Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 KMK
Arya dan cyntia menempati kamar dilantai atas, berdekatan dengan kamar yang kami tempati, awalnya kamar itu akan digunakan saat kami memiliki anak.
Pagi harinya seperti biasa aku akan menyiapkan sarapan untuk mas roy, sedangkan untuk menu sarapan yang lain aku serahkan pada bu sri. kewajibanku hanya melayani suamiku sedangkan yang lainnya biar di urus masing-masing.
"Pagi sayang" mas roy turun dan langsung menghampiriku yang sedang membawa dua piring nasi goreng, mengecup pipiku lalu membantuku membawa dua piring nasi goreng ke meja makan.
"Kenapa menu kita berbeda?" cyntia protes karena hanya ada roti dan selai di hadapan mereka, sedangkan aku dan mas roy memakan nasi goreng.
"Kalau kamu ingin makan yang lain, silahkan masak sendiri di dapur. Tugasku hanya memenuhi kebutuhan suamiku" jawabku tanpa menoleh ke arah cyntia, mendengar jawabanku mas roy menyatukan tangannya di atas tanganku yang berada di meja makan, memandangku lalu tersenyum manis, "Terimakasih ya sayang"
Cyntia yang merasa kesal langsung mengolesi rotinya sendiri, tanpa mempedulikan arya suaminya.
" Kapan kamu kembali ke perbatasan ar?" mas roy menoleh ke arah arya setelah semua selesai sarapan.
"Lusa mas" jawab arya singkat tanpa ekspresi
"Bukannya kamu cuti 2minggu ya? Ibu sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu" ungkap ibu.
"Maaf bu, arya harus segera kembali ke perbatasan, karena urusan arya sudah selesai disini dan arya sudah menepati janji ke ibu sekarang waktunya arya kembali" jawab arya pelan ke arah ibunya.
"Dan untuk kamu, saya tidak akan memaksamu untuk ikut saya ke perbatasan, tapi jangan khawatir saya tetap akan bertanggung jawab menafkahi kamu selama kita masih berstatus suami istri" ungkap arya sinis, tersimpan kebencian dari sorot mata yang arya pancarkan saat melihat istrinya.
Suasana sarapan pagi ini terasa dingin gak sehangat saat kami makan hanya berdua. "Kita berangkat ya sayang, hari ini mas yang akan mengantarmu ke kantor, kebetulan mas ada pertemuan searah dengan jalan menuju kantormu"
"Bentar ya mas, aku mau ambil tas kerja dulu di kamar" saat akan menaiki tangga mas roy mencegahku "Sayang tunggu disini aja, biar mas yang ngambil dikamar, nanti kamu kecapekan" usai mengatakannya mas roy langsung naik menuju kamar lalu turun dan menyerahkan tas kerja ke arahku.
"Bu aku dan dahlia berangkat kerja dulu ya" mas roy mencium tangan ibunya, karena aku menantu yang baik aku mengikuti suamiku mencium tangan ibu mertua. "Yuk sayang kita berangkat" mas roy merangkul pinggangku hingga menuju mobilnya.
"Mas ada yang aneh dengan sikap arya" tanyaku memulai pembicaraan di dalam mobil.
"Namanya juga nikah karena paksaan ibu sayang, yang jelas arya masih belum bisa menerima istrinya sepenuhnya. Mas bersyukur bisa menikahi wanita yang mas cintai" ungkap mas roy mengecup tanganku. Ih pagi-pagi dah membuat istrinya merona.
"Makasih ya mas" kucium tangan mas roy sebelum turun dari mobil.
"Nanti kabari mas kalau mau pulang kerja, kita pulang bersama, selamat kerja sayang" mas roy mengecup keningku, baru kemudian aku turun dari mobil.
Seperti biasa aku menjalankan rutinitasku yang sudah mulai numpuk karena sudah mulai memegang kendali, mau bagaimana lagi pak daniel mulai menyerahkan pekerjaannya dan memintaku yang menangani langsung, walau masih dalam pengawasan pak daniel.
"Pak, memangnya bapak gak sayang gitu buat ninggalin perusahaan ayah? Kan bapak yang selama ini memegang perusahaan ayah hingga sebesar sekarang" rayuku berusaha membuat pak daniel tetap disampingku.
