Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian para sahabat Angga
Kiara tersenyum canggung " Maaf kak,saya kira sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, karena sebelumnya saya sudah bertanya apakah Abang saya ada meninggalkan hutang pada Kakak semua atau orang lain,tapi kakak menjawab tidak,maka itu saya kira sudah tidak ada kepentingan lagi" jawab Kiara apa adanya.
" Kiara..kami sahabat almarhum Angga,dan kamu adalah adik kandung nya,maaf kami baru tau saat hari musibah itu, karena memang Almarhum tidak pernah menceritakan tentang siapa kamu pada kami,kamu boleh menganggap kami sebagai kakak kamu, seperti Angga.." ucap Moli tulus.
Kiara mengangguk seraya tersenyum" terimakasih kak untuk semua kebaikan kakak-kakak yang mau menganggap saya sebagai adik,saya tinggal di asrama kampus,kalau kakak-kakak ingin membicarakan sesuatu bisa melalui ponsel Abang aja" jawab Kiara sopan.
Moli mengaguk seraya tersenyum,ia mengusap lembut lengan Kiara,melihat wajah gadis cantik itu sendu, walaupun ia belum sempat memiliki Angga,tapi Moli cukup merasa bahagia karena walaupun Angga tau Moli menyukainya tapi pria tampan itu tidak pernah memanfaatkan Moli,bahkan Angga pernah berkata bahwa ia tidak ingin pacaran,ia ingin langsung menikah jika waktunya sudah tepat.
" Saya boleh kembali lagi ke teman-teman saya kak? Tanya Kiara sopan Setelah beberapa menit.
" Boleh, silahkan..tapi jangan terlalu kaku gitu dengan kami ya,anggap kami teman kamu kalau kamu ga bisa anggap kami kakak kamu" ucap putri lembut dan di angguki oleh Kiara.
" Insyaallah kak, terimakasih,Ara balik ke temen-temen ya, Assalamualaikum" ucap Kiara sopan,ia bahkan meraih tangan putri dan Moli,menyalami mereka dan mengecup takzim punggung tangan dua seniornya tersebut,membuat keduanya terkesiap juga terharu,merasa sangat di hormati oleh Kiara.
bahkan adik mereka saja belum pernah melakukan hal seperti itu, begitupun mereka yang belum pernah melakukan hal seperti itu pada kakak-kakak mereka, sungguh perbedaan yang sangat mencolok.
" Kiara...Irwan nitip salam" goda Aldo tiba-tiba saat Kiara sudah hampir meninggalkan mereka,membuat langkah Kiara terhenti.
" WaalaikumSalam..." jawab Kiara sopan,seraya tersenyum manis,ia kembali melanjutkan langkahnya menuju teman-teman nya,ratusan mata menatap kagum atas kecantikan alami Kiara,dan entah mengapa membuat Aldizar sangat tidak menyukai itu semua,ia mengepalkan tangannya kuat.
" Cie yang dapat respon baik gebetannya" goda Moli pada Irwan.
" Pepet terus bro " goda Aldo,membuat Irwan menggeleng dengan keusilan kakak tingkat nya itu.
" Awas Lo berani macem - macem sama Kiara,gue habisi Lo,gue udah anggap dia adik gue,kalo Lo suka sama dia jangan mainin dia" Andre mengultimatum Irwan yang di balas anggukan pasti oleh pria tampan tersebut,semua itu tak luput dari perhatian Aldizar.
" Jagan terpedaya dengan penampilan seseorang yang belum terlalu Lo kenal, takutnya tampangnya aja yang polos,kelakuan minus" ucap Aldizar tiba-tiba.
" Lo ngomong nya kok gitu Al, Almarhum Angga itu baik banget,ga mungkin dia punya adik yang jauh beda dengan dia" protes Andre tak terima dengan ucapan Aldizar.
