Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Yasmin keluar dari kamar alvino, dengan perasaan senang. di balik sikap alvino yang kasar dan dingin, Yasmin senang karena suaminya itu masih menyimpan benda, pemberiannya dulu.
Setelah keluar dari kamar alvino, Yasmin pun memutuskan untuk melanjutkan berdzikir sambil menunggu, adzan subuh.
Rasa takut yang selalu menghantuinya, dapat hilang dengan mendekatkan diri, kepada sang Pencipta.
Waktu subuh pun tiba, Yasmin segera mengambil wudhu kembali, untuk menunaikan ibadah sholat subuh.
Dia pun memanjatkan doa, berharap Alvino dapat bersikap kembali seperti dulu. Dan kehidupannya pun tetap di berkahi, dan penuh dengan kebahagiaan.
Setelah selesai menunaikan ibadah sholat subuh, Yasmin pun memutuskan untuk membereskan apartemen Alvino.
Dia pun berinisiatif, membuatkan sarapan untuk alvino. sebab kebetulan Yasmin tahu, dengan makanan kesukaan Alvino.
Matahari pun terlihat memancarkan sinarnya, alvino yang sedang tertidur nyenyak pun, merasa terusik.
Alvino pun membuka matanya perlahan, dan melihat ke sekeliling yang ternyata sudah rapih dan bersih.
Di saat alvino tidur, Yasmin memang membersihkan kamarnya. sebab, saat berada di kamar alvino Yasmin melihat, jika keadaan di sana sangat kotor dan berantakan.
Alvino bangun dari tidurnya dan berjalan, menuju ke kamar mandi. dia hampir lupa, jika hari ini papahnya meminta alvino untuk menemuinya, di rumah sakit.
Kini, penampilan alvino terlihat lebih baik, dari pada waktu semalam. nampak wajah tampannya, terlihat lebih segar dan berkharisma.
Alvino pun berjalan menuruni anak tangga, dengan penampilannya yang terlihat santai. dia pun melihat ke sekeliling ruang tamu, seakan mencari keberadaan seseorang.
Alvino pun mengalihkan pandangannya, pada pintu kamar mandi yang terbuka. Yasmin keluar dari sana, dengan penampilannya yang terlihat cantik.
Yasmin pun tidak menyadari, jika alvino sedang memperhatikannya. dia dengan santainya berjalan, menuju ke ruang tamu untuk mengambil tasnya.
"Mau kemana, lo?" tanyanya ketus, menatap tajam Yasmin yang terkejut, dengan keberadaannya.
"A-al! Sejak, kapan kamu di sana?" pekik Yasmin terkejut.
Alvino tidak menjawab pertanyaan Yasmin, memilih berjalan dengan melewati Yasmin, begitu saja.
Yasmin terdiam, saat alvino kembali bersikap dingin. namun mulai saat ini, dia akan membiasakan diri menghadapi sikapnya, alvino.
"Aku, sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, al. Aku harap, kamu menyukainya." Yasmin membuka suaranya, saat melihat alvino berjalan ke dapur.
Alvino menghentikan langkahnya, dan menatap meja yang memang ternyata sudah ada sepiring nasi goreng, seperti kesukaannya.
Alvino melirik sekilas pada Yasmin, yang terlihat berharap bahwa alvino akan memakan, nasi goreng buatannya.
Namun ternyata perkiraan Yasmin salah. Alvino pergi dari dapur, tanpa menyentuh nasi goreng itu.
Yasmin yang melihat hal itu pun, tersenyum getir. " Sebenci, itukah kamu pada ku, Al. Sampai-sampai, kamu tidak mau memakan masakan, ku." ucap Yasmin dalam hati.
Hati Yasmin sangat sakit, saat melihat sikap alvino yang tidak menghargai usahanya. namun lagi-lagi, dia harus menguatkan hatinya, untuk menghadapi sikap alvino saat ini.
Tidak ingin mempermasalahkan hal itu, Yasmin pun memilih menyimpan nasi goreng itu. dia tidak akan membiarkan makanan buatannya, terbuang sia-sia.
Setelah menyimpan nasi goreng, Yasmin pun memutuskan untuk segera pergi. hari ini dia berencana akan melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan, yang memang sedang membutuhkan tenaga kerja.
Dengan hanya bermodal ijazah SMA dan keberanian, Yasmin mengambil keputusan untuk mencari kerja. sebab dia tidak mau, bergantung pada alvino yang masih membencinya.
"Mau kemana, lo?" Alvino menatap tajam Yasmin, yang sama-sama akan keluar dari apartemen.
Yasmin, menghentikan langkahnya. "Aku mau melamar kerja. Tolong izinkan aku, untuk. bekerja, ya?" jawabnya penuh harap.