Pletak...seperti biasa pak daniel selalu menyentil keningku sesuka hatinya. "Ini milikmu bukan milik saya, saya punya perusahaan sendiri dahlia. Selama ini saya hanya menjalankan amanah pak joko, karena saya menghormati beliau dan Sebagai rasa terimakasih saya terhadap beliau saya bersedia membimbing anaknya hingga 2 tahun, dan itu hanya tinggal beberapa bulan lagi, kamu akan resmi menjadi pemimpin perusahaan ini. Anita akan tetap menjadi sekretaris kamu nantinya, dia sudah mengetahui jika kamu yang nantinya akan memimpin perusahaan ini, saya harap kamu bisa bekerja sama dengan sekretarismu dengan baik"
"Tapi jika suatu saat nanti saya butuh bantuan pak daniel akan membantukan?" tanyaku penuh harap.
"Saya hanya bisa memberikan masukan pendapat, tapi semuanya tetap kamu yang harus memutuskan, kamu bisa langsung menghubungi saya, jika saya tidak sibuk saya akan membantumu" sahut pak daniel tanpa menoleh ke arahku.
"Kenapa harus lewat telepon? aku akan mendatangi pak daniel saat aku butuh nanti"
"Setelah kamu resmi memimpin perusahaan, saya akan menetap ke negara s karena perusahaan pusat milik saya berada di negara s"
"Jauh banget pak, emang gak kangen sama aku?"
"Kerjakan tugasmu dahlia, jangan banyak tanya, saya pusing dengar celotehanmu itu!!!"
"Iya maaf pak" aku kembali fokus mengerjakan tumpukan dokumen yang sudah tersusun rapi seperti menara. Huff..berat banget ya jadi pemimpin kirain kerjaanya santai tinggal tanda tangan, ternyata ribet dan memusingkan karena harus super teliti agar gak ada kesalahan sekecil apapun.
"nih pak sudah saya kerjakan, silahkan bapak cek" kuserahkan berkas yang sudah aku kerjakan dan sudah aku periksa tadi.
"Bagus, taruh di atas kerja nanti akan saya periksa hasilnya. Kamu sudah mulai cepat mengerjakan tugasmu, lain kali kurangi bicara, karena akan mengurangi waktu dalam mengerjakan semua pekerjaan"
Kurenggangkan ototku yang kaku karena dari pagi hingga siang aku harus duduk di meja kerja karena tumpukan berkas dan dokumen perusahaan.
"Pak saya ijin keluar dulu mau makan siang" pamitku hendak keluar ruangan.
"Saya sudah pesan makan siang untuk kita, kamu makan sambil mengerjakan proposal untuk besok" astaga naga jam makan siang juga harus kerja. Kutepuk keningku lalu kembali duduk menatap laptop yang baru menyala kembali.
"Jangan banyak mengeluh!!!"
Tok..tok..tok.. "Permisi pak, saya mau mengantarkan makan siang pesanan bapak" seorang Ob datang membawa dua bungkusan.
"Tolong letakan saja di atas meja" setelah meletakan makanan di meja, dia langsung undur diri keluar ruangan.
"Kita istirahat dulu buat makan, setelah itu kamu bisa menunaikan kewajibanmu, lalu kembali bekerja" ungkap pak daniel melangkah kearah sofa untuk menikmati makan siang kami.
"Terimakasih pak untuk tugas-tugasnya" akupun ikut melangkah menuju sofa lalu membuka menu yang dipilih pak daniel.
"Gak ada menu lain apa pak?" alamak gini nih kalau yang pesan makananannya pak daniel, isinya salad sayur dan salad buah.
"Ini menu makan siang saya dahlia, punyamu yang satunya" saat membuka bungkusan yang satunya mataku langsung berbinar lega, menunya kesukaanku, apa lagi kalau bukan ayam bakar.
"Terimakasih ya pak, gak nyangka bapak tahu aja kesukaan saya" ucapku sedikit nyengir
"Saya tahu semua tentang kamu" jawab pak daniel cuek, membuatku kaget gak percaya, seorang daniel bisa memahami anak buahnya.
"Saya jadi tersanjung dengar ungkapan bapak"