspresi Kalista, Tasya yang penasaran langsung menanyakan keadaannya.

"Lo kenapa, Kal?"

"Gak apa-apa kok," jawab Kalista dengan suara gemetar, berusaha menutupi rasa jengkel dan gugup yang menyelimuti hatinya akibat komentar Alvaro.

 

Waktu istirahat, seperti biasanya, Kalista, Alvaro, dan Tasya bersama-sama menuju kantin yang selalu ramai. Kalista, yang sebelumnya jarang makan di kantin, kini lebih sering menghabiskan waktu di sana bersama kedua sahabatnya.

Sesampainya di kantin, mereka lalu mencari makanan favorit mereka masing-masing. Kalista sendiri memilih untuk membeli batagor kesukaannya. Sambil menunggu pesanannya, Kalista memperhatikan sekelilingnya. Tiba-tiba, ia melihat ada kerumunan orang yang sedang berdesak-desakan di dekat penjual minuman.

Keningnya berkerut, "Ada apa, ya?" gumamnya, rasa penasarannya mulai terpikat.

Memang, selama Kalista datang ke kantin, belum pernah ada kejadian serupa. Dia merasa ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.

Berhati-hati, ia berbicara pada penjual batagor langganannya, "Abang, pesanan saya tolong simpan dulu ya. Saya mau ke sana sebentar."

"Siap, Neng," jawab penjual batagor itu. Kalista lantas berjalan menghampiri kerumunan orang tersebut. Dia sampai harus berjinjit untuk bisa melihat apa yang tengah menyita perhatian orang-orang di sekitarnya.

Ayo lawan dong,masa segitu doang bisanya.

Lagian suruh siapa nyari masalah sama anak nakal kaya dia.

Bukan cowoknya yang cari masalah,tapi ceweknya gak sengaja numpahin minuman ke Bara.

Sayup-sayup,ia mendengar orang-orang berbicara mengenai apa yang terjadi di depan sana.

"Oh,jadi ada yang berantem?"

Kalista berniat akan kembali,namun baru juga akan melangkah,ia mendengar suara teriakan dari beberapa orang yang berkerumun itu.

Matanya terbelalak, menyaksikan sosok yang ia kenal tergeletak di tanah akibat pukulan laki-laki di depannya. Dia adalah Alvaro; tak jauh darinya, Tasya tengah menangis tersedu-sedu. Tanpa berpikir panjang, Kalista segera melangkah dengan mantap menghampiri Alvaro yang tampaknya akan kembali dihajar oleh laki-laki yang bahkan ia tak tahu siapa itu.

"Stop! Lo gak liat dia udah babak belur gini?Lo mau buat dia mati?" teriak Kalista pada laki-laki itu. Tiba-tiba, seketika semua orang yang ada di sana menghentikan langkah mereka, tatapan menohok pun diarahkan padanya.

Berani banget tu cewek.

Caper doang kali.

Dihajar Bara tau rasa dia.

Kalista mendengar suara-suara itu,ia jadi mengerti sekarang kenapa orang-orang menatapnya.Laki-laki di depannya ini, ditakuti oleh sebagian besar murid di sini.

Pandangannya beralih menatap laki-laki di hadapannya.Seketika tatapan mereka bertemu, laki-laki itu menatapnya dengan tatapan remeh,sedangkan dirinya hanya menatap datar laki-laki itu.

"Udah,Kal.Gue gak apa-apa,ayok kita pergi,"ujar Alvaro yang sudah bangkit dan kini menahan pundaknya.

Kalista menoleh."Kenapa si emangnya? Lo kenapa bisa dihajar sama orang ini?",tanyanya.

"Nanti gue ceritain,udah kita pergi aja,"ucap Alvaro.

Kalista mengangguk, tak ingin menciptakan masalah lebih lanjut. Ia mendekati Tasya yang masih terisak-isak, berusaha memberi dukungan sebelum beranjak pergi. Namun, takdir belum berpihak padanya; langkahnya terhenti begitu melihat laki-laki itu menarik kerah Alvaro dengan ganas, membuatnya tersungkur ke belakang.