Alvino menelisik penampilan Yasmin, yang menurutnya tidak cocok jika akan melamar, pekerjaan. "Melamar apaan? Pake baju aja, udah kayak mau ke pengajian!" gumam alvino ketus dalam hati.
Namun hal itu alvino jadikan sebuah rencana, untuk membuat Yasmin di permalukan oleh semua orang.
Maka dengan senang hati, dia pun mengizinkan Yasmin untuk melamar pekerjaan.
"Dari awal gue enggak peduli, dengan apa yang mau lo lakuin. Jadi terserah!" Setelah mengucapkan hal itu, alvino pun pergi keluar dari apartemen.
Yasmin pun mengikuti langkah alvino, yang juga sama-sama akan pergi.
Alvino sama sekali, tidak berniat mengantarkan Yasmin. alvino yang tidak memperdulikan Yasmin pun, meninggalkannya di parkiran apartemen.
Yasmin menghela nafas, melihat sikap alvino yang tidak peduli kepadanya. namun hal itu tidak membuat semangat Yasmin patah semangat, sebab dia yakin jika Allah akan menolongnya.
Dengan berbekal nama dan alamat perusahaan itu, Yasmin pun meminta tolong pada tukang ojek, untuk mengantarkannya ke sana.
Yasmin bersyukur, karena orang yang mengantarkannya sangat baik. "Terima kasih, pak. Sudah, mengantar saya ke sini. Ini uangnya, pak." Memberikan selembar uang, berwarna merah.
"Waduh, uangnya terlalu besar,mbak. Saya belum ada kembalian. Maklum baru narik, saya."
Yasmin tersenyum tipis. "Ambil saja semuanya, pak." sahutnya lembut.
Tukang ojek pun terlihat bingung, saat Yasmin memintanya untuk mengambil uang bernilai besar itu. "Maksudnya apa ya, mbak?"
"Ini uang, semuanya untuk bapak. Jadi, sekarang bapak ambil saja uang ini." jawabnya tersenyum tipis.
Tukang ojek pun tersenyum kikuk, merasa tidak enak hati jika harus mengambil uang yang bernilai besar baginya.
Dan karena desakan dari Yasmin, akhirnya tukang ojek itu mengambil uang, yang Yasmin berikan.
"Terima kasih, mbak. Semoga kebaikan mbak di balas oleh Allah. Dan saya juga do'akan, semoga mbak di beri jodoh yang baik, soleh dan juga kaya." ujar tukang ojek, tulus.
"Amin." Yasmin pun tersenyum tipis, mendengarkan tukang ojek yang mendoakannya.
Setelah berterima kasih, tukang ojek pun pergi dari sana. Yasmin pun berjalan memasuki perusahaan, berharap dirinya di terima bekerja di sana.
Yasmin berjalan menghampiri seorang security, tak lama kemudian Yasmin pun di minta untuk menemui kepala HRD.
"Selamat Yasmin, kamu di terima bekerja di sini, sebagai office girl." ucap kepala HRD bernama pak beni, mengulurkan tangannya.
Yasmin tersenyum senang, saat ternyata dirinya di terima kerja di perusahaan itu. Yasmin hanya menangkupkan kedua tangannya, sebagai balasan.
Sebab bagaimana pun juga, dia tidak ingin bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Pak beni tersenyum kikuk, saat uluran tangannya tidak di sambut oleh Yasmin. namun dia mengerti, dengan apa yang Yasmin lakukan saat ini adalah, untuk menjaga batasan antara mereka.
"Hari ini, kamu bisa mulai bekerja. Sebab, di perusahaan ini, sedang kekurangan office girl. Jadi saya harap, kamu bisa bekerja dengan baik, di perusahaan ini." ujar pak beni tegas.
Yasmin dengan senang hati, menuruti perintah pak beni. sebab, akhirnya dia bisa menghindari alvino untuk sementara.
"Baik, pak. Dengan senang hati, saya akan mulai bekerja." balas Yasmin tersenyum.
Pak beni tersenyum, melihat semangat Yasmin yang serius ingin bekerja. dia pun mengantar Yasmin, ke ruang khusus pegawai.
Yasmin pun di minta, untuk memakai seragam karyawan yang sudah, di siapkan perusahaan.
Meskipun beralih memakai seragam kantor, tidak melunturkan kecantikan Yasmin. dia pun memulai pekerjaannya, dengan membersihkan beberapa ruangan, yang akan di gunakan untuk rapat.
"Hai, kamu pegawai baru, ya?" Seorang perempuan berusia lebih dewasa menghampiri, dan tersenyum ke arahnya.