" Udah..kita liat aja gimana kedepannya,kalau Irwan serius mau deketin dia ya silahkan aja,Irwan pasti bisa bedain Kiara mau di deketin karena latar belakang Irwan atau memang dianya yang ngerasa nyaman" ucap Aldo menengahi.
" Gue rasa Kiara itu cewek baik-baik,dan buat Lo Irwan..coba aja,tapi Jagan patah hati ya kalau di tolak,siapa tau dia ada kriteria sendiri,biasa anak-anak santri biasanya seleranya sama Gus atau ustadz gitu" ucap putri dan di angguki setuju oleh Moli.
" Angga nitipin dia ke gue,dia tanggung jawab gue" ucap Aldizar penuh penekanan.
"Lo bilang nya dia tanggung jawab Lo,tapi kayaknya dari kemarin-kemarin Lo ga ada bahas masalah dia,malah kayaknya Lo ga tau dia kuliah di sini" ucap Andre sedikit membantah ucapan Aldizar.
" Itu urusan gue" jawab Al asal.
" Jangan bilang Lo juga naksir sama dia ya Al,lebih baik Lo urus hubungan Lo sama Melly,kasian Kiara kalau sampai kena sasaran Melly karena Lo peduli Kiara,gue rasa Lo tau gimana posesif nya Melly ke Lo" ucap Aldo mengingatkan sang sahabat tentang sikap kekasihnya.
Putri dan Moli mengangguk setuju, mereka juga tau bahwa Melly sangat posesif pada Al,ia bahkan beberapa kali melakukan bullying dan mengancam para mahasiswi atau wanita lain yang berani mendekati Al.
Melly adalah seorang mahasiswi semester lima,dia terlahir dari keluarga terpandang dan juga seorang anak tunggal,sama seperti Aldizar, kebiasaan sejak kecil semua keinginan nya harus dipenuhi membuat ia bersikap arogan dan angkuh, wajahnya cantik dengan penampilan modis dan tubuhnya yang proporsional,Melly juga sering menjadi model di beberapa produk fashion milik keluarga Al,ia juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan lain.
Melly dan Aldizar telah di jodohkan sejak mereka remaja,dan itu semua atas permintaan Melly, kedua orang tua mereka menjalin kerjasama yang sudah sejak mereka belum terlahir ke dunia, kedua orang tua mereka adalah sahabat.
Kiara mendudukkan dirinya kembali di samping Sasa, yang di sambut tatapan penuh tanda tanya oleh teman barunya itu " kenapa mereka tiba-tiba manggil kamu?" tanya Sasa penasaran.
" Cuma nanya kabar aja,kebetulan kakak - kakak itu kenal dengan almarhum Abang aku" jawab Kiara apa adanya.
Sasa mengangguk,Kiara pernah bercerita tentang alasan ia tidak pernah keluar dari kamar asrama nya saat baru-baru memasuki asrama,itu karena ia masih dalam suasana berduka.
" Kamu jadi pindah ke kamar aku?" tanya Kiara pada Sasa untuk memastikan.
Sasa mengangguk cepat" jadi dong, rencananya nanti sehabis dari sini aku langsung pindahin barang-barang aku ke kamar kamu, karena kabarnya akan ada yang isi kamar itu" jawab Sasa .
Kiara mengangguk,ia percaya Sasa bisa dengan mudah melakukan itu, karena dari yang kiara tau Sasa juga lulusan dari sekolah menengah atas yang masih satu yayasan dengan kampus tersebut,namun cabang nya yang berada di Bali,kedua orang tua Sasa tinggal di Bali,namun ia asli Jakarta, bahkan nenek Sasa berada di jakarta,tapi gadis cantik itu memilih tinggal di asrama.
POV
" Kamu kenapa ga tinggal di rumah Oma kamu aja,kan enak tinggal bareng keluarga?" tanya Kiara beberapa hari lalu .
" Aku cuma pengen mandiri aja,lagian di rumah Oma aku itu ada sepupu aku juga,males aja tinggal gabung -gabung gitu,kalau di rumah kami aku ga bakal betah,sepi" jawab Sasa lucu.