Emosi meluap-luap di dada Kalista. Ia bergegas menghadapi laki-laki yang masih mencengkram kerah Alvaro, nyaris tak peduli pada konsekuensi yang mungkin menantinya. "Heh, lo tuli atau apa, sih?!" sergah Kalista, mencoba menahan amarahnya. "Lihat!, dia udah babak belur! Lo mau buat dia mati?!"

Tatapan laki-laki itu pindah ke arah Kalista, seolah tak menyangka ada yang berani melawan. Dia melepaskan cengkeramannya dari kerah Alvaro, lalu mendekati Kalista yang berdiri tegap di hadapannya. Kini, keduanya saling beradu pandang, bagai dua ekor harimau yang siap untuk berebut mangsa.

"Gak usah ikut campur!" geram laki-laki itu dengan suara berat yang mengandung ancaman. "Lo gak punya hak untuk memerintah atau menghakimi gue!"

Kalista menatap laki-laki di depannya dengan pandangan meremehkan. Sejak awal, ia memang tak berniat mencampuri urusan orang lain. Namun, melihat sikap sombong dan kejam laki-laki itu, perasaannya jadi terasa tertantang.

"Gue akan ikut campur kalau itu ada kaitannya sama teman-teman gue!" tegas Kalista, lantang dan percaya diri. Tak sedikit pun ketakutan terlihat dalam kedua matanya.

Laki-laki itu menatap takjub gadis di depannya ini,sedetik kemudian ia menatap remeh lagi Kalista."Lo gak tau siapa gue?",tanya laki-laki itu.

Kalista tersenyum miring."Lo gak sepenting itu buat gue kenal,"sarkasnya.

Laki-laki itu terlihat mengepalkan tangannya."Sebelum Lo bicara sesombong ini,Lo harus tau kalau gue gak pandang bulu buat hajar seseorang,"ujar Laki-laki itu memperingatkan.

Kalista mengangguk."Gue tau,terlihat dari cara Lo memperlakukan temen gue,jelas seperti manusia yang gak punya hati."

Beginilah Kalista,jika sudah merasa tertantang,ia akan mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Laki-laki itu terlihat emosi,ia lalu menarik kerah Kalista.Semua orang yang ada di sana menyaksikan itu dengan wajah tegang,begitu juga dengan Alvaro dan Tasya.Tasya ingin menolong Kalista,tapi ia juga takut terhadap laki-laki itu,begitu juga dengan Alvaro,ia sudah babak belur.

"Sialan! Lo mau gue hajar,hah?!",ujar laki-laki itu sudah terlihat emosi.

Kalista hanya menatap datar Laki-laki itu.

Ditatap seperti itu membuat laki-laki itu semakin emosi,baru kali ini ada yang menatapnya seperti ini.Biasanya orang-orang akan menatapnya dengan tatapan segan dan takut.

"Ayok! Katanya mau hajar gue? Kenapa diem hah? Lo takut?",ujarnya.

Laki-laki itu semakin mencengkram kuat kerah Kalista, amarahnya tak terbendung. Kalista sendiri merasa sesak akibat cengkraman itu, namun berusaha keras untuk menenangkan diri. Laki-laki itu mengangkat tangannya yang terkepal, siap menghajar wajah Kalista, sementara teriakan melengking bersahutan di sekeliling mereka.

Namun, Kalista sigap menahan tangan laki-laki tersebut sebelum sempat menyentuh wajahnya. Mengandalkan kemampuan bela diri yang dikuasainya, Kalista melawan dengan penuh semangat. Laki-laki itu tampak kewalahan menghadapi gadis tangguh yang berani lawannya itu. Saat ia lengah, Kalista segera mendaratkan pukulan mematikan ke wajah laki-laki tersebut. Dia mengerang kesakitan ketika pukulan Kalista tepat mengenai tulang pipinya.

"Oke, cukup sampai di sini. Gue gak mau lo mati kalau harus berhadapan sama gue," ujar Kalista tegas, lalu menarik tangan Tasya dan Alvaro untuk segera menjauh dari sana.

Laki-laki itu menatap Kalista dengan tatapan bercampur baur, campuran kemarahan dan kekaguman pada kekuatan gadis itu. Siapakah gadis berani yang berhasil mengalahkannya itu?

1
Alex
lanjut Thor seru bgtsss ceritanya
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
choco eskrim
Ceritanya cukup menari, tapi ada beberapa kata yang typo.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!