Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 9 - Di Rumah Seorang Mafia
Melihat pintu itu terbuka, Rilly dengan sendirinya berjalan mendekati. Meski di dalam hatinya terus berbisik bahwa dia tidak akan bisa dengan mudah kabur dari sini, tapi tetap saja Rilly ingin memeriksanya secara langsung.
Ketika sudah berhasil keluar dari dalam kamar itu, Rilly merakan hawa lega di dalam hatinya. Seperti bisa menghirup udara segar setelah cukup lama terkurung di dalam terowongan gelap.
Namun rasa bahagia itu seketika hilang ketika dia melihat banyak pria di ujung sana, kedua mata Rilly mendelik dan buru-buru masuk lagi.
Jadi melongok dan mengintip, memperhatikan bangunan luas ini dengan lebih teliti. Kamarnya seperti ada di lantai 2, dan sebanyak orang yang dia lihat di luar sana tak ada satupun yang wanita, semuanya pria.
Ya Allah. Batin gadis itu, dia tidak bisa leluasa bergerak karena lukka yang ada di punggungnya.
Rilly lantas membuang nafasnya dengan kasar, mau tidak mau akhirnya dia kembali masuk lebih dalam ke kamar tersebut. Akhirnya dia sendirilah yang menutup pintu kamar itu.
"Aku harus tetap hidup," gumam Rilly, hanya inilah yang ada di dalam benaknya. Sungguh, dia tidak ingin mati dengan cara seperti ini, di tangan Mafia. Tidak sebelum dia bisa mendapatkan maaf dari sang ibu, tidak sebelum dia bisa mengangkat wajahnya tinggi di hadapan pria badjingan itu, Louis.
Dengan langkah kakinya yang mulai nampak tegap, Rilly duduk di sofa dan mulai menyantap makanan yang di bawa oleh Frans. Perutnya yang kosong membuat Dia menghabiskan semua makanan itu.
Rilly juga mengambil obat oles, membawanya ke dalam kamar mandi dan mulai mengobati, meski begitu sulit untuk melakukannya sendirian, tapi pada akhirnya Rilly berhasil. Dia pun mengganti baju dengan yang telah disiapkan oleh para mafia itu.
Kini Rilly benar-benar sudah terlihat seperti bagian dari Black Venom, dengan bajunya yang dari atas sampai bawah berwarna hitam.
Benar seperti ucapan Frans tadi, setelah 1 jam pria itu pergi dan kini kembali untuk menjemput Cathlen.
"Cepat lah, aku akan memperkenalkan mu pada anggota yang lain," ajak Frans, dia hanya berdiri di ambang pintu ketika memanggil wanita itu.
Rilly tidak menjawab apapun, dia hanya menuruti dan keluar dari sana.
Frans berniat memperkenalkan Cathlen dengan anggota Black Venom yang lain, sementara Rilly berniat menghafal semua sudut ruangan ini dan mencari pintu keluar.
"Di dalam Black Venom, hanya kamulah satu-satunya wanita. Jadi tidak perlu merias diri, jika tidak ingin dianggap hinna," ucap Frans, bicara dengan nada meledek.
Namun Rilly lagi- lagi tidak menanggapi ucapan itu, wajahnya memang menghadap ke arah depan, tapi kedua matanya bergerak liar untuk mengamati tempat ini.
Benar saja, kamar Rilly berada di lantai 2. Rumah ini begitu megah, orang-orang akan menyebutnya sebagai mansion. Karena tempat ini bukan hanya digunakan untuk tempat tinggal semata, tapi banyak kegunaan yang lain. Bahkan saat Rilly mengawasi banyak pula dia lihat tempat berlatih untuk semua orang di sini.
Sesaat Rilly tercengang. Akhirnya dia benar-benar yakin jika ini bukanlah mimpi, kini dia benar-benar sedang berpijak di rumah seorang Mafia.
Astaghfirullahaladzim. Batin Rilly. mulai menyusun strategi pula untuk jadi penjilat, bersikap baik pada semua orang agar tetap aman saat berada di sini.
Tenang Ril, tenang.
Sekitar 30 orang pria sudah berkumpul di aula lantai 1 dan Rilly adalah satu-satunya wanita di sana.
"Dia adalah Cathlen, anggota Black Venom yang baru," terang Frans.
Semua orang bertepuk tangan, senang juga karena pada akhirnya di dalam mansion ini ada seorang wanita.
Rilly seketika merinding, namun dia tersenyum.
"Salam kenal, namaku Cathlen," ucap Rilly, senyum itu masih ada saja sampai membuat Liam di ujung sana menatapnya dengan tatapan yang intens.