" kamu ini ada-ada saja,memang nya saat di Bali kamu ga tinggal di asrama sekolah?" tanya Kiara lagi.
" Ga, mana mungkin mama sama papa aku ngasih izin,ini juga karena memang aku yang maksa dan kebetulan aku lulus jalur beasiswa" jawab Sasa apa adanya.
" kamu punya saudara kandung yang lain?"tanya Kiara.
Sasa mengangguk" punya,aku punya sepasang adik kembar, mereka sudah sekolah dasar kelas empat, di Bali" jawab Sasa .
Kiara mengangguk seraya tersenyum,ia membayangkan pasti keluarga Sasa sangat bahagia, karena mereka masih memiliki keluarga lengkap, bahkan mereka masih memiliki seorang nenek dan kakek,berbeda dengan dirinya yang tidak memiliki keluarga lagi,hidup sebatang kara,Bahakan Kiara tidak tau apakah kedua orang tuanya memiliki keluarga lain, karena memang mereka tidak pernah bertemu.
POV end.
Kiara tersenyum tipis, memikirkan tentang nasibnya yang begitu miris, terkadang ia berfikir apakah dirinya pembawa sial untuk orang-orang terdekatnya? namun Kiara dengan cepat beristigfar,ia percaya bahwa Allah lebih tau segalanya tentang Umat Nya.
Kiara menganggap dirinya masih beruntung bisa mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi,dan kedua orang tuanya juga meninggalkan tabungan yang cukup besar untuk dirinya,ia juga masih memiliki rumah di kota kelahirannya,rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Kiara membandingkan dirinya dengan nasib para anak jalanan yang ia temui Minggu lalu, nasib mereka lebih menyedihkan, kebanyakan dari mereka memang masih memiliki keluarga,tapi mereka harus bekerja keras untuk bisa makan,dan mereka bahkan tidak sempat mengenyam pendidikan formal,baik itu sekolah atau ilmu agama.
Miris memang,di zaman sekarang yang semakin canggih,tapi masih ada anak-anak yang tidak bisa sekolah,padahal kita melihat begitu banyak orang-orang yang hidup dengan bergelimang harta dan kekayaan, apakah mereka tidak pernah melihat ke bawah? Seperti apa nasib anak-anak yang akan menjadi generasi kedepannya.
Para orang-orang kaya itu seakan asyik dengan dunia mereka sendiri, walaupun tidak semuanya,dan untungnya masih ada di antara mereka yang masih mau berbagi.
Acara PKKMB yang menjadi awal para mahasiswa baru memasuki dunia perkuliahan akhir nya selesai, semuanya merasa sangat senang, mereka tinggal mengikuti acara hiburan nya yang akan di lakukan tiga hari kedepannya.
" Ra...kita tidak ditentukan pakai baju apa kan saat acara malam penutupan dan temu ramah nanti?" tanya Sasa pada Kiara, keduanya kini sudah berada di asrama kampus, rebahan di ranjang masing-masing.
" Sepertinya ga deh,tapi coba lihat aja besok, kalaupun ada pasti akan di umumkan di group,kan acara nya masih lusa malam" jawab Kiara yang di setujui Sasa.
" Ra.. gimana kalau besok kamu ikut aku ke rumah Oma aku,? besok kan Minggu,aku rencananya mau berkunjung ke rumah Oma " Sasa menawarkan Kiara untuk ikut dengan nya.
" Tapi aku besok udah ada janji ,lain waktu aja ya" jawab Kiara.
" Janjian sama siapa kamu Ra? bukan nya kata kamu di sini kamu ga ada siapa-siapa yang dekat dengan kamu?" tanya Sasa yang mulai menunjukkan ke khawatiran nya pada Kiara.
" Aku janjian sama anak-anak jalanan yang Minggu lalu aku temui sebelum ke pasar" jawab Kiara jujur.
" Oh...tapi kamu ingat jangan sembarangan percaya dengan ucapan orang ya,di kota sebesar ini tingkat kejahatan semakin tinggi,dan jangan mau kalau mereka ajak kamu ke suatu tempat,apapun alasannya" nasehat Sasa.
Kiara mengangguk patuh, ia juga tidak berani membantah ucapan Sasa,menurut Kiara sasa pasti lebih tau seperti apa hidup di kota besar,mengingat Sasa yang sudah terbiasa tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali.
" Kamu akan menginap di rumah Oma kamu?" tanya Kiara pada Sasa.
" Aku rencananya balik sore,atau mungkin nginap satu makan, kalaupun Oma maksa" jawab Sasa apa adanya,Kiara mengangguk.
****
Sedangkan di lain tempat, tepatnya di sebuah rumah mewah,sebuah keluarga tengah asyik menikmati makan malam seraya sesekali mengobrol ringan.
" Kapan Melly pulang Al?" tanya mama nya Aldizar,nyonya Atika Alexander.
" Tiga atau empat hari lagi ma" Jawab Aldizar tenang.
" Oh ya Al apakah kamu sudah mendapatkan laporan dari pihak kepolisian tentang kecelakaan yang menimpa temen kamu Angga?" tanya pria paruh baya, yang tak lain adalah papa nya Aldizar,tuan Abraham Alexander.
" Aku ga tanya lagi pa ke mereka,toh keluarga nya ga ingin menanyakan apapun" jawab Al tenang, karena memang Kiara sempat mengatakan bahwa ia tidak ingin memperpanjang kasus kecelakaan Abang nya.
Bahkan Kiara menolak bertemu dengan orang yang di duga menabrak mobil Abang nya,Kiara mengatakan bahwa ia merasa lebih baik tidak pernah bertemu dengan orang itu,ia takut ia akan sakit hati dan tidak bisa memaafkan orang tersebut.
" Memang nya Angga masih punya keluarga? Bukan nya kamu pernah bilang kalau kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat?" tanya mama Atika, karena memang beliau pernah bertanya tentang Angga pada sang putra.
" Aku juga baru tau ma, rupanya dia masih punya satu orang adik perempuan,taunya juga pas dia di rumah sakit,ya sekitar dua jam sebelum dia meninggal " jawab Al apa adanya.
" Ya Tuhan... kasihan banget adiknya,sudah sebesar apa adik nya Al?" tanya mama Atika semakin ingin tau.
" Sudah masuk kuliah tahun ini ma" jawab Al lagi.
" Ajaklah berkunjung ke rumah kita Al, kasihan dia yatim piatu,biar bagaimanapun Angga sempat beberapa kali menolong papa" ucap tuan Abraham tulus.
" Bener yang papa kamu bilang,kuliah di mana dia?" mama Atika semakin penasaran dengan cerita sang putra.
" Di kampus kita, katanya dia salah satu mahasiswi yang masuk jalur beasiswa,tapi aku ga tau dari mana asal sekolah lamanya, yang aku tau dia lulusan pesantren gitu" jawab Aldizar ,ia memang lumayan dekat dengan kedua orang tuanya.
kedua orang tuanya mengangguk " coba ajak ke sini ya,mama jadi penasaran" ucap mama Atika semangat.
" Nanti ma aku coba,tapi aku ga bisa janji" jawab Al cuek.
Mama Atika mencebikkan bibir nya mendengar jawaban sang putra, putranya itu memang selalu sulit dekat dengan perempuan,bahkan Aldizar hanya memiliki dua teman perempuan yaitu putri dan Moli dan dua sahabat laki-laki nya Andre dan Aldo,Aldizar bahkan tak terlalu dekat dengan Melly yang berstatus sebagai kekasihnya,jika bukan Melly yang selalu bersikap lebih agresif mendekati nya.
yuk lanjut Yo Thor....